Dari senin sampai jum’at anak harus rela bersabar menunggu
orangtuanya sibuk bekerja. Ia kadang teracuhkan oleh pekerjaan kita. Ayah yang
pergi ke kantor dari pagi hingga ketemu malam, dan ibu yang sibuk dengan
pekerjaan rumah tangganya. Sungguh yang punya kesabaran cukup tinggi seharusnya
anak bukan orangtuanya, sebab ia harus bersabar untuk bermain sendirian.
Beruntunglah saya dan suami karena masih bisa intens bertemu
Naqib. Kami tinggal di kota kecil Ambon, yang bapaknya dapat menuju kantor hanya
10 menit nggak pake macet. Anak saya bisa sering melihat bapaknya, ketika Naqib
bangun dia bisa mengantar Abahnya sampai depan pintu untuk pergi ke kantor, jam
11 siang abahnya sudah pulang untuk makan siang, sore hari sebelum jam 5
abahnya sudah dirumah. Waktu berkumpul kami lebih intens. Rumah kami yang
mungil pun memudahkan Naqib untuk bisa sering melihat ibunya memasak atau
mengerjakan pekerjaan rumah. Walaupun pertemuan kami yang cukup intens, Naqib
tetaplah butuh bermain yang lebih lama dari biasanya. Karena usia-usia emas
seperti Naqib butuh sekali benda-benda yang harus dia eksplore kegunaannya, dia
harus berfikir lebih banyak tanpa harus dituntut berfikir *maksudnya memberinya
pelajaran yang belum saatnya diberikan misalnya belajar berhitung, menulis
dll*, dia harus berani mengungkapkan apa yang ia inginkan. Dan banyak lagi
kebutuhan yang harus ia penuhi ketika masa-masa emasnya.
baca juga : Manfaat pijat bayi
baca juga : Manfaat pijat bayi
Selain memberinya waktu lebih lama bermain dengan
teman-temannya dirumah, *sementara ibunya bisa sambil rujakan, ngobrol
haha..hihi dengan ibu-ibu sebaya* saya juga sering mengajaknya bermain dirumah.
Alhamdulillah, dengan seringnya saya mengajak ngobrol Naqib tidak terlambat
berbicara. Di usianya yang ke 2 tahun, kosakatanya sudah cukup banyak dan
bicaranya jelas, bahkan menginjak 3
tahun kata-katanya semakin kritis. Sayapun kadang susah mengimbangi cara
berfikirnya yang kritis misalnya, ketika Naqib melihat kadal, dia bertanya.
“Bu itu apa?”
“Itu kadal”
“Bukan cicak?”
“Bukan nak,”
“Itu cicak..”
“Bukan itu kadal”
“O mirip ya..” ya untuk sementara saya bilangnya mirip dulu,
nggak mungkin menjelaskan mereka berbeda tempat tinggal. Secara kadal nggak
dirumah sedangkan cicak iya.
Selain bermain dirumah dengan teman-temannya, atau dengan
orangtuanya. Setiap akhir pekan saya juga sering mengajaknya bermain di
playground di sebuah mall di kota Ambon. Playground tempat Naqib bermain
terdapat banyak mainan yang dapat ia mainkan sesukanya tanpa mengenal waktu,
hanya membayar Rp.20.000 Naqib boleh bermain sepuasnya, bahkan dari buka sampai
menjelang tutup lagi juga boleh. Asal kuat aja main lama-lama disana hehe. Lalu
mengapa saya menyempatkan untuk mengajaknya bermain di playground? Karena dengan
bermain di playground Naqib dapat menemukan apa yang dia butuhkan,
diantaranya..
- Dia bisa mengeksplor kreatifitasnya dalam berfikir, misalnya dengan bermain susun-susunan. Ia bisa membentuk apapun yang ia inginkan. Saya pun sambil mengawasi bisa ikut membuatkannya bangunan. Terus suami saya komen deh, “Lah ini emaknya jadi ikutan main hihihi”
- Saya dapat mengajarkan warna lebih intens karena mainan di playground ini warnanya sangat mencolok. Syukurlah Naqib sudah bisa mengenal warna dengan baik sehingga ia tidak kesusahan ketika saya menanyakan apa warna mainan yang ia pegang.
- Naqib akan dapat mengenal lebih banyak teman-teman seusianya karena playground biasanya ramai anak-anak bermain. Awalnya Naqib malu-malu, lama-lama juga malu-maluin wkwk.. dia jadi sok-sok kenal, terus ngajakin temennya main bareng. Ngekor teman barunya kesana-kemari.
Ga ngerti ini bocah main apa ya,.. |
Bongkar pasang |
Main puzzle |
- Kosa katanya akan semakin banyak, karena selain tangannya gerak, mulutnya juga ikutan ngoceh, namanya anak-anak kan imajinasinya kemana-mana. Misalnya main ikan-ikanan, itu tuh ya sambil mancing dia sibuk berceloteh “Yaaah ikaaaannya lepas,” “Waah ada paus”, “Waaah ikannya besal ya bu”, “Bu sini main.. main ayooo!!” heboh pokoknya.
- Tubuhnya bergerak aktif, semua indranya bekerja. Lari sana-lari sini, pokoknya nggak bisa diem. Anak yang bergerak aktif menandakan dirinya sehat, dan semakin banyak bergerak dia akan semakin sehat.
sibuk ngobok-ngobok ikan |
Bisa baca buku juga |
Habis mancing ikannya dimasak dah |
yeee, ini jadi tengkulak ikan ya? |
- Naqib banyak mengenal bentuk dan jenis mainan. Karena di playground biasanya terdapat berbagai macam jenis mainan yang dapat dimainkan. Nanti biasanya selepas pulang dari playground Naqib akan bercerita, “Tadi Naqib main ini.. itu. seru deh bu, nanti kita main lagi ya” tentu akan mengasah memorinya dalam mengingat dan berfkir.
Dan yang lebih penting saya pun bisa me time, anak puas main
ibunya bisa pergi sebentar ke toko buku atau buka-buka ponsel. Dan sepulang
dari bermain di playground Naqib akan tertidur lelap. Jadi, kalau pergi ke Mall
jangan lupa sempatkan untuk main di playground ya moms. Dan di bawah ini saya sempat mengabadikan Naqib bermain di playground yang berbeda.
Wah, naqib pintar dan lucu. ^_^ Semoga jadi anak sholeh
ReplyDeleteAmiiin.. Makasih bunda Nisa 😘😘
DeleteLucunya. :D Pintar dan aktif, ya?
ReplyDeleteIya mba ga bisa diam hihihi 😜😍
DeleteBisa main, belajar, sekaligus bersosialisasi ya?
ReplyDeletePaket komplit 😂👍
DeleteWh pinter ya mba.. playgroundnya muraahhhh
ReplyDeleteMuraaah pake banget wkwkwk, maklum aja mainannya mainan murah soalnya 😀
DeleteAnakku jarang sih mba Amanda main di playground. Mungkin karena tak terbiasa ya jadi jadi kurang nikmati. Manfaatnya teryata bagus juga ya :)
ReplyDeleteMungkin ada arena bermain yg lain yg lbh menarik kali mba hihihi 😅
DeleteTempat bermainnya enak banget. Anak-anakku juga pasti betah diajakin ke sana
ReplyDeleteNamanya anak seneng main pasti betah dimana aja ya mba hihihi
DeleteAnakku juga suka main di playground, banyak sih manfaatnya seperti yg mb amanda tuliskan. Yg penting tetap diawasi
ReplyDeleteSudah tentu bu.. ����
Delete