Kamu pasti nggak akan percaya kalau saya
tulis judul diatas, tapi kenyataannya memang begitu. Coba kita tarik garis
lurus ke belakang dari semenjak Indonesia merdeka, kenapa Indonesia di jajah?
Adalah sebab Belanda, kenapa Belanda datang ke Indonesia? Karena ingin
menguasai negara ini, kenapa ingin menguasai negara ini, sebab rempah-rempah
bernama cengkeh dan pala. Dulu kenapa Belanda ingin sekali menguasai cengkeh
dan pala, sebab harganya lebih tinggi daripada emas. Oke.. cengkeh dan pala
dulu tumbuh dimana? Di Maluku, tepatnya? Di Banda Neira. Jadi dimana Belanda
mencari cengkeh dan pala? Tidak lain di Banda Neira, sebuah pulau terpisah dan
terpencil dari pulau Ambon. Kalau ingin kesana juga harus naik kapal selama 8
jam, atau naik pesawat perintis kurang lebih 1 jam.
Banda Naira letaknya di kepulauan Maluku
tengah, tapi masih masuk wilayah Maluku. Potensi sumber daya alamnya luar
biasa, ada yang pernah bikin meme begini, “Jangan mati sebelum ke Banda” saya
rasa memang ada benarnya, di Banda kamu bisa dapat banyak informasi tentang
penjajahan bangsa Indonesia, sebab dulu memang awal mula penjajahan dimulai
dari sini. Tidak hanya itu, kalau kamu bercita-cita mati pengen masuk surga,
datanglah ke Banda, setetesnya ada di sini. Banda itu walaupun kota yang
sangaaat sederhana, indahnya luar biasa.
Menurut sejarah, Eropa mengendus
keberadaan cengkeh dan pala dari para pedagang Melayu, Cina dan Arab yang
datang melakukan perdagangan di Banda. Ketiga bangsa itu, datang ke Banda
dengan itikad baik, ga macem-macem. Mimpi buruk pun mulai menyergap warga
Banda, ketika Eropa mulai ingin memiliki rempah-rempah itu.
Wangi cengkeh dan pala saat itu nilainya
lebih tinggi daripada emas, rempah-rempah itu konon dapat menjadi pengawet
alami bagi makanan. Eropa kemudian menyusun siasat dan mengirim seluruh
armadanya untuk mencari sebuah pulau dimana letak Banda Naira itu berada.
Singkat cerita, Eropa ingin menguasai Maluku. Jadi saat itu Inggris, Portugis,
Belanda rebutan tuh pengen bisa dapatin rempah-rempah dari Maluku Tapi yang
paling berkuasa memang Belanda, hadeeuh.. Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (Manhattan, New York) agar
bisa mengusir Inggris dari kepulauan
tersebut.
this is it, Banda Neira, foto diambil teman saya Chandra dari ketinggian gunung api Banda |
Belanda rela menyusun siasat jahat untuk
membunuh seluruh masyarakat Banda, agar tanah itu bisa dikuasai, alhasil 60% dari
seluruh penduduk Banda habis dibunuh. Bahkan, ketika Coen si pembunuh sadis
orang-orang Banda menjadi gubernur Batavia, ia masih memikirkan bagaimana
caranya Maluku mau menjual rempah-rempahnya dengan harga rendah. Jiee, Maluku memang talalu manis, sampai
akang seng bisa lupa e :p
Indonesia memang tidak bisa dipisahkan
dari Banda, sebab Bandalah Indonesia ada, kalau Banda ga ditakdiran Allah ada
di Indonesia, mungkin kita nggak akan bisa menyebut negara ini Indonesia.
Buah ini yang menjadi rebutan bangsa Eropa. PALA |
Bahkan kalau kita melihat buku sejarah,
sebagian besar isinya tentang kemerdekaan, nggak jauh-jauh dari Portugis,
Inggris, Belanda dan Jepang. Nggak jauh-jauh bagaiman pahlawan-pahlawan kita
bertarung memperebutkan kembali bangsa ini dari tangan penjajah, ini sebab
rempah-rempah yang tumbuh subur di tanah Maluku. Bahkan ada meme dengan bahasa
Maluku seperti ini, “Kalau Maluku seng
batanam cengke, pelajaran sejarah seng sesulit ini” Kalau Maluku nggak
nanam cengkeh, pelajaran Sejarah nggak akan sulit kayak gini. Pasti ngerti kan
maksudnya apa?
Baru-baru ini, saya mendengar akan ada
film bertema Sejarah yang akan mengangkat sejarah pulau Banda ini, judulnya ‘Banda
the dark forgotten trail’ adalah sebuah karya film panjang dokumenter yang diproduksi oleh LifeLike Pictures, yang
diproduseri oleh Sheila Timothy dan
Abduh Aziz, naskah ditulis oleh Irfan Ramli (penulis Cahaya Dari
Timur, Surat Dari Praha dan Filosofi Kopi 2), dan disutradarai oleh Jay
Subyakto. Departemen kamera dipimpin oleh sinematografer Ipung Rachmat Syaiful dengan didukung oleh second unit
camera Davy Linggar dan Oscar Motuloh. Banda The Dark Forgotten Trail
menjadi film panjang pertama Jay Subyakto.
Jay
membuat film ini dengan tujuan orang-orang Indonesia melek sama sejarah dan
tidak melupakan sejarah, karena dari Banda penjajahan dimulai, perbudakan
pertama dimulai, dan pembantaian penduduk Indonesia pertama dimulai. Sayang,
ada kesalahan fatal yang mereka ucapkan, bahwa setelah Coen memerintahkan untuk
membunuh masyarakat Banda, disana tidak ada lagi penduduk banda yang tersisa
sampai sekarang. Satupun, sehingga sekarang kita tidak bisa melihat lagi orang
asli Banda itu seperti apa? Jay mengatakan, dia punya data yang kuat. Saya
menyayangkan, datanya dapat dari siapa? Apakah sudah tanya dengan banyak orang
Maluku? Kalau hanya syuting 3 minggu ya nggak akan dapat info apa-apa. Coba tinggal
lama di Maluku kayak saya *eh..
Tulisan ini kemudian dihapus dan diedit, untung punya simpanan buktinya :p Gotchaa! |
Faktanya!
Faktanya, masih banyak orang-orang Banda yang hidup sampai sekarang.
Mereka punya marga Lonthor, Salamun, Rumra, Lawaitaka, Latar, Borut, Sairun, Sanmas,
Uar, Suat, Suatrat dll. Loh… saya sendiri loh punya temen
orang Banda. Itu tandanya orang Banda masih ada kan?
Sebelum pembantaian masyarakat Banda
berjumlah kurang lebih 14rb orang (ini versi Belanda, sebab tidak ada yang tahu
pasti jumlah masyarakat Banda saat itu), kemudian Coen kejam memerintahkan
pembantaian keji dan akhirnya hanya
menyisakan sekitar 480 orang warga Banda (ini versi Belanda juga). Orang-orang Banda yang masih tersisa
melarikan diri dengan menggunakan kole-kole ke pulau-pulau lain di Maluku
seperti Maluku Tenggara, bahkan pergi keluar Maluku demi menghindari
pembantaian berlanjut Coen. Setelah pulau Banda kosong, Coen mendatangkan orang
dari berbagai suku untuk bekerja disini. Umumnya mereka dari bangsa Bugis,
Makassar, Melayu, Jawa, dan Cina, mereka menjadi budak untuk bekerja dikebun
pala.
Anak-anak Banda, tidak ada yang paling identik seperti orang Maluku pada umumnya |
Itulah sebabnya kalau kalian ke Banda, wajah-wajah
penduduknya lebih mengarah ke Jawa dan Makkasar, karena mereka perpaduan dari
banyak bangsa itu sendiri. Sebab orang-orang asli Banda sudah banyak yang tidak
menetap lagi di pulau itu, kalau ada pun hanya beberapa saja, sisanya menyebar
di kepulauan Maluku. Ini beneran, waktu saya ke Banda saya tidak menjumpai
orang-orang berwajah Maluku, tidak ada yang berkulit hitam dan bergaris wajah
keras seperti orang-orang Maluku, kalaupun ada nggak banyak. Mungkin inilah
yang membuat Jay sebagai sutradara menarik kesimpulan, bahwa orang-orang Banda
telah habis sama sekali dibantai Belanda. Faktanya, mungkin Jay tidak mau
mencari orang-orang yang memiliki marga Banda.
Kalau kamu ingin tau sejarah bangsa ini, datanglah ke Banda. |
Maka, jika ingin mengetahui seperti apa
orang Banda itu, kenalilah dari marganya. Dan marga-marga ini masih ada
menyebar tinggal di Maluku. Ini bukti kuat kalau orang Banda masih ada dan idak
dibantai habis oleh Belanda.
Mungkin sebelum nonton film ini kita
betul-betul harus membaca sejarah, agar tak salah mengenali seperti apa bangsa
ini dulunya, jangan sampai kesalahan ini malah membuat bangsa lain tersinggung
sebab data yang minim lalu dipertontonkan orang banyak. Dan Maluku berbanggalah
memiliki Banda Neira, HOROMATE!
Orang Bekasi yang pernah tinggal di Maluku
230717
foto2 : Chandra kusuma w *soalnya kamera dia paling keren pada jamannya :p
Film Banda itu pemainnya adalah anaknya beta teman. Senang deh kalau Banda semakin terkenal ya
ReplyDeleteIyes. . Padahal dulu mah apa atuh hihi
DeleteWah saya baru tahu ttng Banda mbak *nutup muka.
ReplyDeleteJadi penasaran ingin nonton filmnya
Boleh nonton tp jgn ditelan bulat2 filmnya. Takut ada fakta yg melenceng
Deleteyang tidak percaya siapa tuh ? saya di papua dan tentu banda itu ada dan beranak turunan. pos mantabb!
ReplyDeleteHooh, dankje su mampir kk
DeleteSaya kira banda itu cuma di aceh mbak ternyata di maluku juga ada, mungkin karena kedangkalan ilmu saya., Tapi memang benar kalau kawasan di maluku memang kaya akan rempah-rempah terutama banda.
ReplyDeleteTp saya bingung sama komen kamu, katanya baru tau ada Banda tp kok tau Banda penghasil rempah2 *bingung
Deletewow terposa dengan pesonanya neira. berapa ya tiket kesananya ya
ReplyDeleteYaaa mayan lah bisa buat DP motor jg
DeleteBanda menyimpang banyak pesona ya Mba, itu pulau Naire bagus bangeet.. pengen ke sana suatu hari nanti
ReplyDeleteArtikel mba amanda asik..
ReplyDeletePenulis naskah dan sutradara film banda the dark forgotten traill harus dan wajib baca..
Coba dimention orangnya hihihi
DeleteMba itu murni kesalahan editor bukan sutradara maupun penulisannya. Krna tdk semua omongan mas jay d kutip hanya sebagian.
ReplyDeleteTrima kasih inputnya. Film ini pure ttg jalur rempah bukan ttg banda asli/tdk. Jangan krna hanya ksalahan media film ini pun d ragukan. Akan lbh bijaksana bila d tonton dulu baru berkomentar. Film yg penuh dg sejarah indonesia. Recommended dh buat d tonton anak muda ;) trma kasih
Mba itu bukannya statment Yg di Kekuarkan Oleh Jay Subyakto Pada Media bisnis.com yg Di temui Pada Diskusi Kmrn Yg di wakili Oleh Beberapa Anak Asli Banda Bahwa omongan dia Itu Di ambil Dari Narasumber. Dan Sampai Saat Ini Blm Ad Permohonan Maaf atau Klarifikasi Dari Pihak sutradara Jay, makannya anak2 Banda marah
DeleteUdh d klarifikasi. Dia blg susah di temui warga asli di banda. Krna mmg stelah genoside separuh masyatakt lari dri banda, menyebar ke berbagai daerah. Kmudian media itu juga kan sdh klarifikasi.
DeleteBtw hari ini pemutaran filmnya. Apakah sdh d tonton? :)
Oiya koreksi bukan anak2 banda. Tapi banda ely (key). Krna masyarakat banda sangat mendukung film tsb.
DeleteMba raihana uzda,,sebenarnya ga susah kalo memang mau niat nyari mba,,di kampung salamun itu masih ada orang asli keturunan banda,,mereka kakak beradik,,yg kakak nelayan,yang adik skrg ketua RT di kampung itu,,namanya Rakib (kakak)& efi(adik).terima kasih
DeleteBANDA The Dark Forgotten Traill
ReplyDelete"Genosida/Pembantain dan Perbudakan pertama di Nusantara"
Masyarakat BANDA (asli) dibantai, diusir keluar dari BANDA dan akhirnya Mereka Hijrah ke Semenanjung Tenggara,Seram, serta kepulauan lainnya yang ada di Maluku serta ada juga yang keluar dari wilayah kepulauan Maluku.
Jadi sangatlah jelas bahwa ;
Yang dibantai dan diusir adalah Masyarakat Asli BANDA, dan yang diperbudak dan akhirnya menetap sampai saat ini adalah para tawanan yang didatangkan oleh Portugis dan Belanda dari luar Maluku untuk dipekerjakan sebagai budak dan buruh pemetik Pala.
Diusir bukan berarti habis sama sekali kan keturunannya?
DeleteTulisan yang menarik, asyik dibaca dan banyak informasinya. Aku sendiri tertarik lho nonton film Banda setelah membaca fakta sejarah. Semoga jadi cermin bagi bangsa kita agar tidak minder dan memuja bangsa barat banget sampai gimana gitu, karena dalam sejarahnya nenek moyang imperialismenya mereka ini sangat serakah dan kejam. thanks for sharing dan memperbaiki informasi yang ada...
ReplyDeletePokoke sejak tau sejarah bangsa ini. Rasa cinta saya buat Indonesia besaaaar
DeleteBenar, jangan lupakan sejarah. Menolak lupan
ReplyDeleteMenolak lupa mas, ngetik jgn buru2
Deleteorang banda asli kayak apa mbak raut mukanya ia? itu yg di tampilin muka jawa pengen tahu , baca ini kok jadi ingin ke banda , tapi ngepet dulu pitinya wwkkwkwk
ReplyDeleteGih sono nabung dulu -_-
DeleteMenarik nih baca sejarah begini.. Ah, krn ceritamu ttg banda, maluku, aku bener2 pgn bgt bisa traveling ksana.. Thn depan insya allah bisa lah kesana, planning in dr skr cutinya :)
ReplyDeleteBuah pala ternyata gede2 juga yaa.. Aku taunya buah pala yg Udh jd manisan mba :)
Ayoooo barengan aku yok perginya mba ke Malukunya. Aku jg pasti kangen kesana lagi 😅
Deletewaah keren yaa sejarahnya... aku pernah dengar tapi tidak sekintens ini ceritanya.
ReplyDeleteTerbayang jg masa keemasan cengkeh dan pala
waaah
Besok klo ke Maluku dilamain mba mainnya biar bsa ke Banda 😃
Deletepedih memang kalau kita mengulik kembali sejarah penjajahan belanda di Indonesia.. Anyway, banda neira pulaunya cantik, secantik namanya..
ReplyDeleteHuum Neira pulaunya indah, dan bersih. Sayang kawasan heritagenya kurang terawat
DeleteHuum Neira pulaunya indah, dan bersih. Sayang kawasan heritagenya kurang terawat
Deleteehem yang lagi di foto ;D
ReplyDeleteEheem
DeleteMasih ada orang banda asli yg sampai saat ini masih tinggal dan menetap di banda naira,,
ReplyDeleteBetul sekali :)
Delete