Saturday, 22 July 2017

Tidak Ada Banda, Tidak Ada Indonesia



Kamu pasti nggak akan percaya kalau saya tulis judul diatas, tapi kenyataannya memang begitu. Coba kita tarik garis lurus ke belakang dari semenjak Indonesia merdeka, kenapa Indonesia di jajah? Adalah sebab Belanda, kenapa Belanda datang ke Indonesia? Karena ingin menguasai negara ini, kenapa ingin menguasai negara ini, sebab rempah-rempah bernama cengkeh dan pala. Dulu kenapa Belanda ingin sekali menguasai cengkeh dan pala, sebab harganya lebih tinggi daripada emas. Oke.. cengkeh dan pala dulu tumbuh dimana? Di Maluku, tepatnya? Di Banda Neira. Jadi dimana Belanda mencari cengkeh dan pala? Tidak lain di Banda Neira, sebuah pulau terpisah dan terpencil dari pulau Ambon. Kalau ingin kesana juga harus naik kapal selama 8 jam, atau naik pesawat perintis kurang lebih 1 jam.

Banda Naira letaknya di kepulauan Maluku tengah, tapi masih masuk wilayah Maluku. Potensi sumber daya alamnya luar biasa, ada yang pernah bikin meme begini, “Jangan mati sebelum ke Banda” saya rasa memang ada benarnya, di Banda kamu bisa dapat banyak informasi tentang penjajahan bangsa Indonesia, sebab dulu memang awal mula penjajahan dimulai dari sini. Tidak hanya itu, kalau kamu bercita-cita mati pengen masuk surga, datanglah ke Banda, setetesnya ada di sini. Banda itu walaupun kota yang sangaaat sederhana, indahnya luar biasa.
 
Banda Neira itu letaknya disitu yang ditunjuk suami saya :p


Menurut sejarah, Eropa mengendus keberadaan cengkeh dan pala dari para pedagang Melayu, Cina dan Arab yang datang melakukan perdagangan di Banda. Ketiga bangsa itu, datang ke Banda dengan itikad baik, ga macem-macem. Mimpi buruk pun mulai menyergap warga Banda, ketika Eropa mulai ingin memiliki rempah-rempah itu.
Wangi cengkeh dan pala saat itu nilainya lebih tinggi daripada emas, rempah-rempah itu konon dapat menjadi pengawet alami bagi makanan. Eropa kemudian menyusun siasat dan mengirim seluruh armadanya untuk mencari sebuah pulau dimana letak Banda Naira itu berada. Singkat cerita, Eropa ingin menguasai Maluku. Jadi saat itu Inggris, Portugis, Belanda rebutan tuh pengen bisa dapatin rempah-rempah dari Maluku Tapi yang paling berkuasa memang Belanda, hadeeuh.. Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (ManhattanNew York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut. 

this is it, Banda Neira, foto diambil teman saya Chandra dari ketinggian gunung api Banda

Belanda rela menyusun siasat jahat untuk membunuh seluruh masyarakat Banda, agar tanah itu bisa dikuasai, alhasil 60% dari seluruh penduduk Banda habis dibunuh. Bahkan, ketika Coen si pembunuh sadis orang-orang Banda menjadi gubernur Batavia, ia masih memikirkan bagaimana caranya Maluku mau menjual rempah-rempahnya dengan harga rendah. Jiee, Maluku memang talalu manis, sampai akang seng bisa lupa e :p
Indonesia memang tidak bisa dipisahkan dari Banda, sebab Bandalah Indonesia ada, kalau Banda ga ditakdiran Allah ada di Indonesia, mungkin kita nggak akan bisa menyebut negara ini Indonesia.

Buah ini yang menjadi rebutan bangsa Eropa. PALA


Bahkan kalau kita melihat buku sejarah, sebagian besar isinya tentang kemerdekaan, nggak jauh-jauh dari Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Nggak jauh-jauh bagaiman pahlawan-pahlawan kita bertarung memperebutkan kembali bangsa ini dari tangan penjajah, ini sebab rempah-rempah yang tumbuh subur di tanah Maluku. Bahkan ada meme dengan bahasa Maluku seperti ini, “Kalau Maluku seng batanam cengke, pelajaran sejarah seng sesulit ini” Kalau Maluku nggak nanam cengkeh, pelajaran Sejarah nggak akan sulit kayak gini. Pasti ngerti kan maksudnya apa?


Baru-baru ini, saya mendengar akan ada film bertema Sejarah yang akan mengangkat sejarah pulau Banda ini, judulnya ‘Banda the dark forgotten trail’ adalah sebuah karya film panjang dokumenter yang diproduksi oleh LifeLike Pictures, yang diproduseri oleh Sheila Timothy dan Abduh Aziz, naskah ditulis oleh Irfan Ramli (penulis Cahaya Dari Timur, Surat Dari Praha dan Filosofi Kopi 2), dan disutradarai oleh Jay Subyakto. Departemen kamera dipimpin oleh sinematografer Ipung Rachmat Syaiful dengan didukung oleh second unit camera Davy Linggar dan Oscar Motuloh. Banda The Dark Forgotten Trail menjadi film panjang pertama Jay Subyakto.




Jay membuat film ini dengan tujuan orang-orang Indonesia melek sama sejarah dan tidak melupakan sejarah, karena dari Banda penjajahan dimulai, perbudakan pertama dimulai, dan pembantaian penduduk Indonesia pertama dimulai. Sayang, ada kesalahan fatal yang mereka ucapkan, bahwa setelah Coen memerintahkan untuk membunuh masyarakat Banda, disana tidak ada lagi penduduk banda yang tersisa sampai sekarang. Satupun, sehingga sekarang kita tidak bisa melihat lagi orang asli Banda itu seperti apa? Jay mengatakan, dia punya data yang kuat. Saya menyayangkan, datanya dapat dari siapa? Apakah sudah tanya dengan banyak orang Maluku? Kalau hanya syuting 3 minggu ya nggak akan dapat info apa-apa. Coba tinggal lama di Maluku kayak saya *eh..


Tulisan ini kemudian dihapus dan diedit, untung punya simpanan buktinya :p Gotchaa!

Faktanya!
Faktanya, masih banyak orang-orang Banda yang hidup sampai sekarang. Mereka punya marga Lonthor, Salamun, Rumra, Lawaitaka, Latar, Borut, Sairun, Sanmas, Uar, Suat, Suatrat dll. Loh… saya sendiri loh punya temen orang Banda. Itu tandanya orang Banda masih ada kan?
Sebelum pembantaian masyarakat Banda berjumlah kurang lebih 14rb orang (ini versi Belanda, sebab tidak ada yang tahu pasti jumlah masyarakat Banda saat itu), kemudian Coen kejam memerintahkan pembantaian  keji dan akhirnya hanya menyisakan sekitar 480 orang warga Banda (ini versi Belanda juga). Orang-orang Banda yang masih tersisa melarikan diri dengan menggunakan kole-kole ke pulau-pulau lain di Maluku seperti Maluku Tenggara, bahkan pergi keluar Maluku demi menghindari pembantaian berlanjut Coen. Setelah pulau Banda kosong, Coen mendatangkan orang dari berbagai suku untuk bekerja disini. Umumnya mereka dari bangsa Bugis, Makassar, Melayu, Jawa, dan Cina, mereka menjadi budak untuk bekerja dikebun pala.

Anak-anak Banda, tidak ada yang paling identik seperti orang Maluku pada umumnya


Itulah sebabnya kalau kalian ke Banda, wajah-wajah penduduknya lebih mengarah ke Jawa dan Makkasar, karena mereka perpaduan dari banyak bangsa itu sendiri. Sebab orang-orang asli Banda sudah banyak yang tidak menetap lagi di pulau itu, kalau ada pun hanya beberapa saja, sisanya menyebar di kepulauan Maluku. Ini beneran, waktu saya ke Banda saya tidak menjumpai orang-orang berwajah Maluku, tidak ada yang berkulit hitam dan bergaris wajah keras seperti orang-orang Maluku, kalaupun ada nggak banyak. Mungkin inilah yang membuat Jay sebagai sutradara menarik kesimpulan, bahwa orang-orang Banda telah habis sama sekali dibantai Belanda. Faktanya, mungkin Jay tidak mau mencari orang-orang yang memiliki marga Banda.

Kalau kamu ingin tau sejarah bangsa ini, datanglah ke Banda.


Maka, jika ingin mengetahui seperti apa orang Banda itu, kenalilah dari marganya. Dan marga-marga ini masih ada menyebar tinggal di Maluku. Ini bukti kuat kalau orang Banda masih ada dan idak dibantai habis oleh Belanda.

Mungkin sebelum nonton film ini kita betul-betul harus membaca sejarah, agar tak salah mengenali seperti apa bangsa ini dulunya, jangan sampai kesalahan ini malah membuat bangsa lain tersinggung sebab data yang minim lalu dipertontonkan orang banyak. Dan Maluku berbanggalah memiliki Banda Neira, HOROMATE!

Orang Bekasi yang pernah tinggal di Maluku
230717
foto2 : Chandra kusuma w *soalnya kamera dia paling keren pada jamannya :p

37 comments :

  1. Film Banda itu pemainnya adalah anaknya beta teman. Senang deh kalau Banda semakin terkenal ya

    ReplyDelete
  2. Wah saya baru tahu ttng Banda mbak *nutup muka.
    Jadi penasaran ingin nonton filmnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh nonton tp jgn ditelan bulat2 filmnya. Takut ada fakta yg melenceng

      Delete
  3. yang tidak percaya siapa tuh ? saya di papua dan tentu banda itu ada dan beranak turunan. pos mantabb!

    ReplyDelete
  4. Saya kira banda itu cuma di aceh mbak ternyata di maluku juga ada, mungkin karena kedangkalan ilmu saya., Tapi memang benar kalau kawasan di maluku memang kaya akan rempah-rempah terutama banda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tp saya bingung sama komen kamu, katanya baru tau ada Banda tp kok tau Banda penghasil rempah2 *bingung

      Delete
  5. wow terposa dengan pesonanya neira. berapa ya tiket kesananya ya

    ReplyDelete
  6. Banda menyimpang banyak pesona ya Mba, itu pulau Naire bagus bangeet.. pengen ke sana suatu hari nanti

    ReplyDelete
  7. Artikel mba amanda asik..
    Penulis naskah dan sutradara film banda the dark forgotten traill harus dan wajib baca..

    ReplyDelete
  8. Mba itu murni kesalahan editor bukan sutradara maupun penulisannya. Krna tdk semua omongan mas jay d kutip hanya sebagian.
    Trima kasih inputnya. Film ini pure ttg jalur rempah bukan ttg banda asli/tdk. Jangan krna hanya ksalahan media film ini pun d ragukan. Akan lbh bijaksana bila d tonton dulu baru berkomentar. Film yg penuh dg sejarah indonesia. Recommended dh buat d tonton anak muda ;) trma kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba itu bukannya statment Yg di Kekuarkan Oleh Jay Subyakto Pada Media bisnis.com yg Di temui Pada Diskusi Kmrn Yg di wakili Oleh Beberapa Anak Asli Banda Bahwa omongan dia Itu Di ambil Dari Narasumber. Dan Sampai Saat Ini Blm Ad Permohonan Maaf atau Klarifikasi Dari Pihak sutradara Jay, makannya anak2 Banda marah

      Delete
    2. Udh d klarifikasi. Dia blg susah di temui warga asli di banda. Krna mmg stelah genoside separuh masyatakt lari dri banda, menyebar ke berbagai daerah. Kmudian media itu juga kan sdh klarifikasi.
      Btw hari ini pemutaran filmnya. Apakah sdh d tonton? :)

      Delete
    3. Oiya koreksi bukan anak2 banda. Tapi banda ely (key). Krna masyarakat banda sangat mendukung film tsb.

      Delete
    4. Mba raihana uzda,,sebenarnya ga susah kalo memang mau niat nyari mba,,di kampung salamun itu masih ada orang asli keturunan banda,,mereka kakak beradik,,yg kakak nelayan,yang adik skrg ketua RT di kampung itu,,namanya Rakib (kakak)& efi(adik).terima kasih

      Delete
  9. BANDA The Dark Forgotten Traill

    "Genosida/Pembantain dan Perbudakan pertama di Nusantara"

    Masyarakat BANDA (asli) dibantai, diusir keluar dari BANDA dan akhirnya Mereka Hijrah ke Semenanjung Tenggara,Seram, serta kepulauan lainnya yang ada di Maluku serta ada juga yang keluar dari wilayah kepulauan Maluku.

    Jadi sangatlah jelas bahwa ;

    Yang dibantai dan diusir adalah Masyarakat Asli BANDA, dan yang diperbudak dan akhirnya menetap sampai saat ini adalah para tawanan yang didatangkan oleh Portugis dan Belanda dari luar Maluku untuk dipekerjakan sebagai budak dan buruh pemetik Pala.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Diusir bukan berarti habis sama sekali kan keturunannya?

      Delete
  10. Tulisan yang menarik, asyik dibaca dan banyak informasinya. Aku sendiri tertarik lho nonton film Banda setelah membaca fakta sejarah. Semoga jadi cermin bagi bangsa kita agar tidak minder dan memuja bangsa barat banget sampai gimana gitu, karena dalam sejarahnya nenek moyang imperialismenya mereka ini sangat serakah dan kejam. thanks for sharing dan memperbaiki informasi yang ada...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pokoke sejak tau sejarah bangsa ini. Rasa cinta saya buat Indonesia besaaaar

      Delete
  11. Benar, jangan lupakan sejarah. Menolak lupan

    ReplyDelete
  12. orang banda asli kayak apa mbak raut mukanya ia? itu yg di tampilin muka jawa pengen tahu , baca ini kok jadi ingin ke banda , tapi ngepet dulu pitinya wwkkwkwk

    ReplyDelete
  13. Menarik nih baca sejarah begini.. Ah, krn ceritamu ttg banda, maluku, aku bener2 pgn bgt bisa traveling ksana.. Thn depan insya allah bisa lah kesana, planning in dr skr cutinya :)

    Buah pala ternyata gede2 juga yaa.. Aku taunya buah pala yg Udh jd manisan mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoooo barengan aku yok perginya mba ke Malukunya. Aku jg pasti kangen kesana lagi 😅

      Delete
  14. waah keren yaa sejarahnya... aku pernah dengar tapi tidak sekintens ini ceritanya.
    Terbayang jg masa keemasan cengkeh dan pala
    waaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Besok klo ke Maluku dilamain mba mainnya biar bsa ke Banda 😃

      Delete
  15. pedih memang kalau kita mengulik kembali sejarah penjajahan belanda di Indonesia.. Anyway, banda neira pulaunya cantik, secantik namanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huum Neira pulaunya indah, dan bersih. Sayang kawasan heritagenya kurang terawat

      Delete
    2. Huum Neira pulaunya indah, dan bersih. Sayang kawasan heritagenya kurang terawat

      Delete
  16. ehem yang lagi di foto ;D

    ReplyDelete
  17. Masih ada orang banda asli yg sampai saat ini masih tinggal dan menetap di banda naira,,

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)