Kalau kemarin
saya sudah cerita tentang jalan-jalan mengunjungi rumah pengasingan bung
Hatta, benteng Nassau, dan benteng
Belgica sekarang kita pergi ketempat yang agak horror, lewat di depannya aja
berasa aura mistisnya. Hihihi.. *ketawa ala mbak kunti* tempat itu bernama
Parigi Rante.
Oh ya, bagi
temen-temen yang belum tau Banda itu dimana saya jelasin dikit ya, jadi Banda
Naira adalah sebuah kepulauan kecil yang letaknya di Maluku tengah, dia masih
masuk dalam wilayah Maluku tapi pulaunya terpisah. Banda ini nggak cuma punya
wisata sejarah aja gengs, tapi juga punya wisata bahari, kedalaman laut Banda
itu nggak terbayangkan indahnya, alamya pun indah, sejuk tak berpolusi. Kalau
kamu pengen tau surga itu seperti apa, datanglah ke Banda, setetesnya ada
disana, serius!
Akhirnya sampai juga di Banda :D, masih kurus sekali kita semua wkwk |
Balik lagi ke
Pergi Rante, Perigi Rante ini tempatnya sih biasa aja, hanya berupa bangunan
terbuka berupa monumen kecil berpahatkan nama-nama sebanyak 40 orang. Tapi
ternyata, tempat itu menuliskan sebuah kisah dimana orang-orang kaya Banda
Naira pernah dibantai dan dihabisi hidup-hidup di dalam benteng Nassau
*melotot* nah hanya sebab perdagangan pala. Lalu, gimana nggak berasa horror
kan lewat di depannya. Pasalnya Perigi Rante ini lokasinya persis banget
disamping benteng Nassau. Entah tempat ini pernah menjadi lokasi eksekusi,
entah hanya tulisan berupa nama-nama saja yang terpahat disana. Entah pun ada
kuburan 40 orang yang dibantai itu. Saya kurang begitu paham, pasalnya saya
hanya lewat, foto disana pun nggak berani. *yeaah, saya gini-gini bisa
ngerasain hal-hal kayak gitu, jadi daripada kebawa mimpi mending nggak
didatengin hee*
Ini dia yang namanya Parigi rante |
Mari kita baca sejarahnya, kenapa mereka sampai
dibantai hidup-hidup disana,
Tau kan, kalau
Banda itu penghasil rempah-rempah dunia yang harganya lebih tinggi daripada
emas di EROPA, yes jadi di Eropa emas nggak ada harganya dibanding pala, dan
banda adalah pusat perdagangan rempa-rempah pada abad ke 14. Dan pada saat itu
pala terbaik hanya ada di Banda, tempat lain mungkin ada pala, tapi kualitasnya nggak sebaik di Banda. Sampai di
sini kamu bangga nggak sih jadi orang Indonesia? Saya sih bangga banget. Oke,
saya akui saya buta sejarah dan saya terlambat mencintai pelajaran sejarah,
untuk kisah lengkapnya mohon maaf saya ambil dari sebuah situs tentang kota
Banda, jadi di bawah ini bukan tulisan saya, tapi seenggaknya ini bisa menjadi
pelengkap tulisan saya.
Kenapa rempah-rempah kita bisa
sampai terkenal di Eropa?
Rempah-rempah dari Banda Naira
sebelumnya dibeli oleh pedagang-pedagang Melayu, Cina dan Arab, lalu dikapalkan
ke Teluk Persia, diangkut oleh kafilah ke kawasan Laut Tengah dan disebarkan
melalui Konstantinopel (Istambul) dan Genoa (Venesia). Melalui karavan daratan
Cina, sejarah membuktikan bahwa kapal-kapal Cina sudah berada di Banda Naira
kurang lebih 600 tahun sebelum Portugis tiba (Van der Chijs, J.A., Devestiging
van Het Nederlandsche Gezeg over de Banda Eilanden, Batavia 1886).
Sesuai catatan ahli sejarah umumnya dan khususnya sejarawan Portugis, di Kepulauan maluku dalam tahun-tahun 1512-1605 adalah merupakan "abad Portugis yang penuh dengan pertumpahan darah dan kejadian-kejadian yang memalukan" (Dasseri, M., De Nederlanders in de Molukken, Utrech 1040).
Sesuai catatan ahli sejarah umumnya dan khususnya sejarawan Portugis, di Kepulauan maluku dalam tahun-tahun 1512-1605 adalah merupakan "abad Portugis yang penuh dengan pertumpahan darah dan kejadian-kejadian yang memalukan" (Dasseri, M., De Nederlanders in de Molukken, Utrech 1040).
Di Salah satu sudutnya ada nama2 pejuang kemerdekaan yg pernah dibuang ke Banda oleh Belanda |
Perintah Seventeen Gentlemen
(Heeren Zeventien) yaitu para direktur VOC di Amsterdam kepada Laksamana
Pieterszoon Verhoeven berisi antara lain:
"kami mengarahkan perhatian
anda khususnya kepada pulau-pulau dimana tumbuh cengkeh dan pala, dan kami
memerintahkan anda untuk memenangkan pulau-pulau itu untuk VOC baik dengan cara
perundingan maupun dengan kekerasan"
(Frederik W.S., Geschiedenis van Nederlandsch Indie, V.III, Amsterdam 1938-1940).
(Frederik W.S., Geschiedenis van Nederlandsch Indie, V.III, Amsterdam 1938-1940).
Dan ini 40 nama orang2 Banda yang dibantai sebab tidak setuju sistem monopoli Belanda |
Jadi rempah-rempah kita sudah dibawa terlebih dahulu
oleh saudagar-saudagar China, mungkin orang-orang Eropa mencicipi dan kemudian
tertarik dengan wanginya. Anyway, katanya laksamana cheng Ho sudah lebih dulu
ke Banda daripada orang Eropa, ini ka-ta-nya. Saya diceritain sama orang yang
jaga benteng Amsterdam di Ambon.
Ekspedisi Verhoeven tiba di Banda
Naira pada awal April 1609 dengan 13 buah kapal. Verhoeven membawahi
sekurang-kurangnya 1000 orang bersenjata. Dalam sengketa yang terjadi dengan
Orang-orang Kaya Banda, Verhoeven, Opperkoopman (pedagang senior) Jacob van
Groenwegen beserta 26 orang Belanda lainnya terbunuh. Menurut Sejarah Banda,
BHOI Kherang, Putri Raja Lautaka ikut berperang dalam peristiwa ini. Saat itu
Jan Pieterszon Coen yang menjadi juru tulis Verhoeven nyaris terbunuh (Des
Alwi, Sejarah
Setelah Jan Pieterszon Coen menjadi
Gubernur Jenderal VOC yang baru, nasib Banda sepenuhnya ada di tangannya. Coen
adalah pemimpin yang keras dan mempunyai prinsip; "yang kuat adalah yang
benar", dan dialah yang kuat dan benar untuk menaklukkan Banda, Inggris
dan Batavia. Visi Coen sama dengan pendahulunya yang lalim, bengis dan tidak
berperikemanusiaan, yang telah merancang suatu rencana induk untuk mengukuhkan
kekuasaan Belanda atas seluruh Asia. Pada tahun 1621 Coen bertolak dari batavia
menuju Ambon dan Banda. Mereka tiba di Benteng Nassau 27 Pebruari. Dalam waktu
10 hari Coen menghimpun sebuah armada yang terdiri dari 13 kapal besar, 3 kapal
kecil dan 6 perahu layar. Pasukannya berjumlah 1665 orang Eropa, 250 orang dari
garnisun Banda, 226 orang hukuman dari Jawa dan 100 orang tentara bayaran
Jepang.
Pada 11 Maret 1621, Coen
mendaratkan pasukannya pada 6 titik yang berjauhan, dengan tujuan untuk
membingungkan pihak Banda yang bertahan dan menguasai pos-pos penting. Pada
hari itu juga seluruh Banda Besar dikuasai. Keesokan harinya, 12 Maret, Pasukan
Coen menyerbu dan mengambil alih kekuasaan atas pertahanan-pertahanan rakyat
terakhir yang masih ada. Coen menuntut agar mereka merobohkan kubu-kubu
pertahanan, menyerahkan semua senjata, berhenti menghasut dan menyerahkan anak
laki-laki mereka sebagai sandera. Dalam suasana tegang seperti ini, seorang
tokoh Orang Kaya Lonthoir, Kalabaka Maniasa menghadap Coen denga dewan
perwiranya, bahwa Banda tidak akan tunduk dan menyerah.
Ilustrasi pembunuhan orang2 Banda yang saya foto di Museum budaya Banda Naira, Coen bengis berbaju biru |
Letnan Laut Nicolas van Waert
seorang saksi mata yang penuh kecemasan dan ketakutan, melaporkan rangkaian
peristiwa yang terjadi pada tanggal 8 Mei 1961 sebagai berikut:
"Keempat puluh empat tawanan-tawanan digiring ke dalam benteng (Fort Nassau) bagaikan sekawanan domba. Delapan orang yang paling berpengaruh dituduh sebagai pemicu kerusuhan. Sebuah kurungan bambu berbentuk bulat dibangun di luar benteng. Sambil terikat erat dengan tali dan dijaga ketat oleh penjaga, tawanan-tawanan itu dipaksa masuk. Hukuman mereka dibacakan dengan keras-keras di hadapan mereka, bahwa mereka telah bersekongkol untuk membunuh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen dan telah memutuskan perjanjian perdamaian.
"Keempat puluh empat tawanan-tawanan digiring ke dalam benteng (Fort Nassau) bagaikan sekawanan domba. Delapan orang yang paling berpengaruh dituduh sebagai pemicu kerusuhan. Sebuah kurungan bambu berbentuk bulat dibangun di luar benteng. Sambil terikat erat dengan tali dan dijaga ketat oleh penjaga, tawanan-tawanan itu dipaksa masuk. Hukuman mereka dibacakan dengan keras-keras di hadapan mereka, bahwa mereka telah bersekongkol untuk membunuh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen dan telah memutuskan perjanjian perdamaian.
Enam orang serdadu algojo Jepang
diperintahkan masuk ke pagar bambu dan merekalah yang memotong perut dan
membedah tubuh kedelapan orang kaya itu dengan pedang yang tajam menjadi empat
bagian. Sementara ketiga puluh enam tawanan lainnya juga mengalami nasib yang
sama, dipenggal kepala dan dipotong-potong. Eksekusi ini ngeri untuk dilihat,
para Orang kaya itu mati tanpa mengeluarkan sepatah katapun, kecuali seorang
diantara mereka dengan tegarnya berkata: apakah tuan-tuan (berbuat demikian),
tidak merasa berdosa?. Pihak VOC memang tidak ada belas kasihan apalagi merasa
berdosa. Kepala dan potongan tubuh mereka yang telah dieksekusi ditancapkan
pada ujung bambu dan dipertotonkan kepada masyarakat. Hanya tuhan yang tahu, siapa yang benar"
(Luc Kiers. Coen Op Banda: de
Qonqueste an Hetrech van Den Tijd, Utrecht 1943).
Eksekusi ini dilaksanakan sesuai perintah tidak resmi Heeren Zeventien pada 1615 yang mengatakan bahwa: keberhasilan menjajah Kepulauan banda Naira dan menguasai rempah-rempah disana adalah dengan cara menghabiskan atau menghilangkan pimpinan sesepuh rakyat secara besar-besaran sehingga yang ditinggal tidak mempunyai pimpinan perlawanan. Menurut catatan sejarah, kekejaman Jan Pieterszoon Coen di Banda telah menghabiskan kurang lebih 60% rakyat Banda dari jumlah penduduk 14.000 jiwa.
Ngomong-ngomong
Jan Pieterszoon Coen ini namanya nggak begitu asing, lah iya, wong namanya
diukir di salah satu sudut kota Jakarta, dia sempet jadi gubernur Hindia
Belanda kalo nggak salah, dan meninggal di Batavia. Kalau melihat sejarah Coen
ini bengis banget dan sangat kejam, demi sebuah pala dia rela menyusun strategi
membumi hanguskan Indonesia agar bisa memiliki pala dan rempah-rempah yang saat
itu hanya ada di Banda. Selayaknya, banggalah kita sebagai bangsa Indonesia, tanah
kita tanah surga *bukan katanya* selayaknya kita menjaga apa yang seharusnya
kita jaga.
Sumber : http://bandapedia.blogspot.co(dot)id
foto : Sebagian minta Chandra Kusuma W.
ngeri kejamnya dia dan baca sejarah kek gini akupun merasa bangga banget sama Indonesia meski titik titik ga diterusin deh haahaha takut tercyduk 😂🤣
ReplyDeleteMeski titik...titik juga, saya tetep cintah Indonesia :p
DeleteAku merinding baca cara pembantaiannya :( .. Ga ada rasa kasian samasekali yaaa algojonya melakukan itu.. Jd pgn dt) ksana mba.. Mau liat bentengnya. Drdulu yaa tempat2 yg penuh sejarah kelam gini yg aku suka datangin..naikin adrenalin juga , Tp bljr sejarahnya lbh seru..
ReplyDeleteAyo mba ke Ambon, barengan aku :D
Deletewah bermanfaat sekali infonya sis
ReplyDeleteTerimakasih sdh mampir
DeleteIlustrasi pembunuhannya serem gambarnya....
ReplyDeleteIyaaaah T_T
DeleteBacanya aja muaal.. Sadis ih VOC, geram tapi yang bisa Kita perbuat sekarang adalah menjaga apa yang telah orang dulu perjuangkan
ReplyDelete