Thursday, 14 December 2017

Waspada, Wabah Penyakit Degeneratif Menjangkiti Indonesia


Sebelumnya saya mohon maaf banget untuk para produsen dan konsumen minyak jelantah, jika saya mengupas ini di blog, tapi demi alasan kesehatan dan demi mendukung program pemerintah untuk mewujudkan bonus demografi di tahun 2025 saya seperti merasa terpanggil untuk mengupas ini di blog saya. Intinya demi Indonesia yang lebih baik dari segi kesehatan.

Sebelumnya, apa itu bonus demografi? Bonus demografi adalah jumlah usia angkatan kerja dngan usia 15-64 tahun yang mencapai 70% sedangkan 30% penduduknya adalah usia yang tidak produktif lagi yaitu usia 14 tahun kebawah dan usia di atas 65 tahun. Dengan banyaknya anak-anak muda yang sangat produktif ini diharapkan bisa membangun Indonesia kedepan dengan sangat baik.
Nah untuk menunjang terciptanya bonus demografi ini, banyak sekali upaya yang harus kita lakukan sebagai penduduk Indonesia, Karena pemerintah tentu saja tidak bisa menangani anak Indonesia satu-satu. Salah satu upaya termudah penduduk Indonesia mewujudkan anak-anak cerdas misalnya pemberian makanan yang baik agar anak tidak malnutrisi, komposisi dan bahan makanan yang baik pula, perbanyak makan buah dan sayur, kurangi makan yang goreng-gorengan. Sebab dengan menjaga pola makan, kita juga akan terhindar dari penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pola hidup kita sendiri.
Penyakit-penyakit degeneratif ini nggak menular tapi sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian jika terus dibiarkan, selain itu penyakit degenratif tidak hanya menyerang orangtua tapi juga kalangan anak-anak dan dewasa. Makannya, sayang banget ya, diusia produktif yang seharusnya kita bisa membuat sesuatu perubahan di Indonesia, eh malah sakit. Untuk itu, perlu kesadaran yang sangat tinggi untuk mengubah gaya hidup dan pola makan.


Penyakit degeratif seperti apa contohnya?
Misal kanker, jantung, autoimun, diabetes, osteoporosis, ini kan penyakit-penyakit berbahaya semua ya, penyakit-penyakit ini sebenernya nggak akan bisa menyerang, kalau kita terbiasa melakukan banyak hal, misalnya makan sayur dengan porsi lebih banyak daripada nasi, ngemil buah bukan junkfood, olahraga, tidur cukup, minum yang banyak dan terutama nggak keseringan makan-makanan yang digoreng. Makan gorengan yang dimasak sendiri aja kadang berbahaya, apalagi yang beli di jalan. Nah parahnya lagi, minyak goreng yang dijual di jalanan itu pakai minyak jelantah. Ini minyak yang sangat-sangat saya hindari, walaupun harganya sangat murah dibanding minyak biasa, apa sebab?


Minyak jelantah
Semua orang juga tau kalau minyak jelantah adalah minyak yang diolah lagi dari sisa pemakaian rumah tangga, paling banyak sih minyak-minyak ini diambil dari pemakaian di hotel-hotel atau rumah makan. Kemudian minyak ini diolah kembali agar menjadi bening dan siap dipasarkan kembali, mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak sehat yang bermerek aja berbahaya dan beresiko jika keseringan, apalagi pakai minyak jelantah yang kita tidak tau dari mana sumbernya dan bagaimana pengolahannya.
Kemudian saya jadi iseng menerka-nerka nih, asal mula minyak jelantah ini dari mana ya kira-kira asal mulanya. Oke mari kita telusuri, mungkin Minyak jelantah itu :
 
ngeriiii..... minyaknya item banget, sumber gambar : imgrumorg


  1. Nggak tau bekas goreng apa
Jadi minyak jelantah itu kan minyak yang diolah lagi, kita nggak tau yang bikin minyak jelantah ini ngambil dari rumah makan mana atau dari hotel mana. Bersih apa nggak proses pengolahannya, misalnya aja bekas goreng ikan atau ayam, masih mending baunya enak, ndilalah coba bayangkan misalnya bekas goreng jengkol atau pete haha atau minyaknya sudah untuk menggoreng beberapa kali pakai misalnya. Wii… ini berbahaya pakai banget untuk jantung ya.

  1. Nggak tau halal apa nggak
Kita nggak akan pernah tau, minyak jelantah yang kita beli halal apa nggak, misalnya saja diambil dari rumah makan China, dimana banyak menyajikan makanan tidak halal. Bisa saja habis menggoreng sosis yang terbuat dari daging babi, bagi umat muslim walaupun tidak mengkonsumsi secara langsung bentuk dagingnya, tapi tercampur sedikit saja itu diharamkan. Sayang banget kan dalam tubuh kita tercampur makanan tidak halal. Kalau yang beli minyaknya non muslim sih nggak masalah ya, tapi kalau kita yang muslim gimana??

  1. Nggak tau dicampur apa
Minyak jelantah yang sudah menghitam atau berkali-kali penggorengan di rumah-rumah makan kemudian ditampung untuk kemudian diolah kembali agar bersih . Nah kamu tau nggak proses pemurniannya gimana? Katanya sih minyak tersebut dicampur kaporit biar kembali bening, wiii.. udah minyak bekas, bekas goreng berkali-kali, dicampur kaporit pula, makin-makin deh nggak sehatnya. Masih mau nih mengkonsumsi minyak bekas?

  1. Nggak tau sama si mantan sudah dipakai berapa kali :D
Sebelum diedarkan di pasaran, tentunya minyak jelantah ini dipakai dulu kan sama yang punya, lalu kalau ada sisa ditampung terus dibersihkan lagi dan kemudian dipasarkan. Nah, apa kita tahu, minyak jelantah yang kita beli di pasar itu sudah dipakai berapa kali? Mungkin kita pikir minyak tersebut hanya dipakai sekali, mana tau kalau minyak jelantah dipakai berkali-kali lalu dibersihkan dan kemudian dipasarkan. Minyak dipakai dua kali aja sisanya nggak boleh dipakai lagi, apalagi yang dipakai berkali-kali. Doh.. karena minyak yang sudah dipanaskan berkali-kali akan mengalami oksidasi sehingga yang tersisa adalah lemak jemu dan dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Ini kemudian yang menyebabkan penyakit jantung kororner atau stroke terjadi.
 
Gilaaa.... itu minyak gorengnya njijiki banget, pantes angka kematian degeneratif tinggi di Indonesia, sumber : metrotempo

Apa bahayanya jika kita masih menggunakan minyak jelantah?
Minyak kelapa sebetulnya bagus, karena pastinya mengandung lemak tidak jemu, beberapa juga terdapat vitamin A, D, E dan K. Tapi jika terus dipanaskan, kandungan vitamin akan menurun yang tersisa adalah lemak jemu yang bisa menyebabkan penyakit seperti jantung koroner dan stroke. Selain itu minyak yang berkali-kali dipakai mempunyai kandungan karsinogen yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Bagi ibu-ibu yang memasak pakai minyak jelantah dan memiliki anak tumbuh kembang, dapat menyebabkan penurunan daya tangkap dan daya ingat. Ya karena minyak yang dikonsumsi bisa menyumbat otak.
Inilah awal mula penyebab penyakit degenertif muncul di Indonesia, bisa jadi karena minyak jelantah yang sering kita konsumsi. Angka kematian meningkat menyerang generasi muda, akan amat disayangkan jika angka produktif yang digadang-gadang pemerintah banyak muncul di tahun 2025 akan menurun sebab kelalaian orangtua dalam mengolah makanan, dan yang fatalnya dalam membeli minyak goreng. Ini contoh kasus kecil loh, kenapa angka kematian akibat penyakit degeneratif tinggi di Indonesia, masih banyak hal lain yang sebenernya kelalaian kita sendiri tapi kita nggak sadar. Nah mumpung kalian baca tulisan ini saya sadarin deh :D

Bagaimana cara membedakan minyak jelantah dan minyak curah?
Gampang aja sih sebenernya, kalau minyak jelantah wujudnya sudah agak padat dan kentalnya mengecewakan :D, lengket dan kalau diminum itu bisa membuat tenggorokan sakit. Sedangkan minyak curah ya biasa aja, diminum nggak menimbulkan sakit tenggorokan, rasanya juga cair tidak kental seperti minyak jelantah. Dan yang pasti minyak curah bermerek, sedangkan minyak jelantah mah enggak ya dijual di plastikan.

So.. apakah kita sudah aware dengan gorengan-gorengan yang ada di sekitar kita, itu loh yang dijual-jual di pinggir jalan? Nah suka lihat kan tukang gorengan ngegoreng ampe minyaknya iteeeem banget, ngeri banget ya. Udah dipinggir jalan, kena debu, minyaknya item, pakai minyak jelantah lagi, wiiihh komplit kandungan penyakitnya, so.. silahkan menikmati penyakit oleh ulah kita sendiri gengs!




10 comments :

  1. Ya ampun aku baru tahu kalau minyak jelantah itu minyak bekas menggoreng yang diolah lagi. Kupikir itu minyak bekas kita goreng-goreng aja yang disebut minyak jelantah. Trus itu yang dijual per jirigen memang pasti minyak jelantah ya? Kali aja minyak biasa tapi nggak ada merknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah bahaya banget kan, sebab ketidaktahuan kita. Jadi kalau minyak2 yg dijual dari pabrik sudah jelas mba bermerek, kalau ga bermerek perlu diwaspadai

      Delete
  2. Mengkonsumsi makanan dyang digoreng menggunakan minyak jelanta efek ringannya tenggorokan berasa kurang enak. Memang penting banget nih ada edokasi tentang minyak jelanta seperti ini

    ReplyDelete
  3. mba, makasih infonya. Aku baru tau klo osteoporosis termasuk penyakit degeneratif. Duh mudah2an bisa lebih waspada lagi dalam pemakaian minyak

    ReplyDelete
  4. Seremmmmmmmm, semoga kita sehat selalu ya mba ;) tfs

    ReplyDelete
  5. wa, ini ni yang ga bisa kita kontrol, itu minyak jelantah..serem mak

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)