Thursday, 15 July 2010

Allah tidak mengabulkan doa beberapa golongan

“Rasulullah Saw. Bersabda, ‘Allah tidak akan mengabulkan doa beberapa golongan yaitu:

1) Seseorang yang memohon kecelakaan bagi kedua orang tuanya;

2) Seseorang yang hilang hartanya karena dipinjamkannya kepada orang lain tanpa mempunyai saksi atau bukti, kemudian dia berdoa kepada Allah agar ditunjukkan suatu jalan lain yang dapat mengembalikan hartanya itu.

Doa orang seperti ini tidak akan dikabulkan oleh Allah; karena jalan yang benar telah diselewengkannya sendiri, yaitu mamberikan hartanya tanpa saksi dan bukti;



3) Seseorang yang memohon dari Allah agar dijauhkan dari gangguan sang isteri. Sebabnya adalah, karena jalan keluarnya ada di tangan sang suami. Yakni, jika dia betul-betul merasa terganggu si isteri, maka dia bisa keluar dari suasana ini dengan menceraikan, misalnya.

4) Seseorang yang berpangku tangan di rumahnya, lalu berdoa kepada Allah agar dilimpahkan rezeki. Allah akan berkata kepada hamba yang tamak dan jahil ini, ‘Hambaku! Bukankah Aku telah tunjukkan kepadamu jalan untuk mendapatkan rezeki, yakni dengan bergerak dan berusaha? Bukankah telah kuberikan kepadamu anggota badan yang sehat; tangan, kaki, mata, telinga, dan akal, semua telah Kuberikan untuk melihat, mendengar, berpikir, dan bergerak? Setelah itu semua, masihkah kau hanya berpangku tangan tanpa mau berusaha? Semua itu diciptakan pasti ada motivasi dan maksud tertentu dibaliknya. Cara yang terbaik dalam mensyukuri semua nikmat adalah dengan menggunakannya pada tempatnya. Berdasarkan hal tersebut, maka hujjah dan alasan-Ku telah sempurna, bahwa kau harus berusaha dalam mencari rezeki, mematuhi perintah-Ku berkenaan dengan usaha ini dan tidak bergantung kepada orang lain. Kalau semua itu sejalan dengan iradah dan kemauan-Ku, maka pasti akan Kuberikan rezeki untukmu. Tapi kalau dikarenakan sebab-sebab atau masalah-masalah kehidupan, lalu kau tidak mendapatkannya, maka kau telah menjalankan usaha dan kewajibanmu dengan baik. Dalam hal ini kau akan dimaafkan oleh Tuhanmu.’

5) Seseorang yang telah mendapatkan harta yang banyak dari Allah, lalu habis disebabkan oleh infaq dan pemberiannya yang berlebih-lebihan, kemudian dia mengangkat tangannya dan berdoa: ‘Ya Allah, limpahkanlah rezeki-Mu padaku.’ Dalam jawabannya Allah akan berkata: ‘Bukankah Aku telah berikan kepadamu rezeki yang banyak? Kenapa kau tidak bersahaja? Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu agar bersahaja dalam infaq? Bukankah telah Kularang berinfaq tanpa perhitungan dan berlebihan?;

6) Seseorang yang berdoa untuk memutuskan tali silaturahmi.
“Di dalam Al-Quran, Allah swt mengajarkan cara berinfaq yang benar, khususnya kepada Nabi saw. Suatu hari, Nabi memegang beberapa keping uang emas. Beliau mau menginfaqkan semuanya untuk fakir miskin karena tidak mau memilikinya walau untuk waktu satu malam. Kemudian beliau infaqkan semuanya dan diberikannya ke kanan dan ke kiri dalam satu hari. Esoknya, ada seseorang datang dan mendesak minta pertolongan Nabi. Beliau tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada peminta ini. Karenanya beliau merasa sangat bersedih hati. Lalu turunlah ayat Al-Quran yang berkenaan dengan cara berinfaq:

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya; karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS.17:29).


*dari sebuah sumber

Post a Comment

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)