padahal sebenarnya tidak satu pun baris dalam semua karya saya
yang tidak berpijak pada kenyataan.
(Gabriel Garcia Marquez)
Konon, pada zaman dahulu di negeri Cina, orang yang ingin menjadi pelukis akan diberi sebuah lukisan yang sudah jadi dan baik, biasanya yang dibuat oleh seorang master, yaitu seorang ahli melukis atau pelukis terkenal. Sang calon pelukis disuruh meniru lukisan master tadi, sampai sebisa-bisanya, dan semirip mungkin. Sesudah berpuluh-puluh kali mencoba, sang murid akan mendapat sebuah lukisan master baru yang lain lagi untuk ditiru. Begitulah seterusnya sampai sang calon pelukis itu bisa melukis sendiri, dan mulai menemukan bentuk khas yang sesuai dengan kepribadiannya. Metode ini dinamakan copy the master, yang artinya meniru lukisan seorang ahli.
Pelajaran menulis pun mengenal metode tersebut. Penulis bisa meniru karya penulis terkenal, dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan cara membaca. Semakin banyak bacaan Anda, semakin luas pula perbendaharaan karya-karya yang baik. Mengenai hal ini, J.K. Rowling (penulis buku Harry Potter) memberikan saran: “Bacalah buku apa saja untuk menangkap gaya setiap penulis. Membaca juga membuat kita tahu apa yang membuat sebuah tulisan itu bagus serta memperluas kosa kata. Tapi begitu tiba waktunya menulis, kita harus mulai dengan gaya kita sendiri.”
Ada yang mengatakan bahwa menulis itu gampang: ‘mulai saja, nanti kan bisa sendiri’. Pernyataan ini ada benarnya. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak kita jumpai orang yang bisa berenang tanpa pernah belajar. Namun kalau kita lacak riwayat hidup mereka yang bisa berenang tanpa belajar ini, akan terbukti bahwa mereka mestinya adalah orang-orang yang tinggal dekat danau, sungai, laut, atau orang-orang yang menghabiskan banyak waktunya di air. Mereka bisa berenang tanpa disengaja, mungkin tanpa sadar, karena menirukan teman-temannya.
Jadi, bahwa menulis itu gampang pun demikian halnya, yaitu orang yang ingin menulis itu haruslah rajin melakukan latihan, menirukan tulisan-tulisan yang sudah jadi, dan banyak membaca. Tanpa latihan seperti ini, suruhlah orang yang tidak pernah masuk air menceburkan dirinya ke danau, dan lihat apakah dia lantas bisa berenang begitu saja. Oleh karena itu, disamping banyak membaca, untuk latar belakang informasi dan kepekaan-kepekaan (di samping tentu saja melihat-lihat dan berkenalan dengan berbagai model yang dapat dijadikan master), seorang calon penulis harus pula banyak latihan. Dengan demikian menulis itu bisa menjadi kebiasaan yang memberikan kenikmatan tersendiri.
Membaca, bukan hanya sebatas pada teks-teks, tetapi lebih dari itu adalah sebuah aktivitas untuk merangsang kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar. Membaca adalah usaha maksimal seorang manusia menggunakan seluruh panca inderanya untuk merasakan, menghayati, dan berusaha untuk menerjemahkan dalam media apapun, termasuk menulis (lihat Q.S. Al-Alaq 1-5). Bentuk tulisan (cerpen, novel, puisi, dll) adalah sebuah dunia tersendiri. Dunia bebas yang diciptakan oleh imajinasi sang penulis. Namun imajinasi itu pun tetap berdasarkan pada kenyataan yang ada, persis seperti yang diungkapkan oleh Gabriel Garcia Marquez (Penulis Latin yang pernah memenangkan Nobel Sastra). “Biarkan imajinasi Anda berkembang liar,” kata J.K. Applegate (Penulis buku-buku seri Animorpheus) pada waktu yang lain. “Bersikaplah terbuka, dan bacalah banyak buku.”
Membaca merupakan kebutuhan penting bagi seorang penulis. Dengan membaca, Anda dapat menambah perbendaharaan kata dan menemukan teknik-teknik menulis yang baik. Beberapa penulis terbukti tidak dapat menulis ketika ia tidak lagi membaca. Selain membaca, Anda juga dapat memperhatikan percakapan orang lain. Dalam hal ini: ikut campur urusan orang adalah diperbolehkan (walau hanya sebatas mendengar). Membaca (dengan indera penglihatan) dan memperhatikan percakapan orang lain (dengan indera pendengaran) tidak dapat lepas dari proses penyelidikan. Penyelidikan berfungsi untuk mengumpulkan informasi. Informasi ini mencakup data-data yang sangat diperlukan untuk menunjang tulisan Anda. Sehingga, Anda tidak akan kesulitan menulis lagi jika data-data yang dibutuhkan telah lengkap.
Jadi, sudahkah Anda membaca? Tidak usah dijawab, justru saya ingin mengucapkan SELAMAT buat Anda yang telah membaca esai ini, karena inilah bukti otentik bahwa Anda telah mau membaca. Akhir kata, Mohammad Diponegoro pernah mengatakan, “Satu-satunya nasihat bagi pengarang muda ialah sesuatu yang mungkin sangat baru bagi sebagian mereka, yaitu membaca. Jika Anda senang menulis, kenapa Anda sampai bisa meremehkan apa yang sudah ditulis?” Wallahu’alam bish-shawab.[]
Membaca, bukan hanya sebatas pada teks-teks, tetapi lebih dari itu adalah sebuah aktivitas untuk merangsang kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar. Membaca adalah usaha maksimal seorang manusia menggunakan seluruh panca inderanya untuk merasakan, menghayati, dan berusaha untuk menerjemahkan dalam media apapun, termasuk menulis (lihat Q.S. Al-Alaq 1-5). Bentuk tulisan (cerpen, novel, puisi, dll) adalah sebuah dunia tersendiri. Dunia bebas yang diciptakan oleh imajinasi sang penulis. Namun imajinasi itu pun tetap berdasarkan pada kenyataan yang ada, persis seperti yang diungkapkan oleh Gabriel Garcia Marquez (Penulis Latin yang pernah memenangkan Nobel Sastra). “Biarkan imajinasi Anda berkembang liar,” kata J.K. Applegate (Penulis buku-buku seri Animorpheus) pada waktu yang lain. “Bersikaplah terbuka, dan bacalah banyak buku.”
Membaca merupakan kebutuhan penting bagi seorang penulis. Dengan membaca, Anda dapat menambah perbendaharaan kata dan menemukan teknik-teknik menulis yang baik. Beberapa penulis terbukti tidak dapat menulis ketika ia tidak lagi membaca. Selain membaca, Anda juga dapat memperhatikan percakapan orang lain. Dalam hal ini: ikut campur urusan orang adalah diperbolehkan (walau hanya sebatas mendengar). Membaca (dengan indera penglihatan) dan memperhatikan percakapan orang lain (dengan indera pendengaran) tidak dapat lepas dari proses penyelidikan. Penyelidikan berfungsi untuk mengumpulkan informasi. Informasi ini mencakup data-data yang sangat diperlukan untuk menunjang tulisan Anda. Sehingga, Anda tidak akan kesulitan menulis lagi jika data-data yang dibutuhkan telah lengkap.
Jadi, sudahkah Anda membaca? Tidak usah dijawab, justru saya ingin mengucapkan SELAMAT buat Anda yang telah membaca esai ini, karena inilah bukti otentik bahwa Anda telah mau membaca. Akhir kata, Mohammad Diponegoro pernah mengatakan, “Satu-satunya nasihat bagi pengarang muda ialah sesuatu yang mungkin sangat baru bagi sebagian mereka, yaitu membaca. Jika Anda senang menulis, kenapa Anda sampai bisa meremehkan apa yang sudah ditulis?” Wallahu’alam bish-shawab.[]
*dari catatan bang aswi
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)