Ambon
lagi mati lampu saat ini. Hal ini bikin Naqib jadi bangun cepet karena
kepanasan. Nggak lama kemudian azan Ashar berkumandang. Naqib langsung
bersemangat untuk pergi ke masjid dan mengajak abahnya.
Sembari menunggu Naqib saya membungkus kado untuk acara ulang tahun temannya Naqib besok, karena kebetulan lagi nggak shalat juga. Pulang-pulang, baru buka pintu rumah suami saya langsung cerita heboh.
"Masak ya tadi ada engkong-engkong. Marah-marah abah bawa Naqib"
Sembari menunggu Naqib saya membungkus kado untuk acara ulang tahun temannya Naqib besok, karena kebetulan lagi nggak shalat juga. Pulang-pulang, baru buka pintu rumah suami saya langsung cerita heboh.
"Masak ya tadi ada engkong-engkong. Marah-marah abah bawa Naqib"
"Loh kok!?"
"Jadi tadi kan abah shalat
di shaf belakang. Cuma di shaf dua, sama Naqib. Nah
selesai shalat engkong-engkong
itu nyamperin"
"Apa katanya?"
"Jadi dia nyuruh abah
shalat di shaf pertama buat menuhin shaf dulu. Anak ditinggal sendirian
dibelakang. Lah abah bilang, ini anak masih dua tahun. Bagaimana kalau
ditinggal sendirian? Yang ada abah nggak konsen mikirin Naqib. Memang kalau
secara hukum nggak boleh bolongin shaf. Tapi ini kan dalam rangka mendidik anak
untuk mencintai masjid." iya Allah juga Maha Tau.
"Trus engkong-engkong itu
bilang apa?"
"Besok seng usah bawa anak
lai ka masjid" -besok nggak usah bawa anak lagi ke mesjid-
"Abah jawab apa?"
"Lah bagaimana ka? Ini
anak beta yang mau ke masjid. Masak beta larang?"
Kalo engkong-engkong ini ketemu saya trus berani ngomelin saya, bakalan saya jawab..
"Terus anak saya kudu belajar sholat dimaneee ngkong? Di gereja?"
"Abah pernah bawa Naqib shalat di shaf pertama. Cuma Naqib belum ngerti dia lari-lari. Lalu kalau ada makmum yang masbuk bagaimana? Ini yang abah fikirkan."
"Hmm.."
"Oh ya kemarin juga ada anak shalat di masjid usia enam tahun kalau nggak salah. Dia shalat di shaf pertama. Selesai shalat diomelin. Jadi si engkong ini pengen yang di shaf pertama ini diisi bapak-bapak aja. Yang belakang anak-anak. Lah emang anak-anak ngerusuh? Kagak! mereka shalat beneran. Akhirnya abah nggak ada ngeliat anak-anak itu shalat di masjid lagi"
Kalo engkong-engkong ini ketemu saya trus berani ngomelin saya, bakalan saya jawab..
"Terus anak saya kudu belajar sholat dimaneee ngkong? Di gereja?"
"Abah pernah bawa Naqib shalat di shaf pertama. Cuma Naqib belum ngerti dia lari-lari. Lalu kalau ada makmum yang masbuk bagaimana? Ini yang abah fikirkan."
"Hmm.."
"Oh ya kemarin juga ada anak shalat di masjid usia enam tahun kalau nggak salah. Dia shalat di shaf pertama. Selesai shalat diomelin. Jadi si engkong ini pengen yang di shaf pertama ini diisi bapak-bapak aja. Yang belakang anak-anak. Lah emang anak-anak ngerusuh? Kagak! mereka shalat beneran. Akhirnya abah nggak ada ngeliat anak-anak itu shalat di masjid lagi"
Ini engkong-engkong apa-apaan
sih. Udah uzur, cari-cari masalah. Dia pikir orang bakalan rajin ke mesjid setelah
besar kalau nggak dididik dari kecil? Dikira ajang pencarian bakat apa bisa mencetak orang instan.
Kita terkadang ingin anak-anak kita pada rajin ke masjid jadi anak-anak yang shaleh tapi orangtua memulainya aja nggak mau. Ya mana bisa pak, bu,anak ibarat kertas putih yang belum terisi apa-apa. Untuk membentuk pribadinya dan kebiasaannya ia akan mencontoh orang-orang disekelilingnya. Contoh kecilnya aja makan, anak nggak akan bisa makan pakai sendok kalau nggak diajarin atau dicontohin.
Nah sama kayak ngaji, shalat, puasa, atau hal-hal lainnya yang membentuk pribadi muslim pada anak. Nggak mungkin anak bisa shalat sendirian kalau nggak ada yang ngajarin atau nyontohin.
Kita terkadang ingin anak-anak kita pada rajin ke masjid jadi anak-anak yang shaleh tapi orangtua memulainya aja nggak mau. Ya mana bisa pak, bu,anak ibarat kertas putih yang belum terisi apa-apa. Untuk membentuk pribadinya dan kebiasaannya ia akan mencontoh orang-orang disekelilingnya. Contoh kecilnya aja makan, anak nggak akan bisa makan pakai sendok kalau nggak diajarin atau dicontohin.
Nah sama kayak ngaji, shalat, puasa, atau hal-hal lainnya yang membentuk pribadi muslim pada anak. Nggak mungkin anak bisa shalat sendirian kalau nggak ada yang ngajarin atau nyontohin.
Naqib jadi suka ke masjid
karena melihat abahnya. Suamiku setiap maghrib, isya dan subuh pasti ke masjid
jika tak ada halangan. Nah setiap itu pula Naqib selalu bertanya
"Abah mana bu?"
"Abah mana bu?"
"Ke masjid nak"
"Atib mau majid bu"
"Nanti ya.."
Awalnya dia cuma nungguin
abahnya, berdiri senderan di tiang belum pakai baju muslim.
Pulang-pulang suka saya ledekin "Jailaaa masak ke masjid pake baju rumah Qib, ga ikutan shalat kamu nak?".
Dan abahnya suka membela, "Belom wajib kali bu!"
"Ya daripada ngeliatin orang solat doang. Kayak nggak ada kerjaan. Mendingan dia dipakaikan baju muslim diajarin solat jamaah" emang istri kalo ngomong makjleb kadang :p.
Besok-besok dia dibelikan baju gamis dan mulai ikut shalat. Awalnya lari-lari, teriak-teriak, gangguin orang (colak-colek), tapi setiap pulang kami beritahu bahwa itu ga boleh dan mengganggu konsentrasi orang shalat. Lama kelamaan ia mengerti bahwa hal itu dilarang dan mulai shalat dengan tenang. Ya namanya juga anak kecil, dalam fikirannya adalah bermain, bermain dan bermain. Bahkan dirumah ibadah pun dia hanya ingin bermain. Tapi kalau kita sabar memberikan pengertian Insya Allah pasti anak juga akan ngerti.
Pulang-pulang suka saya ledekin "Jailaaa masak ke masjid pake baju rumah Qib, ga ikutan shalat kamu nak?".
Dan abahnya suka membela, "Belom wajib kali bu!"
"Ya daripada ngeliatin orang solat doang. Kayak nggak ada kerjaan. Mendingan dia dipakaikan baju muslim diajarin solat jamaah" emang istri kalo ngomong makjleb kadang :p.
Besok-besok dia dibelikan baju gamis dan mulai ikut shalat. Awalnya lari-lari, teriak-teriak, gangguin orang (colak-colek), tapi setiap pulang kami beritahu bahwa itu ga boleh dan mengganggu konsentrasi orang shalat. Lama kelamaan ia mengerti bahwa hal itu dilarang dan mulai shalat dengan tenang. Ya namanya juga anak kecil, dalam fikirannya adalah bermain, bermain dan bermain. Bahkan dirumah ibadah pun dia hanya ingin bermain. Tapi kalau kita sabar memberikan pengertian Insya Allah pasti anak juga akan ngerti.
Banyak
orangtua yang seperti ini. Ketika ada anak kecil shalat di masjid
dimarah-marahi. Tapi ketika ngeliat anak nongkrong-nongkrong abai ke masjid
marah-marah juga. Lah maunya apa sih pak? Bu? Saya terkadang bingung dengan
pola pikir orangtua yang seperti ini. Pantas saja jika masjid sepi, generasi
mudanya saja sudah dilarang meramaikan masjid. Bukankah rasa cinta itu harus
disemai dari dini, nggak ada yang bisa spontan. Orang nikah aja mesti taaruf
dulu 3 bulan, nggak ada yang instan. Pagi kenalan, siang langsung nikah.
Jujur aja, saya dulu juga sebel
sama anak-anak yang suka teriak-teriak di Masjid, lari-lari dan gangguin orang
solat. Tapi seiring waktu berjalan, saya semakin dewasa dan akhirnya memiliki
anak hal ini merupakan awal mula dalam mendidik anak mengenal shalat. Nggak ada
sesuatu yang instan di dunia ini, dan semuanya berproses. Nggak usah jauh-jauh
pas punya anak, pas punya adik cowok aja rasanya sebel banget kalau dia males
jumatan. Segala macam sindiran juga nggak mempan buat ngajak dia ke masjid.
Nah kalau ada
bapak-bapak/ibu-ibu yang sudah renta melarang anak-anak ke masjid apakah mereka
nggak pernah jadi anak-anak? Atau jangan-jangan mereka juga sudah dilarang
duluan pergi ke masjid sehingga membalasnya dikemudian hari.
Hingga besoknya pas suamiku beli beras di sebuah warung,
Hingga besoknya pas suamiku beli beras di sebuah warung,
“Pak maaf’e kalau tete
(kakek-Maluku) ada tegur bapak. Jang dimasukkan ke hati e,”
“Oh seng apa-apa pak. Beta
maklum sa..”
“Itu tete memang begitu.
Anak-anaknya sa seng ada yang mau pi ka masjid” oh pantes bapaknya aja begitu.
Nah, bapak-bapak penjaga warung ini juga rajin ke mesjid. Rupanya beliau memperhatikan si engkong-engkong marahin laki aye.
Nah, bapak-bapak penjaga warung ini juga rajin ke mesjid. Rupanya beliau memperhatikan si engkong-engkong marahin laki aye.
Ya jadi jangan harap kita bisa
mengajak anak untuk mencintai masjid ketika kecilnya saja sudah dilarang dan
dimarahi pergi ke masjid. Perlu Anda ketahui, seorang anak kecil memiliki
ingatan yang kuat terhadap masa kecilnya. Jadi bisa saja anak-anak yang tidak
mau ke masjid ketika dewasa, pas masa kanak-kanak sudah dimarahi karena
tingkahnya.
Saya punya beberapa tips untuk orangtua yang ingin tetap
mengenalkan anak mencintai masjid sedari kecil tanpa mengganggu ibadah orang
yang ingin shalat di Masjid
1.
Ajak anak shalat pada
saat jam dhuha. Jika Ayah bekerja, anak bisa diajak ke masjid untuk melihat
aktifitas harian masjid pada sore harinya. Misalnya, anak-anak belajar TPA.
Untuk shalat dhuha dengan ayah bisa disiasati pada saat libur misal sabtu dan
minggu.
2.
Jika ingin
mengenalkan shalat jamaah di masjid. Datanglah pada pertengahan shalat,
sehingga orangtua dan anak tidak menempati shaf pertama. Katakan pada anak
kalau di dalam masjid tidak boleh lari-lari, berbicara, ataupun mengganggu
orang
3.
Ketika ada
acara-acara keagamaan yang diselenggarakan di masjid. Ajak anak untuk ikut
serta.
4.
Ceritakan dengan
bahasa yang sederhana pentingnya shalat di masjid. Perlu kita ketahui bahwa anak
paling tidak suka digurui. Anda bisa mengenalkan shalat di masjid dengan menggunakan
alat bantu misal boneka dan menggambarkan kegiatan di masjid dengan alat bantu
tersebut, contoh :
Boneka 1 : “Ali ayo kita shalat di masjid”
Boneka 2 : “Ayo,”
Boneka 1 : “Kenapa kita harus shalat di masjid?”
Boneka 2 : “ Karena laki-laki wajibnya di masjid. Sedangkan
perempuan wajibnya dirumah,”
Boneka 1 : “Ayo kita ramaikan masjid. Masjid adalah tempat yang
paliiiiing menyenangkan di seluruh dunia,”
Gunakan dengan bahasa selucu mungkin sehingga anak tertarik untuk
meihatnya.
5.
Semuanya sih
tergantung orangtua, kalau orangtuanya saja malas ke masjid bagaimana anak bisa
tertarik untuk mengetahui masjid. Tips
1-4 akan gagal di nomer 5 jika Anda saja malas pergi ke masjid :D *aduh jleb
banget*
Nah, anak adalah fotocopyan orangtua. Nggak ada anak yang instan
dalam menyukai sesuatu, semuanya harus kita tanamkan sedari kecil. Jika kita
ingin mendidik anak-anak mejadi generasi shaleh dan shalehah mulailah dari
sekarang
-31 januari, Ambon manise-
itu si engkong keseringan nonton haji muhidin kayaknya :P
ReplyDeleteemang haji Muhidin juga galak ya mbak? *nggak pernah nonton TV*
Deletedulu pas masih tinggal di Aceh, aku seneeeeng banget karena mesjid di komplek rumahku selalu rame.. dan di sana shaf solat di bedain jadi laki-laki dewasa, anak-anak laki, anak-anak perempuan , lalu shaf wanita dewasa. jadi ada 4 bagian.. so, anak2 itu ga mengganggu shaf dewasa.. cuma sejak pindah ke jkt, aku liat di mesjid2 sini semuanya ya di campur, anak2 dan dewasa.. tapi bukan alasan juga untuk melarang anak2 ke mesjid dong.. -__-
ReplyDeleteKalau anak-anak yang dibawah umur apa juga harus dipisah sama orangtuanya mbak? aku khawatir kalau anak-anak 3 tahun malah kenapa-kenapa pisah dari orangtuanya
DeleteDuh...kok gitu :(( Anak 2 tahun lho padahal. Ckckckckck.. si engkongnya galak bener.
ReplyDeleteiya, tapi anehnya anak pengurus masjid mau ribut dan nakalnya kayak apa nggak dimarahin.. Aduh kek..kek, rasanya pengen ngedoain dirimu cepet dikubur aja T_T *gemes*
DeleteAlhamdulillah masjid dekat rumah ramah anak.
ReplyDeleteTapi memang sebaiknya ortu jg memastikan apakah si anak udah bisa dikasi tau klau di masjid hrs ibadah, jgn lari2an, jgn menjahili org dll... Mungkin pas usia2 TK, SD gtu kali ya mbak...
Anakku diem aja loh mba, dia cuma ngintilin bapaknya T_T
Delete