Ini si Manda bikin
tulisan, dodol apa cuma emang nyari pengunjung sih? Ya jelaslah kalau bikin
paspor nggak pake KTP mana bisa! -_- Kenapa nggak bisa? Buktinya saya bisa tuh,
hah? Makannya baca dulu, jangan nyinyir dulu.
Flasback dulu biar yang
baca gregretan :p
Jadi
ini terkait dengan rencana traveling saya dengan teman-teman FLP ke luar negri,
singkat cerita waktu itu si Fita ngeshare foto promo Air Asia di grup FLP
Bekasi dan dia nanya, siapa yang mau pergi barengan sama dia. Kemudian beberapa
pada daftar termasuk saya yang pedeh gila udah bayar aja tanpa liat masa
berlaku KTP. Dan setelah dilihat, Oow.. KTP saya mati! Sedangkan untuk membuat
paspor harus menyertakan KTP asli. Hahah, cari perkara..
Sebenernya
saya sudah disuruh perpanjang KTP sama mami sebelum saya pindah ke Ambon,
jadi KTP saya mati bulan Juni dan saya pindah bulan Juli, dengan alasan saat
itu males ngurus, karena bulan Ramadhan dan takut cape. Nah ya, Ramadhan jadi
kambing hitam.
Kemudian
saya memutuskan pulang 3 minggu sebelum hari keberangkatan saya untuk mengurus
semuanya. Dan ternyata, pemikiran saya tidak seindah kenyataan.. dan marilah
kita menengok ujian penuh tantangan ini.
Di kecamatan
suatu hari
Start
selasa,
"Bu besok datang pagi ya, ambil nomer antrian aja dan tarok berkas" ini jam 11 siang rupanya saya kesiangan
"Oh nggak sama foto?"
"Fotonya besoknya lagi bu."
"Kenapa nggak sekalian mba?"
"Emang ketentuannya begitu bu" ini jawaban paling gampang biar ga ditanya lagi. Oke nyerah!
"Bu besok datang pagi ya, ambil nomer antrian aja dan tarok berkas" ini jam 11 siang rupanya saya kesiangan
"Oh nggak sama foto?"
"Fotonya besoknya lagi bu."
"Kenapa nggak sekalian mba?"
"Emang ketentuannya begitu bu" ini jawaban paling gampang biar ga ditanya lagi. Oke nyerah!
Rabu,
Dateng jam 7 kurang, kecamatan penuh kayak pasar dan petugas belum pada dateng, tarok berkas dan jam 8 dipanggil.
"Nomer dua lima"
*mati gue, lama amat padahal ini datengnya pagi2 sekalai!*
"Besok datang lagi ya bu buat foto sama scan sidik jari"
Dateng jam 7 kurang, kecamatan penuh kayak pasar dan petugas belum pada dateng, tarok berkas dan jam 8 dipanggil.
"Nomer dua lima"
*mati gue, lama amat padahal ini datengnya pagi2 sekalai!*
"Besok datang lagi ya bu buat foto sama scan sidik jari"
Dan saya sudah pasrah, ya sudah sih kalau nggak bisa
berangkat juga nggak apa-apa. Mungkin bukan rezeki, tapi temen-temen di Grup
pada kibarin bendera pom-pom!
“Coba minta surat keterangan sama kecamatan mba!” sahut
Tia
“Iya Manda, coba aja!”
“Semangaaaat!!” oke, dicoba lagi. Jauh di lubuk hati saya
sebenernya saya santai aja, dan kebayangan bakalan jadi juga itu paspor. Tapi
untuk menuju semua itu saya dinyatakan harus sabar melewati banyak proses dan
nggak boleh nyerah sampai di sini.
Kamis,
"Jaringan error tau!" Sahut mba-mba yg kemaren barengan sama saya.
"Apaaaaaa??"
"Iya aku aja belum. Dari nomer satu ini, nomer satu aja belum"
"Aduh payah banget,.." ga heran kalo Bekasi dibilang negri dari planet lain. Lah bikin KTP aja susahnya setengah mati, secara di daerah lain aja enggak begini.
"Mba gimana ya, aku udah izin 3 hari. Masak ngurus KTP ama KK aja sampe seminggu" sahut mbak2 yg rumahnya di CITAYAM ini, baca ya CITAYAM.
"Ngomong2 KTP jadinya brapa hari?"
"Dua minggu mba," apaaaaaaaaa!!!!
"Jaringan error tau!" Sahut mba-mba yg kemaren barengan sama saya.
"Apaaaaaa??"
"Iya aku aja belum. Dari nomer satu ini, nomer satu aja belum"
"Aduh payah banget,.." ga heran kalo Bekasi dibilang negri dari planet lain. Lah bikin KTP aja susahnya setengah mati, secara di daerah lain aja enggak begini.
"Mba gimana ya, aku udah izin 3 hari. Masak ngurus KTP ama KK aja sampe seminggu" sahut mbak2 yg rumahnya di CITAYAM ini, baca ya CITAYAM.
"Ngomong2 KTP jadinya brapa hari?"
"Dua minggu mba," apaaaaaaaaa!!!!
Dan saya baru foto lanjut scan sidik jari pada hari Jum’at
tentu saja tidak lupa meminta surat pengantar dari kecamatan bahwa KTP saya
sedang ‘on proses’. Begitulah birokrasi, disaat kita diwajibkan bayar pajak kudunya
mah tepat waktu, tapi nggak sebanding sama pelayanan ah ya sudahlah.. cukup
saya yang jadi korban dan jutaan orang di Indonesia yang jadi korban, *eh kok
curhat :p*
Sebenernya hari jum’at itu saya ingin lanjut pergi ke
Imigrasi untuk menanyakan, apakah surat pernyataan seperti yang saya bawa boleh
dilampirkan? Tapi karena kepepet jum’atan yang dimana adik-adik saya pada
pengen shalat, ya sudah akhirnya pulang aja. Sambil terus usaha nelpon pihak
imigrasi di seluruh penjuru Ibukota buat nanyain hal ini tapi parah banget
nggak ada satupun yang diangkat. Sungguh mereka sangat sibuk sekali ternyata :D
Malemnya saya nanya sama temen yang kerja di Imigrasi,
dia tetangga kecil saya dulu waktu di Balikpapan. Rosi,
“Ochi! Bisa nggak sih ngurus paspor tapi KTPnya mati,
tapi ada surat keterangan dari Kekecamatan” pertanyaan bego mungkin bagi
sebagian orang.
“Ntar ya aku tanya temen dulu.” Balik lagi “Ya nggak
bisalah Manda, semua kudu asli”
Nggak lama kemudian
“Manda kata suamiku bisa loh. Coba aja,”
“Lah kemaren kata lu nggak bisa,”
“Iya kemaren itu aku tanya temen yang nggak pernah
ngurusin paspor, sedangkan suamiku pernah di bagian paspor. Coba aja dlu yah” jadi
temennya itu kerja di bagian ngurus Visa doang. Doeeng..
Oke, akhirnya mantablah ya, maju terus pantang mundur dan
tetap optimis.
Senin ceria..
Pagi-pagi sekali saya pergi ke kantor Imigrasi kelas II
Bekasi dengan membawa berkas yang sudah lengkap. Pas sampai di pintu massuk ada
pemeriksaan,
“Ibu tolong semuanya ditunjukkan dengan lengkap ya, KK,
KTP, Ijazah, Akta Lahir”
“Pak KTP saya dengan dalam proses bagaimana?”
“Nggak bisa bu, harus asli semua.” Sementara si bapak
sudah seperti tidak sabar mengurus saya.
“Tapi kata temen saya yang di kantor Imigrasi Jakarta
bisa pak” akhirnya saya bawa-bawa temen kan.
“Bu, semuanya harus asli, nanti kalau tidak asli percuma.
Ibu sudah capek-capek datang dan antri nanti begitu antri ibu ditolak di dalam.
Buang waktu, mendingan ibu ke dalam ke bagian customer service tanya. Kalau
memang bisa, minta contoh pernyataannya bagaimana” Ish jutek, asli. Tapi kata-kata
bapaknya kemudian bikin aku mikir, kok ya absurd tenan yo wkwk
(padahal ya, di
dalem kantor imigrasi ada tulisan begini ‘Bagi petugas yang tidak melayani
dengan ramah akan dikenakan sanksi pidana kurungan sekian tahun dan denda
sekian juta. Gue potret juga lu lama-lama pak, kesel dah!”)
Akhirnya saya ke dalam dan saya menanyakan hal ini pada
bagian customer servicenya, sebelumnya saya menyerahkan catatan dari pihak
kecamatan. Dan DITOLAK!
“Nih mba, pernyataan kalau KTPnya sedang dalam proses,
namanya resi-KTP” akhirnya itu Resi saya potret dan saya pulang.
ini contonya, gelap ya? maaf ya hape saya rusak :p |
Saya sih nggak
langsung pulang kerumah, tapi mampir kekecamatan dulu, nanya perihal resi-KTP
ini. kebetulan saat itu hape saya rusak sedang diservice dan saya cuma bawa
hape dengan kamera 2MP jadilah gambarnya agak gelap, ya kayak yang di blog ini.
“Oh ini sih mintanya sama kelurahan mba,” sahut si
mba-mba yang duduk di front office.
Oke kemudian saya pulang dan langsung lari ke rumah
sekertaris RT, saya sih mikirnya kalau minta surat-surat kayak gini bukannya
kudu ada lampiran dari RT/RW yak. Dan ternyata sekertaris RTnya sedang keluar
dan tak tahu pulangnya kapan. Ibu saya gregetan lihat anaknya gelisah
bolak-balik nelponin sekRT tapi nggak diangkat-angkat
“Udah kita dateng aja kekelurahan, kalau emang nggak bisa
ya sudah emang kudu nunggu RT” baiklah dengan diantar ibu saya, saya meluncur
kekelurahan
“Mba, kita sudah nggak ngeluarin RESI-KTP lagi.”
“Kenapa?”
“Sudah nggak diizinkan lagi sama pemerintah” nggak ngerti
alasan jelasnya kenapa kemudian saya memasang muka lesu. “Atau gini aja mba,
kalau emang mba mau surat pernyataan sejenis bahwa KTPnya sedang dalam proses,
saya bikinin deh, nanti mba tinggal kasih foto sama tandatangan minta cap ke
kekecamatan.” Oke sip, saya masih terus optimis ini bakalan berhasil. Ujian
belum selesai Manda dudududu….
Meluncur lagi ke kecamatan dan bertemu dengan orang yang
sama, cuek minta cap (lah iya, ngapain malu gue kan nggak minta duit :p ) dan lari
lagi ke Imigrasi buat nanyain, apakah surat seperti ini bisa diterima. Kemudian,
kita datang bertepatan dengan jam makan siang. Di saat itulah saya merasa ujian
telah mencapai titik didihnya, tapi entah kenapa saya tetap optimis. Singkat cerita
bantuan itu lalu datang, samar-samar saya melihat Tia, (Tia saat itu juga baru
ngurus paspor) saya telpon, nggak diangkat, whats app juga nggak diangkat, aduh
kayaknya bukan Tia ini mah. Dan jam sudah menunjukan pukul setengah satu dimana
Naqib harus makan.
“Mba maaf hapeku di cas” nggak lama kemudian Tia sudah
ada disamping. Gubrak, jadi dia beneran Tia toh :D
“Gue pengen nanya Ti, tapi ini udah jam istirahat. Gue
harus nanya ke siapa lagi?”
“Mba gini aja, gimana kalau berkasnya aku bawa. Nanti aku
tanyain deh,”
“Bener Tia?”
“Iya mba, aku tanyain.”
“Tapi ini gimana berkas aslinya, emangnya Tia mau bawa
lagi kerumahku?”
“Atau di fotocopy aja deh mba,” akhirnya saya fotocopy
dan saya pulang.
Nggak lama Whatsapp saya berbunyi disaat baterainya
tinggal 10%
“Mba, bisa mba! Gampang ternyata. Di surat keterangan
kecamatan itu tinggal di tambahin foto aja terus di cap sama kecamatan. Nih aku
udah nanya sama ibunya. Bahkan ibunya sudah aku foto buat bukti” wkwkwk.. no
pic is hoax ya Tia.
“Beneran?”
“Iya… bahkan berkasmu dibawa ke dalem loh”
Ya sudah, untung saya punya persediaan foto banyak.
Langsung saja saya tempel foto 3x4 dan 4x6 yang kemudian iseng dirobek Naqib
(Naqiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiib!!!!) dan langsung meluncur lagi (entah ini yang
ke berapa) ke Kekecamatan lagi minta cap ulang. Mungkin mba-mba yang ngeladenin
saya bosen kali ya, ini lagi ini lagi orangnya wkwk..
Esoknya, saya
antri lagi di Imigrasi. Saya minta kemudahan sama Allah agar dilancarkan
urusannya
Pas datang, di bagian pintu masuk saya tidak menjumpai
bapak-bapak jutek yang tukang meriksain berkas. Dan saya langsung bisa masuk
tanpa pemeriksaan berkas. Saya lihat antrian sudah panjang, mungkin saya nomer
30an kalau dihitung-hitung, padahal itu masih jam 7 kurang.
“Bu, tadi pas dipintu masuk diperiksa nggak?” tanya saya
pada ibu-ibu yang antri juga
“Diperiksa,” hah.. mungkin ini yang disebut pertolongan
Allah begitu dekat bagi orang-orang yang optimis.
Setengah delapan pintu pengambilan nomer dibuka, saya
deg-degan, kemudian tibalah giliran saya untuk pengambilan nomer yang diikuti
pemeriksaan berkas
“Mba ini apa?” menanyakan 2 kertas lampiran.
“KTP saya sedang dalam proses bu”
“Perpanjangan ya?”
“Iya bu,”
“Iya mba ngurus EKTP sekarang lama banget,” jiahahahaha..
“Huum bu, taulah birokrasi di Negara kita ini bagaimana,”
manas-manasin.
“Iya mba, hadeuuuh” kok si Ibu jadi curhat juga ya,
korban pemerintah kayaknya. “Mba ini difotocopy ya, nanti kalau mba kasih yang
aslinya, mba nggak punya bukti lagi” dan singkat cerita saya dapat itu nomer
antrian, diikuti wawancara, foto dan scan sidik jari. 3 hari lagi saya ambil
paspor karena kebetulan di hari esoknya saya sudah bayar J
Tinggal bayar coy |
Baca juga : Melihat pulau-pulau di Maluku ini pasti kamu pingsan
Jadi intinya bisakah membuat paspor tanpa menyertakan KTP asli? Bisa, asal ada surat keterangan bahwa KTP tersebut sedang diproses atau hilang. Surat keterangannya dari Kecamatan dan kelurahan ya.
Pesan saya, di Indonesia ini kita nggak bisa menunda pekerjaan yang berurusan dengan birokrasi. Kalau bisa hari itu selesaikan, selesaikan. Dan pesan lainnya, jangan menunda pekerjaan jika tidak mau seperti saya yang harus kesana kemari ngurus ini-itu dengan tergesa-gesa, cukup ini jadi pelajaran.
Jadi intinya bisakah membuat paspor tanpa menyertakan KTP asli? Bisa, asal ada surat keterangan bahwa KTP tersebut sedang diproses atau hilang. Surat keterangannya dari Kecamatan dan kelurahan ya.
Pesan saya, di Indonesia ini kita nggak bisa menunda pekerjaan yang berurusan dengan birokrasi. Kalau bisa hari itu selesaikan, selesaikan. Dan pesan lainnya, jangan menunda pekerjaan jika tidak mau seperti saya yang harus kesana kemari ngurus ini-itu dengan tergesa-gesa, cukup ini jadi pelajaran.
Pasti
semua pada mengira-ngira hari keberangkatan saya, dan akan kemana? Karena di
tulisan ini nggak ada tanggal jelasnya, Hahah sengaja.. tunggu aja apdetan
terbaru behind the scenenya di blog saya ini ya, J
Nb : Tia, karena kamu
sudah nolongin aku, minyak kayu putih yang dari Ambon nggak usah bayar. Gratis
buat kamu. Iya, seriusss… makasih ya dear J
Hari rabu ini
pasporku jadi, sebetulnya jadinya hari senin kalau nggak ada tanggal libur 2
hari.
Dengan ditemani
ibuku dan Naqib saya mengantri, narok kwitansi dulu di loket pengambilan
paspor. Datangnya waktu itu jam 8, karena yang ngambil banyak jadi ngantri, jam
9.30 baru dipanggil. Untuk kantor imigrasi kelas II Bekasi ini serba gratis,
minum gratis, wifi gratis, pipis gratis, sampai ada playground anak jadi Naqib
yang mulai rewel nggak jenuh. Dia ketagihan main kuda-kudaan diluar :D.
Sebelum pergi
ibu saya bilang, “Jangan lupa bawa data diri kemarin yang kamu bawa kayak akta
lahir dll”
“Kan cuma ngambil
doang mi”
Tiba-tiba saya
langsung sadar, kalau ngambil nggak ada identitas gimana petugasnya bisa nandain
kalau itu aku. Dan parahnya itu sudah duduk di imigrasi, ketika saya melihat
orang hilir mudik ngambil paspor mengeluarkan sesuatu KTP.
Nah untung
kemarin saya sempat rekam semua identitas ke dalam tablet, pas nama saya
dipanggil saya cuma bilang
“Pak KTP saya
belum jadi nih”
“Ya udah ada
identitas lain yang bisa dikenalin, KK, SIM, apa saja,”
“Saya cuma ada
ini pak,” menyorongkan tablet berisi foto keterangan dari kecamatan. Bapaknya
ngecek, baca pelan-pelan.
“Amanda ratih
pratiwi? Ini bener ya sampeyan”
“Lah iya pak,
masak saya bohong”
“Tanda tangan
disini, disini dan disini” sahut si bapak menyerahkan sebuah buku daftar
pengambilan, dan identitas paspor kita waktu datang pertama kali tanda paspor
telah terbit dan diambil. Sebel ih fotoku di paspor ini kok jadi gendut ya -__-‘
Waw.. so simple….
Yeess! Siap travelling…..
Haaaa.... berurusan dg birokrasi pemerintah, emang bikin enek seringnya.
ReplyDeleteiya mba, harus ganti presiden model apa lagi ini mah
DeleteHuahahahaha... Yang sabar yaa...
ReplyDeleteBtw, jatisampurna bukannya kabupaten Bekasi?
kertas ya jatisampurna itu cuma contoh mbakyu
DeleteMau jalan jalan kemana sih? Kepooo neh hehehhe
ReplyDeleteAyuuu kepoin isi blog aku ya, aku udah tulis ulasannya
DeleteHahaha mbaa Manda aku langsung senyum lebaaaar pas baca bagian endingnya *terharuuuuu
ReplyDeletetya kapan mau ambil minyak kayu putihnya nih?
Deletembak...baca postingan ini aku sbnrnya agak emosi hahaha ;p.. mengingat pasporku yg masih mejeng di kantor imigrasi jkt utara... ini kan aku lg maternity ya, jd udh planning mw renew pasport krn yg lama expired.. mumpung cuti... semua berkas udh komplit, dan aku apply via website mereka yg katro setengah mati idup, berkali2 down bok -__-
ReplyDeleteakhirnya setelah dpt surat bisa dtg utk ksh form dan dokumen plus interview dan foto, aku dtg dong pagi2 buta.. eh abis dpt nomor antrian, ga lama dipanggil lagi, dan katanya aku harus bikin BAP, karena bulan lahirku di pasport lama salah.. ditulis juli, pdhl juni... Aku bilang dong, loh itu udh di rectify di halaman keduanya.. jelas2 ditulis, correction tanggal lahirku yg bener ditulis ulang, di chop resmi dan di ttd ama kepala imigrasi jakarta selatan.
jawaban petugasnya, "tetep bu, hrs bikin BAP, krn udh aturan, dan itu udh dimulai dari (dia nunjukin aturan di kertas lusuh gitu), yg dalam hati mau aku bales, "itu kertas lusuh loe pajang di website imigrasi loe yg abal2 itu ga? kalo ga, menurut loe gimana caranya gw bisa tau ttg aturan baru kalian??!"
terpaksalah aku ke lt 3, dan ksh tau petugas di sana mau bikin bap.. yg lgs dibalas, "oke bu, daftar dulu ya.. kalo dliat dari buku register, ibu dapat tgl 31 may utk dtg lagi kesini bikin bap"
APAAAAAA???! smnatar 17 may aja maternityku udh selesai.. ini mah aku hrs karang alasan sakit supaya bisa ke imigrasi lagi :( pgn dicakar2 tuh org.. maksdku, helllooooo, bisa ga sih kalian , petugas negara yg karyawannya banyak byanget ampe berlebih, mengefisienkan kerja kalian??? dikira kita ga ada kerjaan apa suruh dtg bolak balik.. yg bikin aku marah itu mbak, kesalah salah tulis bulan lahir itu salah mereka, udh diperbaikin, dittd ama keuanya, apa pointnya aku harus bikin bap coba? Huuftt... ya sudahlah yaa... intinya sih, kalo berurusan ama birokrasi, ama petugas negara utk ngurus dokumen2, mereka mah ga pernah salah.. semuanya salah kita... jd krn dianggab kita yg butuh, harus terima di ping pong dan dibikin lama -__-..
sama aja kayak bikin ktp yg kacrut bgt itu sistemnya.. untungnya ktp ku udh e-ktp, jd walopun trtulis expired, masih bisa dpake krn e-ktp skr ga ada batas kadaluarsa kan :)..skr sih berharap tgl 31 nanti urusanku bisa cepet kelar.. aku ga tau alasan apa lgi utk ambil cuti ini.. untungnya aja traveling ke kluarnya masih feb 2017.. makanya aku masih bisa tenang walo pgn nyumpahin semua karyawan imigrasi di sana ;p
hahhaha... aku bacanya tahan napas mba, kok yo kejam ya :D
Deletelalu skrg urusannya bagaimana? apa sdh kelar? moga dipermudah ya mba
cc : KANTOR IMIGRASI tolong jangan dipersulit ini temen saya :D
Ini yang namanya berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian :)
ReplyDeleteNah itu sudah :)
DeleteBaru jumat kemarin mba aku ke Imigrasi dan perihal E-KTP juga pengen nangis rasanya, padahal E-KTP itu aku nyruh orang kecamatan buat bikinin ealah kagak diurusin makanya pas ke Imigrasi ditolak, pulang dari imigras aku lsgsg ke kecamatan ditolak mesti ke pemkot. Berangkat dari jam 5 kelar urusan buat dptin tuh surat keterangan jam 12 :( yg sedihnya itu pelayanannya lempar sono sini dikata aqyu yang unyu ini bola wkwkwk semoga senin aku berhasil lolos imigrasi mba aamiin *optimis bisa
ReplyDeleteYa amppuuuun, laporin Ahok wkwk.. eh dirimu di Bekasi ya mba, hadeehh emang Bekasi dah urusannya lama. Tos!
DeleteNyimakkk...
ReplyDeleteAlhamdulillah tidak suka traveling
walah, sayang banget ya nggak suka traveling,
Deletekira-kira menurut mba kalu ktp nya hilang terus pake scan asli e-ktp sama fotokopi nya bisa ga ?
ReplyDeleteplus lampiran surat kehilangan .. males soalnya harus ngurus ktp lagi
DeleteLah itu yg aku jelasin diatas gmn, ketahuan ga dibaca -_-
Deletebaguslah mbak pokoknya
ReplyDeleteYeaaaah...
DeleteHi mba,ada kontak privacy ga?wasap bole .Aku mau curhat Ni.Ektp aq blom aq urus,msi pk ktp era Jaman doloe.malas urus krn salah tahun lahirnya.repot bangat.trus passport aq Nov 2017 ini habis masa berlaku.may tgl 1-2 ini hrs smpe Philippines.need help ni mba.tolongin kasi pencerahan.mau nangis bingung msti gmn...
ReplyDeletekirim email aja, bluefeatherku@gmail.com, maaf nomer saya tidak bisa disebarluaskan :)
DeleteSebaiknya identitas di paspor (barcode no paspor yg bawah, nama,no paspor yg di atas, yg dibawah tgl buat) di blur kalo mau dipajang di blog. Menghindari penyalahgunaan data...
ReplyDeleteTerimakasih mas atas masukannya, baik akan saya ganti
DeleteSemoga suatu saat bisa juga urusan ke kantor imigrasi
ReplyDeleteAmiiiiin... ayo melancong :D
DeleteWah bisa juga ya?
ReplyDeletemasih pegang surat keterangan aja, eKTP lom jadi
jadi pengen bikin jugha
:D
Bisa...bisa... coba aja bikin
Deletewah yang masalah dengan KTP bisa terbantu nih
ReplyDeleteInsya Allah, mudah2an ya pak
DeleteBikin e-ktp emang lama, ditempat saya Lamongan Jawa Timur butuh 6 bulan baru jadi. Dalam Proses menunggu jadinya e-ktp, diberikan selembar surat pengganti ktp yg kadang gk bisa diterima saat melamar pekerjaan
ReplyDeleteSedih banget ya, sampai stengah tahun gtu. Jadi apa dah tu KTP coba
DeleteMba Manda mau tanya, resi keterangan dari kecamatan photo saat dikecamatan pembuatan ktp atau photo sendiri bawa drmh? Soalnya aku baru mau urus eKTP, kmaren tanya kecamatannya pas urus KK tidak perlu bawa photo lagi utk resi keterangan urus ektp.
ReplyDeleteKalau perlu bawa photo dr rmh cukup 3x4 dan 2x3 sj ya mba?
Mau urus paspor jg niatnya minggu dpn. Thanks
Halo mba, makasih udah mampir. Sebaiknya bawa foto 2 ukuran ya, kali diminta dua2nya. Btw, bawa aja foto dr rumah soalnya ga ada foto di tempat
DeleteOh ok mba, mau tanya lagi utk ke imigrasi pembuatan paspor perlu surat pengantar pembuatan/penggantian ktp dari kelurahan selain resi surat keterangan dari kecamatan mba Manda? Soal nya tadi aku surat pengantar pembuatan/penggantian dari kelurahannya di simpen utk arsip sama kecamatannya saat pembuatan ektp nya. Sempet minta yang lagi utk paspor tp mereka bilang ini utk arsip buat paspor resi cukup. Jadi ngeri ditolak urus pasport nya nanti
Deletebirokrasi memang harus diperbaiki agar warga negara menjadi nyaman
ReplyDeleteyes, betul sekali
Deletemembuat paspor skrng sudah lumayan lebih dipermudah
ReplyDelete