Wednesday, 29 June 2016

Celoteh-celoteh Naqib



Tulisan-tulisan ini sengaja saya rangkum, mengingat betapa cerewetnya Naqib saat ini. Sayang kalau celetukan-celetukan cerdasnya meluap begitu saja dan saya melewatkan moment untuk mecatatnya. Sehingga suatu hari nanti kalau Naqib besar akan saya perlihatkan catatan ini untuk mengingat memori masa kecilnya yang lucu, juga akan saya kenang memori-memori indah bersama anak saya. Berikut ini celetukan-celetukannya yang saya rangkum dari facebook, dan catatan ini akan terus di update seiring tumbuh kembangnya..*jangan ngakak ya emak-emak kalau nemu yang aneh, janji!*

kurang lebih 30 menit setelah dilahirkan

29 Juni 2015
Biasalah bocah lagi pinter-pinternya ngomong bikin yang denger pengen ikutan mincing-mancng ngenalin ini-itu, kayak nama binatang, makanan, sayuran, orangtuanya.
Nah ngomong-ngomong soal orangtua, si Naqib ini sudah dikenalin nama Ibu-Abahnya dan dia sudah ngerti banget sekarang.
"Naqib nama ibunya siapa? Ibu man..?"
"Ndaaaaa..,"
Lain cerita pas liat foto saya dia spontan teriak, "Ibu ba..da (dengan aksen jepang gitu. Bikin ngakak dengernya)"
Yang bikin pingsan itu kalau dia manggil saya dalam keadaan saya lagi sibuk ngerjain sesuatu,
"Ibu..ibuuuuuu....ibuuuu.."
"Ya Naqib sebentar,"
"Ibuuuu, ibuuuu ba...daa," doeeeng.
Jadilah sekarang dia manggil saya, "Ibu ba..da"
(ini waktu Naqib baru bisa mengenal nama orangtuanya. Saat itu usianya belum genap 2 tahun. 2 tahun kurang 2 bulan tepatnya)

Naqib usia 4 hari

29 Juni 2015
Naqib lagi ketagihan makan jelly yang biasanya dicampurkan ibuku ke dalam es buah.
Tiap dia buka kulkas pasti teriak-teriak
"Bu mau es bu, mau es buuuuu"
"Naqib kalau belum azan. Esnya belum boleh dimakan ya"
"Olloh abaaa olloh abaaa" (Allahuakbar -azan). Ajan bu. Es bu.. Ess buuu"
Ya Rabbi... Bayi 22 bulan udh bisa ngelawak. Dia azan sendirian biar bisa makan jelly sesegera mungkin *kemudian emaknya pingsan
(ramadhan tahun kemarin, cepatnya waktu berlalu :’)

18 Desember 2015
-Ini sih tips ya J-

Hanya perlu pembiasaan. Mungkin bisa dicoba buat anak yg susah makan.
Untuk membentuk sebuah kebiasaan baru kita memerlukan hanya waktu 1 bulan untuk beradaptasi.
Kurang lebih quotenya kayak gitu. Maka saya coba mempraktekkan ini pada Naqib yang sejak
umur 18 bulan susah makan. Dia bener-bener susah makan sampai saya stress ngadepinnya, badannya yang buntet mulai menciut, mengecil dan Naqib hampir divonis kena Anemia akut sangking nutrisi yang diterima tubuhnya nggak sebanding sama perkembangannya. Saya hanya berharap ASI saja waktu itu.
Dan saya pun menemukan quote itu. Kemudian saya mulai membuat jadwal ketat untuk Naqib biarlah saya dibilang ibu yang kejam, yang penting Naqib terbiasa untuk makan dan tau lapar.
Kebiasaan itu dimulai dari bangunnya yang agak dipagiin, lalu saya mulai memberinya makan ringan seperti bubur atau roti. Setelahnya saya ajak jalan-jalan sampai capek, capek jalan dia akan makan segala hal *roti, susu, biskuit* lalu saya tidurkan. Menjelang siang jam 12 saya kasih makan, awalnya sedikit dulu besoknya meningkat suapannya, sore saya ajak jalan lagi dan makan setelahnya. Kelelahan dia tidur.. Begitu terus selama sebulan. Saya hanya berusaha membuat lambungnya melebar. Kan katanya ukuran lambung disesuaikan dengan jumlah makanan. Jadi biar lambungnya melebar ya memang kudu ada usahanya..
Alhamdulillah sekarang Naqib makannya gampang, dia mau makan apa saja. Walaupun untuk makan sayur memang susah, tapi untuk urusan sayur bisa saya selipkan ditengah-tengah lauk jadi nggak berasa banget sayurnya. 
Dan bahkan belum waktunya makan dia sudah teriak "Bu mamam bu mamam bu. Atip lapa".
Memang badannya nggak gendut, tapi lumayan padat berisi dan menggemaskan.
Dan banyak hal yg bisa kita lakukan untuk membentuk kebiasaan baru ini. Seperti shalat sunnah,
puasa, infaq dll
Saya sudah mencobanya untuk shalat dhuha, ketinggalan shalat dhuha sehari saja, saya seperti merasa punya dosa besar yg sulit diampunkan. Bagaimana kalau kita coba hal lain?



1 bulan

22 Agustus 2015
Sebaik-sebaik panggilan suami untuk istrinya adalah panggilan yang menyenangkan untuk didengar.
Seperti Rasulullah yang memanggil khumairah pada istrinya.
Tapi gawat juga ini kalo didengar sama anak yang baru bisa ngomong. Suami saya biasa memanggil saya 'cantik' uhuk *haelah pd muntah kan -,-* ya gitulah. Mau manggil honey sudah keduluan kakaknya. Jadilah cari kosakata baru biar ga nyama-nyamain. .
Dan gara-gara ini Naqib ga pernah lagi manggil saya Ibu T_T.. Sedih
"Tatiiiiik pate udung" *pakai kerudung*
"Mau kemana Naqib?"
"Uaaan tatiik" *keluar*
"Tatiik mo minum"
"Tatiiiiiiik emot tipi mana?"
"Tatiiik udaaah tatiiik udaaah tatiiik ingin tatik udaah" ini biasanya kalau saya mandiin dan
airnya dingin.
"Tatiiikk mauuuu"
Ga dimana Naqib ga pernah panggil saya ibu lagi. *pengen nangis*
(12 hari setelah ia berumur 2 tahun)

(setelah saya protes keras ke bapaknya, bapaknya nggak pernah manggil saya cantik lagi, biarlah yang penting saya nggak lupa dipanggil ibu sama Naqib T_T *baper)


3 September 2015
Pulang kerja tadi suami saya bawa martabak manis kesukaan Naqib. Martabak ini banyak kejunya, dan Naqib habis 1 potong.
"Enak bu. Enaaaak" serunya dengan wajah berseri2.
Martabak manis itu pun kita makan dan kemudian ludes tinggal 2 dan itu punya Abahnya Naqib. Kemudian saya bilang pada Naqib, "Naqib ini punya Abah ya" rupanya dia masih ingin makan,
saya pikir Naqib kenyang makan 1 karena bentuknya lumayan besar. Dia malu-malu memegang
kotak martabak manis tadi seraya berkata, "Ini punya abah"
"Oh Naqib masih mau nak?"
"Ini punya Abah"
"Nggak apa-apa nak. Ambil aja kalau Naqib mau" dengan malu-malu ia ambil dan makan separuh.
Isya pun datang. Saya bergegas shalat dengan meninggalkan Naqib yang asyik liat videonya sendiri *narsis ya anak gue :p*. Martabak manis tadi tidak saya letakkan diatas meja melainkan masih di karpet bawah tempat kami biasa santai dan makan.
Kemudian ekor mata saya menangkap Naqib yang takut-takut mendekati kotak martabak manis tadi *bikin shalat nggak konsen dah*. Dia memegang kotaknya kemudian dilepas lagi, lalu melihat saya takut-takut. Terulang terus sampai saya selesai shalat. Begitu saya salam Naqib teriak.
"Ibu mauuuuuu Ibu mauuuuuu"
"Ambil nak, ambil. Habiskan ya"
Dengan mata berbinar Naqib mengambil sepotong dan makan dengan lahap.
Saya terharu, Naqib tidak mau mengambil apa yang bukan haknya. Mudah-mudahan istiqamah sampai ia bekerja Nanti. Jujur dan amanah ya nak..
(baca ini kembali saya terharu T_T)

Naqib 4 bulan

16 Desember 2015
Akhirnya setelah berkali-kali mencontohkan mengucapkan kata Maaf, Naqib terbiasa mengucapkannya. Tapi dia masih belum bisa menempatkannya secara serius. Misalnya ketika dilarang main air ketika cebok karena takut bajunya basah, saya mengucapkannya dengan pelan dulu
"Naqib nggak boleh main air ya nanti bajunya basah"
"Iya" tapi masih main air.
"Nggak boleh main air!" bajunya mulai basah.
"Iya.." masih main air. Mulai emosi ibunya ni.
"Naqib!! Ibu tinggal ni ya kalau masih main air!"
"Maap bu..maap.. Apun bu apun. Salim duwu",
Apapun itu yg namanya orgtua kalau anaknya sudah minta ampun pasti luluh dan mereda
marahnya. Tapi..
"Iya. Ga boleh diulangin lagi ya."
"Ya bu, main air agy ya bu" Dia pikir kalau sudah minta ampun selesai perkara dan ibunya luluh. Main airnya lanjut lagi deh. Nah yang seperti ini dia belum ngerti perasaan menyesal, tapi kadang kalau sudah kena getahnya dia kapok, misalnya dilarang main pintu nanti takut kejepit, kalau sudah kejepit baru ga mau ngulangin lagi kesalahanya. Namanya juga anak-anak kan ya, kita dulu juga pasti kayak gini.
Untuk bisa membuatnya terbiasa mengucapkan kata tersebut kita sbg orgtua memang berusaha berlatih mimik muka. Jadi Naqib tau mana waktunya orangtuanya marah, mana waktunya orangtuanya bersikap biasa saja. Karena menurut nasihat ulama orangtua boleh menunjukkan muka tak suka kalau memang anak salah dan bisa menempatkannya.
Nah selain itu kalau kita salah kepada anak kita juga nggak gengsi minta maaf, antara orangtua juga demikian, kalau saya ada salah sama abahnya Naqib atau sebaliknya kita berusaha mencontohkannya.
‪#‎DiaryNaqib 2thn 4bln
 
Naqib 5 bulan

 7 Febuari 2015
Menurut penelitiannya Park Dong Sun dalam bukunya Blood type. Anak-anak yang punya golongan darah B nggak suka dengan kata 'Belajar' mereka lebih suka dengan kata 'Bermain' jadi jika ingin mengajarkan sesuatu. Pakailah metode bermain sambil belajar.
Eh pantesan, Naqib kalau diajak "Naqib belajar berhitung yuk"
"Ayooo.." belajarnya nggak fokus banget. Paling cuma semenit senengnya. Selebihnya dia bodo
amat. Lari-lari dan jungkir balik.
Nah tapi kalau diajarin sambil main dia akan lebih fokus dan cenderung mengingat apa yang diajarin. Misalnya, ngajarin doa tidur kudu ada objeknya selain mengulang-ulang bacaan setiap mau tidur. Jadi benda berupa orang dan objek lain pura-puranya kasur,
"Hai Naqib.. Aku mau tidur dulu ya. Ini temanku gajah, singa dan kucing juga mau tidur. Ayo baca doa.." baca doa dan pura-pura tidur. Atau ngajarin dia sopan-santun, "Kalau masuk rumah ucapkan salam", "Hayo makan dengan tangan kanan" ketika bonekanya plastiknya sedang berkumpul ingin makan.
Dan saya perhatikan Naqib senang dengan tayangan edukatif yang nggak menggurui. Ya semacam kisah Dora gitu cuma lebih detail misalnya objek payung, "Ada berapa jumlah payungnya? Ayo kita hitung sama-sama" nah Naqib cenderung ikutan ngitung. Dan gara-gara nonton film edukatif ini dia jadi bisa menghitung 1-10 walaupun dia kadang suka kebolak balik.
Mengejar era global dan tantangan pemikiran bebas sebagai orangtua emang kita kudu banyak baca, tanya orang dan praktek. Nggak bisa ngikutin pemikiran sendiri atau ngikutin kata orangtua mulu. Semakin maju dunia, pemikiran anak juga mengikuti arusnya. Kudunya mah orangtua ngikutin anak bukan anak ngikutin orangtua.
(sampai sekarang saya masih belajar metode belajar buat Naqib nih biar dia nggak bosenen, gimana ya)

3 November 2015
'Maaf, tolong dan terimakasih'
Untuk beberapa hal saya emang rada 'Kejam' sama Naqib dalam hal perbuatan. Ini semata-mata hanya untuk mengajarkan dia disiplin mengucap kata istimewa, 'Maaf, tolong dan terimakasih'. Untuk kata Terimakasih sudah cukup familiar ditelinganya, bahkan Naqib akan bilang "Acih" juga kalau ngasih benda ke orang. 
Seperti berikut,
"Naqib kalau mau minta sesuatu ucapkan kata Tolong"
"Iyak.."
Suatu hari di pelajaran pertama.
"Ambi bu..ambi bu..ambiiiiiii!!" dia minta ambilkan sesuatu.
"To.."
"Tolon bu"
"Oke nih.."
Terus dilatih sampai dia terbiasa ngomong Tolong. Tentunya abah dan ibunya juga mencontohkan di kehidupan sehari-harinya.
Tadi pagi Naqib ingin bantuin ibunya beberes ceritanya dia minta ambilkan kemoceng.
"Ibu ambi bu..ambi bu.." sambil nunjuk kemoceng. Dia lupa ucapkan tolong, dicuekin enak nih. Akhirnya sampai nangis jejeritan, guling-guling dan terucaplah satu kata "Ibhuuu toloooon
ambiiii" sambil nangis. Barulah saya ambilkan kemoceng,
"Pokoknya kalau Naqib nggak ucapin kata tolong ibu nggak mau ambilkan yang Naqib mau"
"Iyaa.. Toloon bu" sambil mengusap air mata.
Tinggal ngajarin kata 'Maaf' nih. 
(metode ini sampai sekarang sudah berhasil, bahkan Naqib sudah terbiasa mengucapkan kata maaf, nantilah ya saya ceritain)
 
Naqib 6 bulan, Mpasi pertamanya


17 November 2015
Sudah beberapa hari ini Naqib mulai banyak tanya,
"Bu lagi apa?"
"Bu macak apa?"
"Bu makan apa?"
"Bu bitin apa?" 
Kalau nemu hal-hal baru dia juga selalu nanya,
"Bu ini apa?"
"Meja"
"Meja?"
"Bu itu apa?" nanya lagi di benda yang sama.
"Meja" Terus pindah lagi nanya ke benda lain dan nanya lagi di benda yang sama nggak bosan-bosan.nSampai tetangga ngakak "Waduh mba Manda ki cuapek tenan ngomong terus"
Kalau ngeliat Naqib ini saya jadi inget kisah seorang Bapak yang terus-terusan nanya ke anaknya karena si bapak pikun. Si anak yang kesal ditanya terus lantas membentak "Pak kok nanya terus sih. Kan sudah saya kasih tau tadi berulang kali" Bapaknya menangis, "Kamu juga waktu kecil banyak tanya nak seperti bapak. Tapi bapak tidak lelah menjelaskan" selalu inget itu. Mudah-mudahan kalau ibunya suatu hari pikun Naqib nggak bentak-bentak kayak om yang dicerita itu ya dek T_T
(pengalaman ini saya tulis ketika selepas membaca kisah seorang anak yang membentak ayahnya sebab ayahnya banyak bertanya)

6 Oktober 2015
Roman-romannya Naqib suka masak dah. Hampir tiap hari dia minta piring, gelas, sendok plastik buat eksperimen masakannya yang bahan-bahannya diambil dari mainan legonya dan bahkan masakan ibunya dikulkas.
"Naqib masak apa?"
"Nati doleng" *Nasi goreng*
"Ini bikin apa?"
"Nati tuning" *Nasi kuning*
"Ini bikin apa?" Nunjuk gelas berisi jeruk.
"Jus"
"Yg ini?"
"Ayam doleng" *Ayam goreng"
Yes! Emaknya bisa pensiun dini masak ini kalo anaknya suka masak. Eh, tau ga Naqib? jadi chef
itu capeeeeeek, wong masak di dapur aja capek apalagi jadi chef. 
Tapi, apapun keputusanmu. Ibu dukung!!
*Kayaknya Naqib kebanyakan nonton Nat Geo People ini mah
(selepas Nat Geo hilang berganti Asian Food Channel, Naqib senang dengan acara Bake with Anna Olson, bahkan dia mengidolakan Anna. Nyaris setiap sore dia nonton acara masak-masaknya Anna)
 
Sampai di usia ini Naqib masih bombat sebelum akhirnya dia menciut
18 oktober 2015
Bahaya
"Naqib ga boleh pegang yang ini ya. Berbahaya" stop kontak
"Naqib, kalau minum hati-hati. Kalau berceceran airnya bahaya kamu bisa kepleset"
"Ada semut merah nak, bahaya dekat-dekat. Nanti digigit".
Dan sejuta bahaya lainnya yang kudu Naqib mengerti tentang kata ini. Rupanya dia tau, ibunya
geli sama cicak.

Suatu hari..
"Buuuuu bahaya bu.. Bahaya!!!"
"Bahaya apa?" panik emaknya. Secara waktu itu lagi di dapur dan dia main sendirian di kamar.
"Bahaya bu ada cicak. Ituuu.." sambil nunjuk ada bayi cicak di dinding.
Elah.. Ngenyek arek ki
(mungkin Naqib tau ibunya takut cicak wkwk)

29 oktober 2015
Belakangan ini Naqib kalau pup nggak pernah mau ngomong. Nggak ngerti juga kenapa dia jadi males ngomong padahal kalaupun pup saya selalu melepas apapun buat nyebokin dia.
Hari ini dia rewel minta bola plastik gegara anak2 remaja heboh main bola dibelakang rumah.
"Kalau ee'nya bilang. Nanti ibu beliin bola."
"Iyak" manggut2.
"Janji"
"Jaji bu"
Alhasil dia emang bilang sih. Tapi setelah bolanya kebeli gyaaaaaaa Pupnya ga bilang lagi T_T..
(sekarang Naqib selalu bilang kalau pup)
 
Naqib 1 tahun dan akhirnya dia menciut, karena nambah tinggi
25 November 2015
"Naqib kalau azan tivinya matikan yak? Terus banyak-banyak berdoa biar dikabulin Allah"
"Iya"
Jadi pas azan TV selalu dimatikan, Naqib yang selalu ngingetin. Sangking suka jadi alarm
ibunya, pas azan di TV pun Naqib heboh ngasih tau.
"Bu ajan, bu ajan di tipi. Matikan tipi yak!"
(itu sih dulu, sekarang udah tau kartun mana mau tivinya dimatikan T_T. anak-anak oh anak-anak)

6 April 2016
Tadi siang nonton upin-ipin. Lagi bahas cita-cita antara ibu guru dan murid-murid. Tiba-tiba Naqib nanya,
"Cita-cita itu apa bu?"
"Cita-cita itu harapan, keinginan. Aduh apa e, bingung jelasinnya. Ibu tanya ke abah coba. Bah, anaknya nanya ini loh. Bingung ibu jelasinnya. Cita-cita itu apa ya yang bahasanya gampang
dimengerti Naqib?"
"Cita-cita itu misalnya Naqib pengen apa? Pengen jadi apa" kata abahnya Naqib sambil nuangin
air galon.
"Oh iya, Naqib nanti kalau sudah besar mau jadi apa? Dokter kah, guru kah, pilot kah?"
Di TV ibu guru tanya lagi ('Siape yang mau punye cite-cite murid-murid?')
"Ibu puna cita-cita?"
"Punya dong"
"Atib mau bu. Atib mau cita-cita. Mau bu mana bu cita-citanya?" alahmak. Dipikirnya cita-cita sejenis makanan apa ya. Mentang-mentang lagi doyan makan ni anak -,-
(saat itu Naqib mulai bisa mengkespresikan rasa ingin tahunya, sehingga banyak celetukan-celetukan konyol yang keluar dari mulutnya)
 
Halo.. bisa bicara dengan salah sambung
24 Maret 2016
Berusaha anti gadget ke anak pun enggak. Karena sesekali Naqib kangen liat pesawat terbang.
Itupun enggak lama paling 10 menit,
Tapi kalau nonton dan mantengin gadget lama saya yang keras, misal..
"Atib mo nonton pololo"
"Nanti sore kan ada"
"Gak mau di epon ibu aja"
"Gimana kalo ibu donlotin aja. Atib nonton di tv." "Iya.."

1 jam menunggu
"Aduuuuuuh lamaaa" anak 2 tahun udh bisa protes coba.
"Sabar dong. Atib harus belajar sabar" 
"Iya Atib mo nonton cepetan yaa"
-,-,
Jadi drpd anak terpapar gadget. Saya kudu berkorban kuota, biarlah habis 1Gb buat bbrp film daripada matanya Naqib lama mantengin layar hp. Dan sebenernya kalau anak nonton di ponsel itu lbh bnyk makan kuota drpd donlot sekali untuk ditonton selamanya loh..
(tapi kalau liburan kerumah orangtua saya kalah, nggak ada TV layar datar yang bisa dicolok-colok flashdisk disini T_T, jadi mau nggak mau Naqib nontonnya di tablet T_T)

6 April 2016
Abah : "Jieee yang bentar lagi pulang kampung. Naik pesawat." godain Naqib
Naqib : "Hah.. Naik pesawat apa bah?!"
Abah : "Ya pesawat terbang lah"
Naqib : "Jangaaan, naik UFFO ajah"
Ibu : *ngakak ga berenti2*
(menjelang mudik tahun ini, dia terobsesi banget naik UFO hag..hag.hag..)
 
Naqib 22 bulan


2 Juni 2016
Cerita kemarin..
“Naqib kan hari ini ibu ulang tahun,”
“Iya?”
“Iyaa..”
“Tamat ulang ta’un ibu,” bangkit dari tidurnya
“Atib tayang ibu,” meluk erat
T_T.. maknyes dapet hadiah kayak gini
(tanggal 1 juni saya ulang tahun, selepas saya beri tahu saya ulang tahun, Naqib jadi semacam candu mengucapkan ‘Tamat ulan taun ibu” sepanjang hari itu, nggak bosan-bosannya hehehe.. terharu sumpah)

21 Juni 2016
“Naqib ibu mau ke warung”
“Nggak ah Atib dirumah aja sama mami Na,” (jadi dirumah ini nggak ada yang membahasakan Naqib manggil nenek, oma atau sebangsanya, semuanya kebablasan manggil mami, jadilah Naqib ikut-ikutan manggil mami -_-‘)
“Ibu mo beli coklat”
“Ya udah Atib ikut ya bu, tapi gendong,” gubrak!

Pulangnya,
Jadi anak ini saya belikan mainan di Indomaret, seneng dong dia. Ya udah aja sepulangnya dari Indomaret dia terus berceloteh
“Ibu tadi atib beli mobil ya.”
“Iya..”
“Nanti main dilumah aja,”
“Iya,”
“Ibu..ibu cape ya.., atib jalan kaki aja deh, katian ibu,”
Ya Allah dari tadi kek tong..tong.. T_T

23 Juni 2016
Ceritanya Naqib kan dibeliin baju bergambar biota laut sama Kainya (kakek) waktu itu bapak saya habis pulang dari pulau seribu kalau nggak salah. Nah sore-sore itu saya ingin memakaikan baju itu ke Naqib,
Naqib : “Ibu cini, atib pinjam duwu”
Ibu : “Cepetan nanti kamu masuk angin kalo nggak pakek baju”
Diapun meletakkan bajunya dikasur, lalu melihat gambar-gambarnya dengan penuh penghayatan,
Naqib : “Ibu ini apa?” .
Ibu : “ Itu pari manta”
Naqib : “ Ibu ini apa?”
Ibu : “Hiu”
Naqib : “Ini apa?”
Ibu : “Bintang laut,”
Naqib : “Ini apa bu?”
Ibu : “Ikan nemo,”
Naqib : “Ibuuu pintaaaall!!”

Hastagah..

13 Juli 2016
Naqib memperhatikan foto keluarga yang nempel di tembok pas saya masih gadis
"Ibu itu atibnya mana ya?"
"Oh Naqib belum lahir"
"Kok belum lahin? Di lahinkan dulu dong ibuuu.." bapakmu mana lee.. bapakmu belum ketemu wahahahaha..


14 Juli 2016
Tiba2 dia ngomong begini,
"IBU.. janan kelja lagi ya?" Ga ngrti apa mksdnya bilang begini. Padahal di jam2 tertentu saya emang fokus di lepi dan membiarkan dia main sendiri. Tapi waktu buat main sama Naqib tetep ada.
"Iya.. ga kerja lagi"
"Janan kelja. Peluk ibu" alahmakjan. Gimana klo emaknya ngantor beneran iki..T_T

15 Juli 2016
Hari ini saya muntah berkali-kali, Naqib datang mendekati saya yang sedang tiduran,
"Ibu napa?"
"Ibu Tatit ya?"
Nempelin tangan ke jidad saya T_T, anakku soleh dewasa sekali dirimu nak

-tunggu cerita-cerita yang lain ya-



4 comments :

  1. hallo naqib
    lucu banget deh
    anakku juga waktu bayinya mbulet banget
    sekarang kurung ninggi gitu mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo tante, makasih sudah mampir...
      Iya dia lagi lucu-lucunya :D
      salam kenal buat anaknya ya :)

      Delete
  2. Yang gw tunggu adalah momen tuh anak jadi gede terus nemuin postingan ibunya disini

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)