Rasanya serba salah memang di zaman tekhnologi serba canggih
begini, anak dilarang main gadget, nanti bisa-bisa kalau dilepas main keluar dia
akan ngiri sama temannya yang pegang gadget, lalu bertingkah semacam anak yang
norak seperti baru menemukan benda baru jika dipinjamkan. Diajarin main gadget
takutnya keterusan dan main terus. Jadinya gimana ya sebaiknya? Sama, saya juga
orangtua yang masih baru belajar ngurus anak, masih bingung dalam menentukan
sikap.
Tapi, sebagai orangtua yang nggak kepingin anaknya norak
atau ketagihan main game, saya mengambil jalan tengah aja. Saya tetap memberi
tahu ada benda bernama gadget, tapi saya nggak ngajarin anak untuk bisa
mengoperasikan sendiri, jadi kalau dia mau main tetap minta tolong saya buat
nyalain, bahkan jika anak saya bosan dengan satu permainan dia tetap minta
tolong saya buat ganti permainan. Dan saya mewanti-wanti, dia hanya boleh main
permainan, nggak boleh nonton youtube kalau nggak ditemani saya. Atau kalau dia
pengen banget nonton Youtube ya udah saya ubah ke mode offline dan saya matikan
internetnya. Atau saya putarkan kartun di TV. Kalau dia mulai ketagihan main
saya bilang, “Mainnya jangan lama-lama bang, nanti matanya sakit loh” udah, ini
cukup ampuh juga kok buat agak ‘keras’ sama anak. Jadi ya sistemnya kayak tarik
ulur aja sama dia, anak diizinkan main tapi jangan lama-lama, nggak juga ngelarang dia ga boleh main takutnya nanti dia nanti malah jadi gaptek.
Pemberian gadget memang tidak selamanya buruk bagi anak,
asal *bacanya yang serius setelah ini* mainnya DITEMANI ORANGTUA, dan setelah
orangtua tak menemani dia bermain lagi ya udah selesai, simpen gadgetnya. Kalau
kita nggak kepepet banget jangan dibiarin main sendirian, karena selain bikin
anak nggak bergerak, kasihan juga matanya main terus menatap gadget. Pemberian
gadget untuk Naqib saya batasi, misal main setengah jam, udah dia nggak boleh
main lagi sampai siang, Naqib harus bergerak, main lego, atau main ketetangga.
Atau kalau dia nggak mau semuanya saya kasih opsi, mau nonton kartun di TV? *kebetulan
saya punya stok banyak hasil ngerampok di Youtube yang saya pindahin ke TV* Yang
penting stop lihat gadget.
Lalu jika gadget
bermanfaat untuk anak, apa yang bisa orangtua ajarkan kemudian melalui gadget?
Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan edukasi, misalnya
mengenal gambar, bentuk, jumlah, hewan, alam, profesi sekitar kita, kegiatan
sehari-hari, mengaji, shalat dan banyak hal. Yang warnanya tidak terlalu
mencolok, berbahasa Indonesia, mudah mengoperasikan dan yang terpenting pelafalan dan suara jelas
pada aplikasi tersebut.
Apakah ada?
Ada banyak sebenarnya di playstore, tinggal kitanya berhasil
nyari apa enggak he.. Kebetulan saya dapat, sebuah permainan yang bikin saya takjub,
gara-gara main ini Naqib bisa menghafal warna dengan baik, beneran dia jadi
hafal warna *saya sudah takut aja Naqib buta warna* soalnya kalau nggak
diajarkan sejak dini ya bisa terjangkit buta warna itu tadi. Tapi bermain ini
dengan syarat, harus ditemani orang yang sudah mengenal warna dengan sempurna
ya, kalau nggak ditemani ya anak nggak akan cepat nangkap ilmunya. Sama aja
boong kan :D, anak nggak akan bisa belajar sendiri kalau nggak ada yang
mengajarkan.
Permainan ini bernama Marbel warna, Marbel sendiri singkatan
dari Mari belajar. Sebuah aplikasi belajar sambil bermain yang dikembangkan
oleh anak bangsa dan isi permainannya sangat sederhana, tapi mudah
sekali dimengerti.
Jadi begitu masuk ke layar utama kita akan disuguhkan 2
opsi, belajar atau bermain. Sekarang kita kupas yang
tombol belajar dulu aja ya? Di
tombol belajar terbagi lagi menjadi 4 permainan yaitu :
Belajar warna
Pada opsi ini jika anak menekan jamur warna maka akan timbul
suara, misalnya jamur yang ditekan berwarna ungu, maka yang berbunyi adalah “Ungu” pelafalannya juga
pelan dan jelas sehingga anak akan mudah mengerti. Jangan lupa jika suara keluar, orangtua juga ikut berkomentar
Belajar warna
pelangi
Pada opsi ini warna pelangi akan muncul satu persatu dengan pelan, dan suara
akan mengikuti warna yang keluar. Orangtua bisa sambil mengikuti suara yang keluar ketika warna pelangi muncul. Ketika kita menekan warna yang ada walaupun pelangi sudah utuh terbentuk, suara akan kembali berbunyi.
Belajar campur
warna
Pada opsi ini anak bisa belajar mencampurkan warna, pada
opsi ini sebaiknya orangtua mengajarkan pada anak, kalau ingin menghasilkan
warna orange bisa mencampurkan warna merah dengan kuning, begitu seterusnya,
jangan lupa sembari mengajarkan, orangtua harus menyebutkan warnanya karena
pada hasil pencampuran suara tidak menjelaskan dengan detail. Yang terjadi kalau
anak dibiarkan main sendirian dia akan asal mencampurkan warna
Belajar warna
benda
Pada opsi ini, benda akan muncul sesuai dengan warnanya.
Misalnya anak menekan jamur merah maka yang keluar adalah benda mawar, apel dan
stroberry, begitu seterusnya. Pada dunia nyata orangtua dapat mengulang kembali pelajaran yang sama ketika mendapati benda yang terdapat dalam permainan. Misalnya, "Naqib ini buah apel warnanya apa? yang sama kayak di marbel itu loh"
Sekarang masuk pada tombol ke 2, yaitu tombol bermain. Untuk bisa berada pada opsi
ini pastikan anak sudah mengenal warna dengan baik ya, seenggaknya dia sudah
mengenal 1-2 warna. Jadi kalau misalnya dia salah, kita yang ngajarin nggak
geregetan :D
Bermain tebak
warna
Pada opsi ini akan muncul tiga buah jamur, suara akan
bertanya, “Yang manakah warna putih” maka anak harus menekan jamur warna putih.
Jika benar maka akan keluar suara “Pintaaar, bagus, hebat, luar biasa” jika
salah maka akan keluar suara “Oow” Sambil menemani anak bermain ada baiknya
orangtua juga mengenalkan ketiga warna yang ada, “Dek ini warnanya, putih,
merah, coklat yang mana warna putih?" tentunya sambil menunjuk jamurnya ya,
Bermain tebak
warna benda
Pada opsi ini akan muncul benda dan anak harus memencet
jamur sesuai warna benda yang muncul. “Apa warna untuk kaos?” jika anak
memencet tombol yang benar maka suara akan meyebutkan warna bendanya “Putih”
Bermain tebak
gambar
Nah kolom yang ini kayaknya bukan untuk balita deh, soalnya
agak susah permainannya. Anak harus menghapal benda yang tersembunyi terletak
dimana, dan harus membuka 2 kotak yang sama isinya. Agak susah untuk anak usia 3 tahun.
Bermain pallet
warna
Kalau yang ini memasukkan jamur-jamur sesuai warnanya pada
kolom yang berwarna sama dengan jamur. Suara akan menyebutkan warna jika jamur
berhasil dimasukkan ke dalam kotak yang warnanya sama.
Catatan untuk
orangtua jika anak ingin cepat bisa mengenal warna melalui permainan Marbel :
- Butuh keaktifan orangtua juga untuk sambil mengajarkannya,
misalnya permainan mengeluarkan suara “Biru”, orangtua dengan lafal yang tegas
dan pasti mengeluarkan kata “Biru” juga dengan intonasi yang lambat dan agak
nyaring. Kalau bisa diulang 2x.
- Anak jangan dilepas sendirian jika bermain, dia nggak
bakalan ngerti kalau nggak diajarkan kan?
- Jika sudah bisa. Sesekali biarkan anak bermain sendiri,
namun harus terus diawasi dalam bermain. Temani anak sampai dia bisa mengenal
warna sampai 100%. Kalau sudah bisa boleh deh dilepas main sendiri
- Bermain permainan ini harus dalam keadaan hati senang, kalau
anak bête atau kesel ilmu nggak akan cepet masuknya. Butuh kemauan anak untuk
mau main sendiri, atau orangtua bisa mengintimidasi anak, “Dek, ayo belajar
warna”
- Jangan lupa juga tetap mengulang pelajaran walau tidak
sedang bermain, misalnya ketemu benda warna hijau tanyakan pada anak warna apa
benda itu.
- Permainan ini hanya cocok jika anak sudah menginjak usia 3 tahun ke atas, Jangan mengajarkan warna jika anak kurang dari umur ini, bisa-bisa anak Anda stress belum waktunya belajar udah belajar hee..
- Belajar cukup setengah jam, lebih dari itu pasti anak bosan
Belajar warna ini nggak sampai seminggu, Naqib sudah bisa
mengenal warna dengan baik. Seenggaknya dia sudah tau warna merah, kuning,
orange, biru, hijau, abu-abu, hitam dan putih. Not badlah untuk ukuran anak 3
tahun kan? Selamat belajar dirumah
Anak saya belum genap 2 tahun, masih mengumpulkan 'nyawa' untuk menonaktifkan tv dirumah. Hehe...
ReplyDeleteMarbel ya? Noted, buat bekal tambahan si kecil baru pas mulai mengenal warna :)
iya, marbel mainannya rata-rata edukatif :)
DeleteDi rumah juga No Youtube. Palingan game aja. Itupun cuma anakku yang sulung yg suka main gadget dua adiknya malah jarang banget. Emang sih aku juga ga ngelarang tapi membatasi....
ReplyDeleteIya mba lebih baik gtu menurut saya daripada dilarang sama sekali,
DeleteBagus juga app nya, tapi teteup ya pengennya screen time setelah anak 2 tahun, semoga bisa
ReplyDeleteHihihi iya.. Klo anak 2 tahun kyknya blom ngeh deh mbak 😂
Deleteseru yah anak jd bisa belajar..tapi bener harus didampingi orang tua
ReplyDeleteIya bun, Alhamdulillah sih Naqib udh ngerti warna banget berkat belajar ini 😊
Deleteedukatif nih aplikasi nya, saya belum punya anak sih..tapi lumayan ilmu nya heheh :D
ReplyDeleteMudah2an cepet dikasih anak yaaaaah😘
DeleteWaaah seruu nanti kalau aku pulang mau ngajak ponakan main ini :D
ReplyDeleteEh mbaa boleh saran?
kok aku gabisa klik kanan yah dsini.. nah kalau misal aku mau menuju link yang lain, jadi tulisan yang aku baca ini ilang karena link nya ga open di new tab. Gimana kalau linknya di bikin open in a new tab ajah ? :D
Iya mksdnya biar anti copy paste. Oke nanti yg link hidupnya aku bikin open di tab yg baru. Makasih ya udh mampir say
DeleteAsik tuh buat mainan si kecil.
ReplyDeletejaman sekarang anak terlalu sering main gadged
Ya. Tp ga sering juga dikasihnya
Delete