Wednesday, 26 April 2017

Lamafa, Kearifan Lokal Dari Timur Indonesia

sumber gambar : okezone
Pernah dengar kata Lamafa? Sama saya juga baru tau dari sebuah cerita di Ceritera.net. Karena penasaran banget apa itu Lamafa akhirnya saya googling dan mencari tau sedetil-detilnya. Jadi di Nusa Tenggara Timur terdapat sebuah pulau bernama Lembata, di bagian selatannya terdapat daerah bernama Lamalera, Lamalera ini adalah sebuah daerah di pesisir pantai. Di hadapannya terbentang laut sawu yang luas dan indah. Sudah sejak dulu, masyarakat Lamalera mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Dan ada satu tradisi yang sudah menjadi kebiasaan turun menurun masyarakat Lamafa ini yang bakalan bikin kita bilang “Woow!” apa itu adatnya? Ialah berburu paus. *melotot kan?*

Seperti inilah Lamafa itu, sumber : danish56.blogspot.com

Kenapa harus berburu paus, emang nggak ada ikan lain yang bisa diambil? Jadi sebenernya tradisi ini bukan sekedar iseng, pencarian paus ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada leluhur yang telah memberikan mereka penghidupan, selain itu tradisi ini juga untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang meninggal di laut, lamafa sendiri sudah ada sejak abad ke 16 dan dilakukan secara turun temurun. Nah, tradisi ini biasanya diadakan setiap tanggal 1 Mei, (misa lefa). Perburuan paus ini juga melalui serangkaian upacara adat, dan doa-doa yang dipimpin oleh tetua adat mereka. Setelah upacara sakral selesai, barulah esoknya perburuan dilakukan.

Yeaaay dapat paus, sumber : ulinulin.com
sumber : danish56.blogspot.com

Uniknya, perburuan ini nggak pakai alat-alat canggih, melainkan hanya memakai Tempuling (kaffe) adalah sebuah ujung tombak yang terbuat dari logam dan berbentuk huruf ‘Y’, tempuling biasanya akan menempel pada tlake atau bambu. Lalu Lamafa dengan tempuling ini akan melancarkan aksinya di laut untuk menikam paus. Untuk menuju ke tengah laut pun mereka hanya menggunakan Peledang sebuah kapal kecil yang mempunyai lebar 1,5M dan panjang 7M. Kalau kita nggak liat langsung bakalan nggak percaya pasti, masak iya dengan kapal kecil dan hanya alat berupa bambu bisa nangkap paus yang beratnya berton-to?. Dan Lamafa diceritakan kembali dalam bentuk fiksi oleh penulis bernama pendekar bayang di ceritera.net berjudul ‘Legenda Lamafa’


Baca kisah demi kisah membuat saya berfikir, ‘kayaknya saya pernah liat kegiatan menangkap paus ini, tapi dimana ya?’ lama saya mikir, oh iya saya pernah liat tradisi menangkap paus ini di iklan singkat Kementrian Pariwisata, tentang eksotisme NTT. Tapi yang ada dalam benak saya saat itu adalah, orang nangkap ikan di laut lepas ya sekedar nyari ikan bukan tradisi. Setelah saya membaca Legenda Lamafa saya baru sadar kalau itu adalah bagian dari kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Khusunya wilayah Timur.

Cuma dengan bambu bisa dapet paus segede ini war byasah.. sumber : ulinulin.com

Legenda Lamafa sendiri berkisah tentang seorang anak bernama Bintang Tenggara yang tinggal di Negri dua samudra *mungkin maksudnya NTT dan NTB* tepatnya di dusun Peledang Paus ia percaya ayahnya adalah seorang Lamafa, namun ayahnya hilang ketika melakukan perburuan paus. Ibunya, Bintang Wulan, yakin bahwa suaminya belum meninggal, dan hanya pergi meninggalkan mereka. Bintang mempunyai sahabat kecil bernama Lamalera, seorang anak gadis yang pintar dan pemberani, kemanapun Bintang pergi selalu ada Lamalera menemani. Permainan Lamafa adalah permainan yang paling disukai anak-anak dusun Peledang Paus walaupun hanya dilakukan di bibir pantai. Dan menjadi Lamafa merupakan cita-cita seluruh anak dusun peledang paus.

Suatu hari kepala Dusun mendengar teriakan “Baleo..baleoo” adalah sebuah panggilan untuk para Lamafa bahwa inilah waktunya perburuan paus. Bintang yang mendengar teriakan ini langsung meminta izin ibunya untuk melihat perburuan tersebut, singkat cerita ia bertemu dengan Lamalera yang tak sengaja membawa peledang milik ayahnya sampai lari menuju laut lepas. Bintang yang melihat hal tersebut tidak bisa tinggal diam, ia pun langsung mengejar peledang milik Lamalera yang sudah lebih dulu terhempas ke lautan. Saat itulah Lamalera berupaya kembali ke tepi pantai, namun naas, dayungnya menghantam tiang layar, dan gulungan tiang itu mengenai kepala Lamalera, kemudian ia pingsan tak sadarkan diri. Karena layar yang terbuka lebar membuat peledang Lamalera terus terbawa angin sampai ke tengah laut sementara itu Bintang terus mengejarnya. Tak dinyana ia melihat dua ekor paus besar berada di dekat peledang Lamalera, Bintang berfikir jika ia tak segera menyelamatkan sahabatnya itu paus akan segera menghancurkan peledang milik Lamalera. Ketika Bintang berhasil mencapai peledang Lamalera, ia berniat memindahkan Lamalera ke dalam peledangnya, Namun naas, Bintang jatuh setelah ia melemparkan tubuh Lamalera ke dalam peledangnya. Bintang dinyatakan hilang, tapi sebetulnya tidak, ia terdampar di daerah lain dan kemudian menemukan petualangan baru yang membuatnya semakin sakti. Nah bagaimana kisahnya selanjutnya? Akankah Bintang bertemu dengan ayahnya? Kesaktian apa yang didapat ketika ia berada di daerah yang baru? Selengkapnya kisah ini, bisa dibaca di ceritera.net. Legenda Lamafa belum berakhir. Karena  Pendekar baying masih akan melanjutkan cerita ini sesuai seperti ciri khas Ceritera.net yang menyajikan cerita bersambung. Pengarang Legenda Lamafa biasanya menerbitkan karyanya setiap Senin, Rabu, Jumat di Ceritera.Net.

Apa sih ceritera.net?
Ceritera adalah sebuah wadah untuk menampung cerita yang nggak habis sekali baca. Web ini berisi kumpulan genre, yang selalu hadir berkala dan terjadwal. Penulisnya sendiri digawangi sekumpulan penulis, pemerhati (penggiat?) dunia kepenulisan, dan pegiat dunia digital
Tujuan dari tulisan yang dihadirkan secara berkala, adalah sebagai upaya untuk membuat pembaca penasaran dengan cerita-cerita di dalamnya. Ya seperti cerita Lamafa itu, bersambung, pasti penasaran dong dengan kisah selanjutnya. Saya pun demikian.



Buat kamu yang masih belum pede menerbitkan tulisan dalam bentuk cetak, bisa test pasar di ceritera.net ini, kalau pembacamu banyak berarti tulisanmu bagus, kalau sedikit yang baca jangan menyerah, pasti kamu bisa terus nulis. Cara daftarnya cukup mudah kok,




Mudah bukan? Lalu, kamu pengen daftar jadi pembaca atau penulis?

17 comments :

  1. keren sih tapi sayang banget kalau paus diburu kayak gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, konon katanya sempet menuai kontroversi dari para aktivis penyelamat bnatang, tapi kemudian ada pengecualian untuk daerah ini :D, nah sebabnya ini saya kurang faham kenapa kok bsa diizinkan

      Delete
  2. Huaa...kenapa pausnya dipotong... Ga rela.... hu hu hu

    Lebih komplit mana, worpadd sama ceritera.net?

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo wordpadd kan sekali baca abis, kalau ini bersambung.
      klo wordpadd kan lama ini baru hee..

      Delete
  3. yah mba manda gantung ceritanya si bintang hahaha ada lagi y namanya ceritera.net makin mudah aja bwt penulis salurin idenya. mantep

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk.. klo penasaran langsung capcus aja ke webnya cyyyyn

      Delete
  4. Wih keren amat bisa dapet paus segede gitu, tp syang sekali knp mesti paus ya? Knp ga ikan salmon aja gitu, mungkin hehehe...

    ReplyDelete
  5. aku kok tapi kasihan sama pausnya yah :((

    ReplyDelete
  6. Gak tega liat Pausnya :(

    Btw.. Paus segede gitu utk dimasak trus dimakan rame2 atau gimana mba?

    ReplyDelete
  7. paus nya gede banget ya mba, gk bakal ada wajan penggorengan yg muat itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya eyalah.. rumah raksasa bisa keleus makan paus :D

      Delete
  8. Cara menombaknya itu wow banget. Baru ngelihat saya foto paus jarak dekat gini. Gede banget ya. Iya lah bisa untuk makan satu kampung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha saya juga baru liat paus mba bgini, biasanya cuma liat d TV :D

      Delete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)