Pernah dengar
kata Lamafa? Sama saya juga baru tau dari sebuah cerita di Ceritera.net. Karena
penasaran banget apa itu Lamafa akhirnya saya googling dan mencari tau
sedetil-detilnya. Jadi di Nusa Tenggara Timur terdapat sebuah pulau bernama
Lembata, di bagian selatannya terdapat daerah bernama Lamalera, Lamalera ini
adalah sebuah daerah di pesisir pantai. Di hadapannya terbentang laut sawu yang
luas dan indah. Sudah sejak dulu, masyarakat Lamalera mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan. Dan ada satu tradisi yang sudah menjadi kebiasaan
turun menurun masyarakat Lamafa ini yang bakalan bikin kita bilang “Woow!” apa
itu adatnya? Ialah berburu paus. *melotot kan?*
Seperti inilah Lamafa itu, sumber : danish56.blogspot.com |
Kenapa harus
berburu paus, emang nggak ada ikan lain yang bisa diambil? Jadi sebenernya
tradisi ini bukan sekedar iseng, pencarian paus ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada leluhur yang
telah memberikan mereka penghidupan, selain itu tradisi ini juga untuk memberikan
penghormatan kepada mereka yang meninggal di laut, lamafa sendiri sudah ada
sejak abad ke 16 dan dilakukan secara turun temurun. Nah, tradisi ini biasanya
diadakan setiap tanggal 1 Mei, (misa lefa). Perburuan paus ini juga melalui
serangkaian upacara adat, dan doa-doa yang dipimpin oleh tetua adat mereka. Setelah
upacara sakral selesai, barulah esoknya perburuan dilakukan.
Yeaaay dapat paus, sumber : ulinulin.com |
sumber : danish56.blogspot.com |
Uniknya,
perburuan ini nggak pakai alat-alat canggih, melainkan hanya memakai Tempuling (kaffe) adalah sebuah ujung tombak yang terbuat
dari logam dan berbentuk huruf ‘Y’, tempuling biasanya akan menempel pada tlake atau bambu. Lalu Lamafa dengan
tempuling ini akan melancarkan aksinya di laut untuk menikam paus. Untuk menuju
ke tengah laut pun mereka hanya menggunakan Peledang sebuah kapal kecil yang
mempunyai lebar 1,5M dan panjang 7M. Kalau kita nggak liat langsung bakalan
nggak percaya pasti, masak iya dengan kapal kecil dan hanya alat berupa bambu bisa
nangkap paus yang beratnya berton-to?. Dan Lamafa diceritakan kembali dalam
bentuk fiksi oleh penulis bernama pendekar bayang di ceritera.net
berjudul ‘Legenda Lamafa’
Baca
kisah demi kisah membuat saya berfikir, ‘kayaknya saya pernah liat kegiatan
menangkap paus ini, tapi dimana ya?’ lama saya mikir, oh iya saya pernah liat
tradisi menangkap paus ini di iklan singkat Kementrian Pariwisata, tentang
eksotisme NTT. Tapi yang ada dalam benak saya saat itu adalah, orang nangkap
ikan di laut lepas ya sekedar nyari ikan bukan tradisi. Setelah saya membaca
Legenda Lamafa saya baru sadar kalau itu adalah bagian dari kearifan lokal yang
dimiliki Indonesia. Khusunya wilayah Timur.
Cuma dengan bambu bisa dapet paus segede ini war byasah.. sumber : ulinulin.com |
Legenda
Lamafa sendiri berkisah tentang seorang anak bernama Bintang Tenggara yang
tinggal di Negri dua samudra *mungkin maksudnya NTT dan NTB* tepatnya di dusun
Peledang Paus ia percaya ayahnya adalah seorang Lamafa, namun ayahnya hilang
ketika melakukan perburuan paus. Ibunya, Bintang Wulan, yakin bahwa suaminya
belum meninggal, dan hanya pergi meninggalkan mereka. Bintang mempunyai sahabat
kecil bernama Lamalera, seorang anak gadis yang pintar dan pemberani, kemanapun
Bintang pergi selalu ada Lamalera menemani. Permainan Lamafa adalah permainan
yang paling disukai anak-anak dusun Peledang Paus walaupun hanya dilakukan di
bibir pantai. Dan menjadi Lamafa merupakan cita-cita seluruh anak dusun
peledang paus.
Suatu
hari kepala Dusun mendengar teriakan “Baleo..baleoo” adalah sebuah panggilan
untuk para Lamafa bahwa inilah waktunya perburuan paus. Bintang yang mendengar
teriakan ini langsung meminta izin ibunya untuk melihat perburuan tersebut,
singkat cerita ia bertemu dengan Lamalera yang tak sengaja membawa peledang
milik ayahnya sampai lari menuju laut lepas. Bintang yang melihat hal tersebut
tidak bisa tinggal diam, ia pun langsung mengejar peledang milik Lamalera yang
sudah lebih dulu terhempas ke lautan. Saat itulah Lamalera berupaya kembali ke
tepi pantai, namun naas, dayungnya menghantam tiang layar, dan gulungan tiang
itu mengenai kepala Lamalera, kemudian ia pingsan tak sadarkan diri. Karena
layar yang terbuka lebar membuat peledang Lamalera terus terbawa angin sampai
ke tengah laut sementara itu Bintang terus mengejarnya. Tak dinyana ia melihat
dua ekor paus besar berada di dekat peledang Lamalera, Bintang berfikir jika ia
tak segera menyelamatkan sahabatnya itu paus akan segera menghancurkan peledang
milik Lamalera. Ketika Bintang berhasil mencapai peledang Lamalera, ia berniat
memindahkan Lamalera ke dalam peledangnya, Namun naas, Bintang jatuh setelah ia
melemparkan tubuh Lamalera ke dalam peledangnya. Bintang dinyatakan hilang,
tapi sebetulnya tidak, ia terdampar di daerah lain dan kemudian menemukan
petualangan baru yang membuatnya semakin sakti. Nah bagaimana kisahnya
selanjutnya? Akankah Bintang bertemu dengan ayahnya? Kesaktian apa yang didapat
ketika ia berada di daerah yang baru? Selengkapnya kisah ini, bisa dibaca di ceritera.net.
Legenda Lamafa belum berakhir. Karena Pendekar baying masih akan melanjutkan cerita
ini sesuai seperti ciri khas Ceritera.net yang menyajikan cerita bersambung.
Pengarang Legenda Lamafa biasanya menerbitkan karyanya setiap Senin, Rabu,
Jumat di Ceritera.Net.
Apa sih ceritera.net?
Ceritera
adalah sebuah wadah untuk menampung cerita yang nggak habis sekali baca. Web
ini berisi kumpulan genre, yang selalu hadir berkala dan terjadwal. Penulisnya sendiri digawangi sekumpulan penulis, pemerhati (penggiat?)
dunia kepenulisan, dan pegiat dunia digital
Tujuan
dari tulisan yang dihadirkan secara berkala, adalah sebagai upaya untuk membuat
pembaca penasaran dengan cerita-cerita di dalamnya. Ya seperti cerita Lamafa
itu, bersambung, pasti penasaran dong dengan kisah selanjutnya. Saya pun
demikian.
Buat
kamu yang masih belum pede menerbitkan tulisan dalam bentuk cetak, bisa test
pasar di ceritera.net ini, kalau pembacamu banyak berarti tulisanmu bagus,
kalau sedikit yang baca jangan menyerah, pasti kamu bisa terus nulis. Cara
daftarnya cukup mudah kok,
Mudah bukan? Lalu, kamu pengen daftar jadi pembaca atau penulis?
keren sih tapi sayang banget kalau paus diburu kayak gini
ReplyDeleteIya, konon katanya sempet menuai kontroversi dari para aktivis penyelamat bnatang, tapi kemudian ada pengecualian untuk daerah ini :D, nah sebabnya ini saya kurang faham kenapa kok bsa diizinkan
DeleteHuaa...kenapa pausnya dipotong... Ga rela.... hu hu hu
ReplyDeleteLebih komplit mana, worpadd sama ceritera.net?
klo wordpadd kan sekali baca abis, kalau ini bersambung.
Deleteklo wordpadd kan lama ini baru hee..
yah mba manda gantung ceritanya si bintang hahaha ada lagi y namanya ceritera.net makin mudah aja bwt penulis salurin idenya. mantep
ReplyDeleteWkwkwk.. klo penasaran langsung capcus aja ke webnya cyyyyn
DeleteWih keren amat bisa dapet paus segede gitu, tp syang sekali knp mesti paus ya? Knp ga ikan salmon aja gitu, mungkin hehehe...
ReplyDeleteSoalnya salmon nggak ada disini wkwk
Deleteaku kok tapi kasihan sama pausnya yah :((
ReplyDeleteIya sih tapi gimana hihi
DeleteGak tega liat Pausnya :(
ReplyDeleteBtw.. Paus segede gitu utk dimasak trus dimakan rame2 atau gimana mba?
iya buat konsumsi 1 kampung hee..
Deletepaus nya gede banget ya mba, gk bakal ada wajan penggorengan yg muat itu
ReplyDeleteYa eyalah.. rumah raksasa bisa keleus makan paus :D
DeleteCara menombaknya itu wow banget. Baru ngelihat saya foto paus jarak dekat gini. Gede banget ya. Iya lah bisa untuk makan satu kampung.
ReplyDeleteHahaha saya juga baru liat paus mba bgini, biasanya cuma liat d TV :D
DeleteSama2 ^^
ReplyDelete