Monday, 24 April 2017

Melirik Kediaman Kapiten Pattimura di Haria


Saya baru tau loh, kalau Thomas Matulessy atau Kapiten pattimura lahir dan tinggal di Saparua, sebuah kepulauan kecil tak jauh dari Ambon, dan masuk dalam wilayah administratif Maluku Tengah. Tapi ini kemudian menjadi perdebatan, Pattimura ini sebenernya lahir di Seram apa Saparua. Kalau kamu lihat di peta antara Seram dan Saparua itu jauh lokasinya, lah ya kok bisa-bisanya beda pendapat ya, kadang disini saya merasa bingung.


Waktu ke Saparua, saya sempatkan untuk mampir ke kediaman beliau, rumah ini masih utuh seperti jaman dulu Pattimura tinggal, hanya saja memang bagian atapnya sedikit direnovasi hingga 4x. tapi pada bagian dinding rumah ini masih terjamin keasliannya. Btw, rumah Pattimura dijaga oleh ahli waris beliau bernama Franky Matulessy, tapi kalau dilihat-lihat, si bapak yang mengaku bermarga Matulessy ini sangat mirip sekali dengan Kapt. Pattimura. Saya bilang, “Lah kok semacam reinkarnasinya haha”
 
mirip nggak?

Rumah Pattimura kecil sangat sederhana, terletak di desa Haria pulau Saparua Maluku Tengah. Di daerah ini mayoritas nasrani,jadi jangan kaget kalau babi dan anjing banyak berkeliaran. Babinya gemuk-gemuk, pasti kamu gemas rasa pengen banting wkwk..

kata Naqib ini Peppa Pig
Ketika memasuki gang rumah Pattimura saya disuguhkan dengan pemandangan banyak rumah, namun rumah Pattimura tidak susah untuk dikenali, kalau masuk pada gangnya rumah pertama di sebelah kiri itulah rumahnya. Bagian teras rumah dibuat dengan bergaya panggung, berpagar hijau dan bertiang warna pink. Memasuki halaman rumah Pattimura saya disuguhkan sebuah gambar uang kertas seribu rupiah yang diprint besar memenuhi sebagian ventilasi rumah, ada pula foto patung Pattimura yang terdapat di Ambon dipajang dipojokan rumah, ada pula tanda tangan asli Pattimura. Dan banyak foto Pattimura bertebaran disana, namun katanya wajah Pattimura tidak seperti yang ada pada gambar uang kertas, itu gambar dibuat setelah kemerdekaan, pelukis hanya mereka-reka wajah Pattimura karena membayangkan garis wajah orang Maluku. Anyway, kalau mereka-reka, kok si bapak Franky ini mirip sekali ya dengan gambar yang ada di uang kertas.







Memasuki bagian dalam rumah beliau, terdapat silsilah pohon keluarga, karena tulisannya kecil-kecil saya nggak bisa memperhatikan banget siapa saja bapak ibunya dan keluarga besarnya, ada pula gambar orang-orang yang pernah berkunjung kemari. Dalam sebuah bagian rumah yang lain terdapat banyak kertas yang dibingkai, karena kertas ini usianya pasti sudah ratusan tahun, tulisan yang terpampang disana tidak begitu jelas terbaca, bisa jadi itu surat Pattimura, bisa jadi itu surat Belanda untuk Pattimura. Di bagian rumah yang lain terdapat pahatan dari kulit kerang berupa Pattimura yang sedang menunggang kuda, dibelakangnya terdapat benteng Duurstede, oh mungkin ini untuk menggambarkan kisah heroik Pattimura melawan Belanda.




Kemudian pak Franky mengajak saya untuk mengunjungi sebuah ruang, disana terdapat sebuah lemari yang ditutupi sebuah kain merah dengan sangat gagahnya beliau menyibak kain tersebut, dan tampaklah beberapa benda bertengger disana. Ada kain ikat kepala, selempang, celana kain tenun, sampai parang yang digunakan Pattimura untuk berperang, tapi sayang saya tidak menjumpai adanya Salawaku, yaitu tameng yang digunakan bersama parang dalam berperang. Tapi benda-benda menyerupai ini biasanya dipakai orang-orang Maluku untuk tarian Cakalele. Tarian khas dari Maluku
Hari Pattimura diperingati setiap tanggal 15 Mei, biasanya akan ada penyalaan obor dilapangan merdeka Pattimura dan akan dibawa sampai ke Ambon. Tahun ini hari Pattimura genap berusia 200 tahun. Akan ada acara akbar tahun ini disana, tunggu aja ceritanya ya..




Bagaimana cara menuju Saparua?
Kota Ambon - pelabuhan Tulehu, perjalanan memakan waktu 1 jam ongkos 200rb untuk sewa mobil menuju pelabuhan Tulehu, kalo naik angkot beda lagi ya boo harganya.
Naik kapal cepat jam 8.30 atau siang yang jam 13.00 dari pelabuhan Tulehu menuju pelabuhan Haria, ongkosnya :
Vip : 160.000 *pake AC, Full Music*
Eko : 65.000 *panas, sempit, lagu kadang ada kadang nggak hee*
(Dewasa+anak sama aja)
Tulehu ke Haria kira-kira 45 menit
Sewa mobil : 600.000 seharian untuk keliling Saparua

Pulang bisa sore jam 4, tapi nggak ada kapal cepat seperti di pagi hari ya, jadi kalau mau naik kapal besar bisa nunggu besok pagi atau kalau mau pulang hari itu juga bisa sewa speed dengan bayar 800.000 tapi ada resiko ombak yang bikin kamu spot jantung. Dan lama perjalanan bukan 45 menit lagi kayak naik kapal cepat tapi 2 jam kurang 10 menitan. Jangan lupa bawa duit yang banyak kalau main ke Maluku, soalnya Maluku pulau-pulau kecilnya mempesona semua.


15 comments :

  1. ish mba kenyang dah keliling Maluku, keren semuanya :) btw mb ga coba banting tuh baibi2 hahhaa *dimarahin org sekampung :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenyaaaaaang, ibarat makan gue nambah mulu :D
      Hish,, nggak kuat angkat babi :D

      Delete
  2. wah... senangnya bisa menjejak di kediaman salah satu pahlawan kita, belajar sejarah dgn mendatangi langsung

    ReplyDelete
  3. Pak Frank miriiiip banget banget itu mba Manda.. Pas lagi jalan2 serasa Kapiten Pattimura yg jd guide-nya ya mba.. Hehe.. Saparua, Duurstede, aku jd keinginan pelajaran sekolah dulu.. :D Btw ongkosnya lumayan mahil jg ya mbaa, kalo ke Maluku bener2 mesti bawa duit banyak.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, klo nggak tinggal di Ambon mana bisa aku sampai Saparua mba, hehehe....

      Delete
  4. Untuk ukuran jaman dulu, rumahnya itu termasuk rumah gedongan ya

    ReplyDelete
  5. Semoga Rumah yang bersejarah ini bisa dirawat dengan baik dan bertahan hingga generasi selanjutnya, Amin

    ReplyDelete
  6. Udah jadi kayak museum ya. Keren

    ReplyDelete
  7. Rumahnya seperti zaman dulu ya, kak? Lebih sederhana untuk menikmati keluarganya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah ya, kan emang dari zaman dulu. -_- plis deh jangan baca judul doang ama liat gambar -_-

      Delete
  8. aku sampe cerita ke temenku, ttg ambon, ttg besi putihnya, kulinernya, dan kita berdua jd pgn bgt ke ambon :)... moga2 bisa thn depan aaamiiin....

    btw, iyaaaaa itu mukanya mirip bgtttt ama pattimura yaa.. aku sih lgs percaya kalo dbilang dia ahli warisnya mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiiiiiin, semoga terwujud keinginan bisa main ke Ambon ^^

      Delete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)