Hari-hari
rindu e..
Malam-malam
mimpi e..
Ingat-ingat
Maluku manise..
Beta
ingin pulang e
Kumpul
basudara e
Makan
sagu deng cakalang..
Sio
gandonge..
Maluku
Manise..
3 Hari lagi di tanggal 9 Mei 2017 tepat
1 bulan saya pergi dari kotamu, bukan promosi suami saya pindah, melainkan
karena keinginannya sendiri. Karena sudah 8 tahun mengabdi di kantornya, ia
ingin cari suasana baru. Ingin lebih dekat dengan keluarga besar katanya. Bagi
saya ini memang menyenangkan, karena saya pun akan dekat dengan orangtua, suami
saya dekat dengan saudara dan orangtuanya. Namun dibalik semua itu, tidak mudah
melupakan semua kenangan manis ketika saya masih berada disisimu Maluku,
apalagi saya tinggal dengan orang yang paling terkasih, suami kemudian berselang
tahun lahirlah Naqib yang saya bawa serta mengenal kotamu, makanan daerahmu,
pantai-pantaimu yang biru menawan serta udara segarmu yang tak pernah membuat
paru-paru saya sakit.
Maluku, kadang dalam diam masih
terbayang keseharian saya berada di kotamu menyapa tetangga, bersenda gurau di
Karpan, antri pasien di dokter Hellena, beli makan siang di warung bambu kuning,
mencium bau ikan di pasar Mardika. Masih tersimpan erat pula foto-foto saya sendiri selam disana, kadang jika rindu saya hanya
membuka-buka folder dan tersenyum melihatmu, melihat saya di Seram, Banda,
Saparua sebuah perjalanan yang tidak disangka-sangka saya pernah ke sana, dan
kemudian banyak terlahir tulisan-tulisan sebagai pengingat jejak. Rindu
menyusuri jalan AY. Patty, berfoto di patung Pattimura, makan rujak di pantai
Liang, menyusuri Losari, jalan-jalan di JMP, atau sekedar baca buku di MCM, 4 tahun bukanlah waktu yang sebentar
bersamamu, tapi bagi saya 4 tahun itu seperti hari ini bertemu hari esok, hanya
sekejap mata. Dan saya merasa itu waktu yang sangat singkat untuk mengenalmu.
rindu jalan lengang ini |
Tak lagi saya mendengar teriakan
mama-mama dipagi hari, “Ikaaaaan ikaaan, oh ikaaaan, ikaaan”, tidak lagi
mubara, kerapu dan kakap menemaniku santap siang dengan colo-colo, tidak ada
lagi sarapan nasi kuning berpadu ikan cakalang, tidak lagi ada kasbi goreng dan
bumbu sambal, tidak lagi mudah makan ikan kuah kuning, kalaupun kangen saya
harus membuatnya sendiri, tidak ada lagi terdengar landoke yang kadang pengang ditelinga
dan mengganggu tapi ternyata itu bikin kangen, tidak ada lagi udara segar
menemani hari-hari, tidak ada lagi terlihat jalanan lengang tanpa polusi di
depan mata, tidak ada lagi laut biru luas membentang memanjakan mata, tidak ada
lagi kudengar teriakan, anak-anak bertelanjang dada main bola dibelakang rumah
sambil berseteru, “HEE.. OSE PALING KACO, CURANG!”
“SENG, BETA KAS JAGA DISINI JUA, BETA
SENG SENGAJA…” entah apa yang mereka ributkan, lalu mereka ramai bertengkar. Lucu cara melihat anak-anak ini bertengkar.
Ah iya, saya juga rindu teriakan si Ateng, penjual buah manggis yang saya sebal
teriakannya kadang membangunkan Naqib di siang hari bolong. Ternyata
yang nyebelin pun bikin kangen T_T.
rindu ramainya event di lapangan merdeka :) |
Maluku, kotamu memang belum sepesat
Jakarta yang menawarkan banyak kemudahan untuk warganya, tapi kenyamanan yang
saya rasakan berbeda, tidak ada kenyamanan yang saya rasakan sama seperti
tinggal di kotamu, kota pesisir yang memiliki panas berbeda, langit biru,
orang-orang yang ramah, juga kuliner
yang unik.
Sungguh ini bukan sekedar rindu, saya
tau suami saya pun belum mampu menghilangkan banyak kenangan dalam hatinya,
bagaimana ia dengan mudahnya bertemu dengan ulama-ulama tanpa jarak, duduk
bareng, mencium tangannya dengan mudah yang jika di Jakarta pastilah dalam
pengawalan ketat, tak lagi ia bisa merasakan santap siang bersama, tidur siang,
pulang cepat, ngobrol akrab dengan tetangga, ikut aktifitas majelis dengan
semua kemudahannya.
Kata suami saya, “Hanya waktu, iya, cuma
waktu yang bisa melupakan rasa ini”
Tapi, hidup ini adalah pilihan. Kita
harus memilih memperjuangkan hidup dengan keras karena kebutuhan kita semakin banyak, di Maluku tidak ada yang bisa kita tabung selain bayar kontrakan dan
tiket pulang untuk mudik, jauh dengan keluarga, berjuang sendiri tanpa ada
saudara selain tetangga, susah air dan kurangnya pasokan listrik serta banyak hal lain yang menjadi pertimbangan kami untuk pindah. Dan walaupun
berat, memang kita harus berani berhijrah! Saya dan suami walaupun lebay
bapernya kadang dalam kenyataan sama-sama saling menguatkan, tapi dalam diam pasti
susah menghapus banyak bayangan yang sering hadir berkelebat di depan mata
tentang keseharian kita di Maluku.
rindu kota pesisir ini, foto diambil dari atas swissbel hotel |
Susah memang untuk melupakan apa yang
pernah kita cintai. Kamu tau? Waktu saya tinggal di Balikpapan selama 9 tahun
dan menghadapi kenyataan saya harus pindah. Bertahun-tahun saya susah melupakan
kegiatan saya, sekolah, kumpul keluarga, ketempat wisata dan banyak hal lainnya
yang pasti tidak saya dapatkan di tempat tinggal saya yang baru. Sampai sekarang
setelah sekian tahun lamanya saya bisa move on, kata ‘Balikpapan’ selalu
tersimpan dalam ruang tersendiri di hati saya, tidak tercampur Bekasi-Jakarta
bahkan Maluku. Begitu pula Maluku, selalu ada ruang tersendiri di hati saya.
Selalu ada kata, beta rindu bale pulang,
kumpul deng basudara samua.. Jadi saya harap, saya tidak lagi diceramahi
untuk bisa move on, sebab itu sangat memakan waktu.
tentu saja saya rindu nyebur di laut biru T_T |
Hari ini, beta rindu Maluku, karena Maluku tempat yang slalu beta rindu..
Hiks.. 😥😥😥
ReplyDeleteIni yg baca aja sedih, apalagi yg nulis 😢😢
DeleteMoga nanti makin dimudahkan rezeki Mba Manda, biar bisa traveling ke Ambon dan lepas kangen dg kehidupan di sana. Susah juga ya, Mba, untuk move on dari 1 tempat.
ReplyDeleteAmiiin... Doanya mudah2an Qobul mba.. Susaaah mba, sedih nih masih
DeleteWaktu remaja dulu, aku penasaran sama Maluku. Pengen ke sana. Katanya banyak pemandangan yang cantik. Kulinernya juga enak. :)
ReplyDeleteItulah makannya saya nggak bisa lupa :)
Deletembak berarti udah sering pindah-pindah ya, Balikpapan dan Maluku aku keduanya belum pernah
ReplyDeleteIya ni aku anak rantau haha
DeleteWwiiiihh... Lautnyaaa... Biruu.. keren pisan euy.
ReplyDeleteIyaaa.... main sini ayo
Deletengerti kok rasanya :).. apalagi, pindahnya malah ke bekasi ya mba... ya jelas kalah jauuuh dibanding maluku -__- ... akupun bakal lama utk bisa move on kalo pindah dr tempat seperti maluku, ke jakarta yg sumpek dan macet ;p... apalagi sebelumnya aku lama di aceh, lalu di penang... trs tau2 merantaunya ke jakarta.. butuh waktu lama... tp akhirnya terbiasa walo aku msh ttp kangen kok ama aceh dan penang :D .. kalo penang masih bisa lah tiap thn didatangi krn tiket ke sana murah dr jkt.. bnyk promo... tp kalo aceh, beuuuh, ini udh 17 thn mba aku g nginjakin kaki kesana lagi :( ... semoga thn ini bisa :).. udh di planning-in lama..
ReplyDeletepokoknya ya, kalau dari daerah yang nyaman, trus pindahnya ke Ibukota, ya Sallam... selamat susah move on. Ini kali ke dua saya susah move on loh mba Fanny, sebelumnya susah move on pas pindah dari Balikpapan T_T, eh keulang lagi
DeleteKapan ya bisa sampai ke Maluku, pengin banget
ReplyDeletebesooook, amin..
Delete