My Life Is My Story: Familia Urban, Hunian Hijau Pertama Di Kota Bekasi

Dalam memilih hunian biasanya kamu mau yang kayak gimana modelnya? Kalau saya pengen yang kayak di desa-desa gitu, antar rumah berjauhan jaraknya, terus masih banyak pohon yang tumbuh, terus air nggak susah, intinya masih sejuk dan nyaman banget buat ditinggali. Tapi kalau dilihat-lihat kayaknya di Bekasi nggak ada ya yang kayak gitu, sebab kawasan hunian di Bekasi banyak yang hanya memikirkan bagaimana orang bisa beli rumah bukan memikirkan, bagaimana anak-anak bisa bergerak aktif, main layangan tanpa takut tersangkut kabel listrik, dan yang utama bisa menghirup udara bersih setiap saat ketika membuka jendela kamar di pagi hari.

Tetapi, kemarin saya menemukan Jawabannya, ketika mengikuti blogger Gathering bersama Familia Urban pada tanggal 18 Mei 2017. Familia Urban ini adalah sebuah kawasan hunian yang dikembangkan oleh PT. Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak perusahaan dari PT.Timah (persero) Tbk. Kalau saya nyebut PT.Timah apa yang ada dibenak kalian? Kalau saya langsung kebayang Laskar Pelangi he.., ya film itu mengeksplor habis kehidupan orang-orang yang bekerja di PN (Perusahaan Negara) Tambang Timah. PT. Timah ini ternyata nggak hanya mengurusi hasil tambang, melalui anak buahnya PT.Timah mengembangkan sayap untuk mengurusi properti, ya melalui PT.Timah Karya Persada Properti tadi.

Di Bekasi Timur tepatnya daerah Mustika Jaya, PT.Timah Properti yang baru berdiri satu tahun ini melalui asset PT.Timah membeli lahan untuk kemudian dibangun sebuah kawasan hunian di atas tanah 176 hektar. Yang membedakan dengan kawasan hunian lain, PT. Timah merencanakan konsep hunian ini jauh-jauh hari, berpuluh tahun lamanya, PT.Timah ‘menabung’ demi menciptakan ide briliannya. Awesome!

Maket rumah-rumah yang ditawarkan, -dokpri-

Apa sih ide briliannya?

Kamu tau Bekasi? Bekasi yang dulunya sebuah daerah berupa rawa dan banyak pohon ini kemudian berubah menjadi sebuah lahan yang tandus dan gersang ditumbuhi pabrik-pabrik yang ganas dan perumahan tak beraturan. Tata kota yang semrawut bikin saya bingung, kenapa jadi banyak Mall dan Apartemen gini di Bekasi? Kota yang dulu sempat saya banggakan kemudian berubah menjadi kota yang tak menyisakan kesan sama sekali di hati saya. Kotaku yang hijau dan indah dirampas menjadi semakin merajalelanya hunian yang tak memikirkan lingkungan sekitar. Akibatnya banyak air menggenang dimana-mana alias banjir. Kalian tau nggak tahun 1987 Bapak saya membeli sebuah perumahan di Bekasi, akibat konsep yang *mungkin* tidak terencana dengan baik pada lahan lain, perumahan saya terkena imbasnya, dan itu setelah nyaris 23 tahun kami tinggal disana. Sedih..sedih banget. Kami selalu kebagian jatah banjir T_T, padahal hunian kami diprediksi tidak akan jadi seperti ini. Tapi ternyata?

bapak Chrishandono Heswadhi, Manager Relaty Familia Urban lagi cerita eh menjelaskan konsep Pond

Dan PT.Timah tidak mau terulang pada kawasan yang sedang mereka bangun, mereka memikirkan bahwa setiap rumah harus punya lahan halaman belakang dan depan yang hijau, bahkan setiap orang yang membeli rumah di Familia urban akan diberi bibit pohon, oleh pihak property dengan harapan yang punya rumah dapat menanamnya di depan rumah sampai pohon itu tumbuh besar dan menjadi penyejuk dan dapat menyerap air dengan baik untuk rumahnya. Wah ini mah Bekasi rasa Bogor kayaknya :D.

Pre Launching Familia Urban, dok BloggerCrony

Adek2 semangat ya nanem trembesinya, dok : BloggerCrony

Tidak hanya itu pada tanggal 29 April 2017 lalu dilakukan sebuah gerakan penghijauan bertajuk ‘1000 Pohon trembesi untuk Bekasi’ ini adalah bukti komitmen PT.Timah demi menjaga paru-paru bumi agar tetap bersih selain itu PT.Timah kayaknya prihatin sama Bekasi yang mulai tercemar udaranya akibat kemacetan dimana-mana, pabrik yang tumbuh subur dan bangunan yang kurang memikirkan dampak sekitar. Dan penanaman 1000 pohon trembesi untuk Bekasi ini mengajak anak-anak SD Mustika Sari II untuk bersama menanam pohon, hal ini untuk mengedukasi anak-anak tersebut betapa pentingnya menjaga pelestarian lingkungan. Kenapa harus pohon trembesi? Sebab pohon ini dipercaya memiliki kekuatan penyerapan air yang bagus, dan daun yang lebat. Pastinya cadangan air akan maksimal di Familia Urban. Nggak hanya pohon trembesi tentunya, ada banyak pohon yang akan menjadi penopang air untuk kelangsungan penghuni Familia Urban.

dalam tahap pembangunan dan nyaris habis rumah-rumahnya, bagaimana ini saya ga disisain satu kah? :D

Tidak hanya konsen pada lahan hijaunya, Familia Urban juga memikirkan anak-anak yang tumbuh dan berkembang bebas, maka semua kabel-kabel yang mengganggu akan ditanam dalam tanah alias underground. Anak-anak nggak perlu takut lagi main bola kepentok tiang listrik, atau main layangan nyangkut di kabel listrik, anak-anak tetap bisa bermain bebas tanpa harus takut terganggu ruang geraknya. Selain itu Familia Urban nggak jauh-jauh amat dari kota, daerah hunian ini deket kok sama pintu tol Bekasi Timur. Segernya, Familia Urban sudah kerja sama dengan Pemda Bekasi untuk menyisakan 1 hektar lahan untuk membangun semua tempat ibadah dalam 1 lahan itu. Ya mungkin nanti kayak Istiqlal yang seberangan sama Katedral, sebelahnya ada Vihara atau Kuil, *kemudian membayangkan*

Uniknya, cluster-cluster di Familia Urban memakai nama sansekerta, seperti : Gayatri, Ganesha, dan Dharmawangsa. Dengan harga mulai Rp. 385 juta, pihak pengembang memberikan beberapa jenis kemudahan transaksi, mulai dari hard cash, beberapa pilihan cash bertahap, sampai dengan pola KPR. Untuk program ini, PT.Timah sudah bekerja sama dengan beberapa Bank untuk mempermudah pembayaran. Dan parahnya nih, rumah belum dibangun udah mau habis. T_T

Seruuu bisa kumpul bareng kalian, dok : BloggerCrony

Kalau saya punya duit aja nih, saya bakalan beli satu demi menjaga paru-paru saya tetap bersih. Sebab, sepertinya ini ide perdana yang tercipta untuk perumahan di area Bekasi. Aduuuh siapa ya yang pengen beliin saya satu he…