Sungguh, saya baru menyadari banyak sekali penyakit-penyakit baru bermunculan semenjak jaman mulai berkembang, Seharusnya jaman semakin berkembang penyakit bisa diminimalisir dong ya keberadaannya, karena banyak pula metode-metode penyembuhan baru yang ikut berkembang. Salah satu penyakit yang kemudian saya sadari begitu pesat perkembangannya adalah autoimun, yaitu ketika dimana imun dalam tubuh malah menyerang balik tubuh kita, ini kan menyeramkan sekali ya, seharusnya imun yang kita punya bisa menjaga tubuh dengan baik, ealaah ini kok malah menyerang tubuh. Sehingga yang dikhawatirkan adalah, kita tidak punya daya tahan tubuh lagi dan ini sangat rentan terserang penyakit lain.
Ibu saya misalnya, beliau adalah
penderita autoimun jenis syndrome sjorgen
yaitu sistem autoimun yang menyerang jaringan kelenjar, saya tidak bisa
menjelaskan begitu detail bagaimana jenis penyakit ini, karena yang dirasakan
penderita penyakit autoimun akan berbeda satu dengan yang lainnya. Dan autoimun
ini ternyata cabangnya buanyaaaaak sekali ya, seperti yang dijelaskan teman
saya yang menderita penyakit lupus, cabang autoimun ini ada puluhan jenisnya, ada
yang kelas ringan sampai kelas berat. Ada yang pengobatannya biasa sampai harus
diteraphy berkali-kali
Salah satu cabang penyakit autoimun
lainnya yang harus kamu ketahui bernama PSORIASIS.
Penyakit ini menyerang penderita autoimun pada bagian kulit, ciri yang
ditimbulkan adalah terjadinya penebalan
pada bagian kulit, karena sel kulit tumbuh dengan cepat, sel kulit ini
kemudian membentuk sisik yang sangat
tebal dan berwarna keperakan dalam ruam-ruam merah yang terasa sangat gatal,
kering dan seringkali sakit jika disentuh.
Lalu
apa penyebab timbulnya penyakit ini?
Dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK
seorang dokter kulit yang berpraktek di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
menjelaskan, penyakit psoriasis timbul karena pola hidup yang tidak teratur,
misalnya stress psikologik, infeksi bakteri, trauma fisik, gangguan metabolisme
yang bisa saja disebakan oleh narkotika, alkohol, merokok, pola hidup yang
tidak sehat seperti malas minum air putih, mengkonsumsi sayur, enggan
berolahraga, juga sering jajan sembarangan. Tapi ada pula faktor genetikal,
riwayat keluarga yang memiliki penyakit serupa atau obesitas, yaaah obesitas
terjadi karena mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang tadi kan. Jadi saya
mikirnya, antara genetikal dan pola hidup tidak sehat saling berhubungan,
misalnya orangtua kita memiliki pola hidup yang sehat dan tidak terserang
psoriasis tentu saja tidak akan mewarisi penyakit tersebut pada anak-anaknya.
Dr. Danang menjelaskan tentang penyakit psoriasis di Indonesia |
Di Indonesia, penderita psoriasis
sekitar 1-3% dari seluruh penduduk, sedangkan 2%nya menempati angka dunia, dan
menyerang setidaknya pada manusia di umur 10-30 tahun. Jika awalnya timbul pada
usia 15 tahun, kemungkinan penyakit ini adalah turunan, walaupun angkanya kecil
seenggaknya penyakit ini harus kita cegah, jangan sampai gara-gara pola hidup
yang tidak sehat ada saudara atau keluarga yang kena. Yaa.. walaupun penyakit
ini TIDAK MENULAR. Tapi siapa yang
tidak sedih jika penyakit ini kemudian menyerang anggota keluarga kita, sebab
penyakit autoimun tidak saja membutuhkan mental yang kuat tapi juga dana yang
kuat. Penyakit autoimun itu nggak sama kayak penyakit batuk, pilek atau
penyakit sederhana lainnya yang kalau rutin dan telaten berobat bisa sembuh,
walaupun sama-sama penyakit autoimun adalah penyakit jangka panjang. Kalau
orang sudah terkena autoimun, dia akan ketergantungan obat selama hidupnya. Ya
seperti ibu saya itu contohnya, setiap bulan harus kontrol, bahkan kalau
imunnya tidak di Remisi (sebuah istilah dalam autoimun dimana kondisi imunnya
bisa dikendalikan) bisa membuat anggota tubuh lain terasa sakit.
Dalam psoriasis, kurang lebih 30%
penderitanya, akan mendapatkan kekakuan dan kerusakan sendi permanen. Psoriasis
juga diasosiasikan dengan kondisi kesehatan serius lainnya, seperti diabetes,
sakit jantung bahkan depresi.
Apakah
ada yang dilakukan pemerintah terhadap penyakit ini?
Yes, ada. Sebelum semuanya terlambat. Menurut
penuturan Dr. Lily Sriwahyuni Sulistywati, MM. Direktur pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular Kemenkes. Pemerintah berupaya mengendalikan
angka timbulnya penyakit ini dengan mengedukasi masyarakat agar selalu hidup
sehat, kalau masyarakatnya nggak mau nurut ya itu bukan salah pemerintah dong,
ntar kalau udah kena sakitnya nyinyir lagi nyalahin pemerintah *eh
Ibu Lily menjelaskan tentang epidemiologi |
Selain itu Kementrian kesehatan telah
menyusun buku yang berisi tentang pedoman penanggulangan psoriasis, menyusun
modul untuk pelatihan penanggulangan psoriasis dan lupus bagi tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan. Agar tenaga kesehatan kita semakin sigap dan tanggap.
Ada pula yang membuat promosi kesehatan,
mengundang media seperti kami para blogger yang diundang kemarin untuk sosialiasi
psoriasis pada tanggal 16 agustus 2017 di Westin Hotel Jakarta. Agar kami bisa
mensosialisasikan dampak penyakit ini di blog kami.
Sudahkah
ada obatnya?
Sama seperti cabang autoimun pada
umumnya, psoriasis adalah penyakit jangka panjang, pasien tidak benar-benar
bisa sembuh tetapi obat yang dikonsumsi bisa meredam rasa sakit dan
mengembalikan kepercayaan diri pasien. Novartis adalah penyedia solusi
layanan kesehatan untuk masyarakat yang markasnya berada di Basel Swiss,
memproduksi berbagai macam obat-obatan yang dijual pada 155 negara. Obat-obatan
yang diproduksi oleh Novartis diusahakan dijual dengan harga yang sangat efisien
agar masyarakat dapat menjangkau dan mengkonsumsinya dengan mudah. Untuk
penyakit psoriasis ini Novartis memproduksi secukinumb, obat ini terdiri dari
salep, injeksi dan obat minum. Secukinumb sendiri dibuat dengan rekayasa
genetis yang didapat dari gen manusia yang dirancang untuk menghambat komponen
spesifik di sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan inflamasi. Sederhananya,
obat ini akan bereaksi dengan menghambat siklus respon daya tahan tubuh
terhadap penyakit tersebut.
Pasien psoriasis dapat melakukan
treatment injeksi 1x setiap bulan selama 6-8 bulan, dan mengoleskan salep
sesuai petunjuk dokter. Ya, pasien psoriasis harus menemui dokter yang mengerti
dan paham pada penyakit ini.
Bapak Milan Paleja |
Di Indonesia, bagi para penderita psoriasis
yang memegang kartu BPJS dapat mengkonsumsi obat ini lebih terjangkau. Milan
Paleja, General Manajer Pharma, President Director Novartis Group
Indonesia yang aksen Hindinya kental banget ini menjelaskan, jika ingin meredam
pasien psoriasis harus membutuhkan pengobatan yang intensiv jika ingin
keadaannya membaik. Dan tentunya, jangan lupa hidup sehat ^^
Westin Hotel
16 Agutus 2017
Yang penting, harus dicegah mulai sekarang, ya? :(
ReplyDeleteBener mba, jangan abai, serem banget soalnya kalau sampai kena
DeleteNgeri kalau nggak ada obatnya tuh. Bahkan obat pereda nyeri juga nggak bagus kan kalau dikonsumsi terus menerus? :'D
ReplyDeleteHuum, banyakin minum air putih kalau udah sakit, jangan ketergantungan obat :(
DeleteSaya punya alergi dan efeknya ke kulit. Kadang sampe jangka panjang baru sembuh. Itu aja rasanya udah bikin stress banget. Apalagi psoriasis, ya. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan aamiin
ReplyDeletetapi tetep harus diperiksain ya mba penyebab alerghinya itu :)
Delete