Siapa sih yang nggak pernah remaja,
bohong kalau kita langsung gede, emang sulap
:p? Bahkan orangtua kita pun pernah mengalami masa-masa remaja, masa
kanak-kanak, menikah dan jadi orangtua. Tapi kenapa ya, banyak orangtua jadi
semacam nggak sadar kalau mereka pun pernah muda. Dan memperlakukan anak-anak
mereka seperti seolah mereka tidak merasakan masa-masa pubertas.
Sebagai contoh misalnya dalam menentukan
pendidikan, biasanya seorang anak kepingin banget bisa mewujudkan semua
mimpi-mimpinya dari pendidikan. Kayak misalnya, ada anak nih dia mati-matian
masuk IPA karena kepingin banget jadi dokter. Segala upaya dia lakuin biar
nilainya baik, tapi ternyata orangtuanya nggak merestui dia jadi dokter, orangtuanya
pengen banget dia jadi akuntan misalnya meneruskan profesi ayahnya atau ibunya
dulu. Ini kan namanya pemaksaan. Ya otak dokter masak disuruh jadi akuntan, kan
lucu.
Kisah lain misalnya, ada anak di
masa-masa remajanya dia nggak pernah didengerin pendapatnya, karena orangtua
selalu merasa, merekalah yang paling benar. Kalau mereka salah, perhatikan
kalimat pertama. Mbulet aja disitu,
sebagai anak remaja, masa-masa puber mereka pengen banget diperhatikan,
dipeluk, didengerin pendapatnya, diterima masukannya. Bukan orangtua yang
selalu merasa, merekalah yang paling benar.
konferensi pers peluncuran film My Generation |
Kemudian saya berfikir, apa orangtua
nggak pernah melewati masa-masa ini ya, masa-masa dimana mereka juga kepingin
diperhatikan, disentuh, dibelai, didengerin pendapatnya. Juga masa-masa mereka
ingin menentukan jati diri mereka sendiri. Jangan-jangan mereka disulap dari
anak kecil langsung tua dan menikah. Nah, kamu yang baca blog saya kepikiran
ini nggak? Saya kepikiran banget loh, ada hal lain yang bikin saya
bertanya-tanya lagi. Memangnya pas mereka otoriter, kukuh dengan pendapat
mereka, dan membuat anak-anak mereka seperti robot apa nggak kepikiran ya,
kalau mereka di posisi anak mereka dan digituin juga gimana? Ini beneran saya
bertanya-tanya sampai sekarang.
salah satu cuplikan film di My Generation |
Tapi banyak juga orangtua yang bisa flash back dengan masa lalu mereka
memperlakukan anak-anak mereka seperti mereka dulu remaja. Wah ini orangtua
idola banget tentunya ya gengs.
Saya berfikir, mungkin orangtua yang
otoriter mengalami masa-masa kelam juga di masa remajanya sehingga mereka
membalas dendam pada anak-anak mereka. Maksudnya mereka juga punya orangtua
yang sama otoriternya jadi semacam nggak terima, dan pelampiasannya adalah
anak-anak. Atau mereka bisa saja semacam nggak bisa melakukan apa-apa di masa
remajanya, pas punya anak, si anak jadi robot orangtua. Harus A, B, C, D,
tumplek plek harus nurut. Dan orangtua semacam punya kepuasan anak-anaknya bisa
dikendalikan, hiyy.. kok horror ya :D
Berkaca pada masa-masa remaja, seorang
sutradara Upi mengangkat fenomena ini lewat film terbarunya ‘My
Generation’, dalam filmnya Upi mengangkat fenomena kids jaman now yang
membuat kita mikir, anak-anak sekarang ini kenapa ya jadi begini. Siapakah
penyebabnya, orangtua atau memang murni kesalahan mereka sendiri yang suka
cari-cari masalah Hahah.. Jangan-jangan anak nakal karena sebab orangtuanya
yang terlalu protektif, terlalu otoriter, terlalu ngatur-ngatur, sehingga anak
tidak bisa jadi dirinya sendiri. Bahkan menentukan jati dirinya aja nggak bisa.
Sadiiiis…
Dimainkan oleh bintang muda pendatang
baru, Lutesha sebagai Suki, Bryan Langelo sebagai Zeke, Alexandra kosasie
sebagai Orly, Arya Vaco sebagai Konji membuat My Generation terlihat fresh. Mba
Upi melakukan riset untuk film ini selama kurang lebih 2 tahun dari perkotaan
dan perdesaan. Bisa jadi dia juga meriset dirinya sendiri ketika dia muda dulu
:D kemudian diangkatlah hasil riset ini melalui film. Mungkin banyak yang
bertanya-tanya, kok begitu sih modelnya atau kok begitu amat filmnya? Nggak
usah kaget dengan isi film. Film biasanya mengangkat kehidupan sehari-hari,
kitanya aja yang terlalu cuek sehingga nggak sadar sebab akibat yang terjadi.
Toh clubbing, ngobat, nongkrong, bolos sekolah, geng motor sudah ada dari dulu.
Kitanya aja yang polos banget seolah nggak tau dan nggak ngerti ada apa di
kehidupan kita sehari-hari.
para pendatang baru berbakat |
Saya loh ya, dulu, pernah les di sebuah
lembaga kursus bergengsi, nah ditengah pelajaran teman sebelah saya yang
sekolah di SMA Negri nomer satu dan paling bergengsi dia bawa apa coba? Bawa
kondom! Banyak diselipin di kotak pensilnya. Coba aja mikir, kalo nggak dipake
emang buat apaan? Sekedar koleksi gitu? ieeuh.. Coba lagi tanya mbak-mbak yang
jaga minimarket, pernah nemu bocah nanggung beli kondom nggak? Pasti jawabannya
pernah, nggak mungkin nggak pernah kalau angka seks bebas tinggi di kota besar.
Sekali lagi kitanya yang polos dan ini sebenernya sudah terjadi di jaman kita
remaja dulu, sayangnya kegiatan ‘ajaib’ kita dulu nggak pernah terekspos,
sehingga banyak orang menganggap jaman dulu lebih baik dari jaman sekarang.
Padahal kalau dilihat gilanya mah, sama banget.
Nah, bapak ibu dirumah. Jika kalian lupa
dengan masa remaja kalian dan menganggap anak-anak remaja dirumah itu nggak
banget, mungkin ada yang perlu diintrospeksi dari pola pendidikannya, dari pola
asuhnya. Dan mungkin bapak ibu lupa memperlakukan remajanya sama seperti
memperlakukan dirinya dulu. Kita pun pernah muda jangan lupa sama yang
muda-muda. Kalau masih lupa bagaimana menjadi remaja, yuk tonton My
Generation di tanggal 9 November 2017. Cheers!
Iya mb. Kemungkinan masa muda ortu2 otoriter itu dalam pengasuhan otoriter juga. Jadi, kalo mereka bisa berhasil dg cara otoriter, anaknya jg pasti bisa. Jadi org tua yg dingin deh..
ReplyDeleteJadi semacam balas dendam bgtu ya. hiks...
DeleteIya, Mbak Amanda. Padahal kan orang tua dan anak berbeda minat dan keinginannya. Kalau anak enjoy dengan pilihannya, maka hasilnya maksimal.
ReplyDeleteJadi orang tua jangan hanya mengutamakan keinginannya, tapi juga memahami dan mengerti keinginana anak, juga mendukung agar hasilnya maksimal.
betul banget ini mah mba, tp banyak orangtua yang lupa ya :)
DeleteWhat????
ReplyDeleteBiasa yang lahir duluan kadang mau di dewasakan walaupun belum tentu dewasa
Wedeeew... kok serem bacanya
DeleteTonton film dengan kepala dan hati terbuka baru kemudian mengomentarinya, jangan apatis dulu sebelum melihat. Ye nggak?
ReplyDeleteHuum, bener mba :)
DeleteFilm yang sangat menarik. Terlebih Mba Upi sampai riset selama 2 thn kan mantaap bangeett..
ReplyDeleteBtw, btw, itu.. Anak SMA paporit sampai begitunya. Ya memang kenakalan remaja kalau dibentengi iman dan kasih sayang orang tua jadi begitu ya..
Iyaaaah.. syedih banget ya klo anak jadi kayak boneka
DeleteHehehe, anak ga pernah minta di lahirkan. Mereka tak bisa memilih siapa orangtua yang akan membesarkan mereka.
ReplyDeleteTapi orangtua bisa memberi arahan dan contoh yang baik, bagaimana anak menjadi pribadi yang baik saat dewasa.
Please jangan buat anak menjadi boneka yang bisa diatur sesuka hati.
Bener ga mba Amanda :p
Bener lah, dan ini aku banget T_T
DeleteKayaknya...buat orangtua, segede apapun anaknya akan ngerasa anaknya itu masih bayi deh mbak. Jd bawaannya pengen ikut campur terus. Padahal kan setiap anal punya jalan masing2. Punya rasa penasaran juga ingin nyoba aneka petualangan baru. Btw keren nih teaser filmnya. Jd pengen nonton
ReplyDeleteSaya belum apapun bisa nonton nih, jadi penasaran ama semua filmnya huhuhu
Deletekadang kita tdk menyadari bahwa jaman mmg sdh beda dg anak sekarang
ReplyDeletekrn kita sendiri merasa sama2 di jaman now kali ya hehehe
Nah saya aja berusaha mengimbangi jaman anak saya dengan saya dulu mba, karena sudah pasti berbeda sangat jauh
Deletepadahal ga semua keinginan org tua hrus dilakukan anak ny juga..
ReplyDeleteIyaaah, ini yg kadang saya sesalkan pada orangtua
Deletepenasaran sama film ini. semoga senagai ortu lebih ngerti ya setelah nonton film ini
ReplyDeleteiyes...
Deletemungkin cara terbaiknya, kali kali anaknya ngajak main bareng orang tua
ReplyDeleteNggak kebalik ya? :D
DeleteHarus nonton filmnya nih. Nonton trailernya aja udah deg-degan.
ReplyDeleteWkwkwk.... sama deg...degan, filmnya pasti okey yah
Deletefilmnya keren, saking kerennya aku rela mengulasnya dengan ngadain give away hehehe
ReplyDeleteMaaaak.. wkwkwk
DeleteThanks for sharing, sukses terus..
ReplyDelete