Di masa tumbuh kembang anak, Naqib banyak
saya ajarkan hal-hal yang membuat ia cepat tanggap. Karena bagi saya, pintar
saja tidak cukup, tetapi Naqib perlu tumbuh dengan tanggap yang lengkap. Apa itu tanggap yang lengkap? Yakni timbulnya rasa cepat tanggap, kepedulian yang tinggi dan tanggap bersosialisasi. Oleh karena itu, kepedulian sosial pada anak perlu ditanamkan sedini mungkin, agar dimasa
dewasanya anak tidak menjadi manusia yang individual, tertutup dan sulit
berkomunikasi.
Banyak di dunia ini anak-anak
yang pintar dalam hal pelajaran, namun sulit berkomunikasi. Tidak sedikit loh
jumlahnya, saya sering menemukan anak-anak seperti ini, mereka terlalu asyik
dengan dunianya sendiri, sehingga jika ada yang butuh bantuan mereka lambat
merespon. Seringnya mengamati pergaulan teman-teman semasa sekolah dulu saya
mengambil kesimpulan, bahwa orang pintar belum tentu menyenangkan, tapi jika
dia peduli, tanggap dan pandai bersosialisasi sudah pasti terlihat pintar dan
tentunya menyenangan.
Dulu saya pernah punya teman di
kelas, dia ini anaknya pintar sekali, tapi sombongnya minta ampun, pelit, sulit
berkomunikasi dan jutek. Tapi karena dia pintar, ya mau tidak mau temen-temen
saya yang lain pada berteman dengannya, tidak lain karena ingin memanfaatkan
kepintarannya. Sedih kan, bertemannya modus, nah saya tidak ingin Naqib seperti
itu, saya ingin semua teman-temannya tulus berteman dengan Naqib, bukan karena
memanfaatkan Naqib. untuk itu sedini mungkin saya menyusun beberapa konsep agar
kecerdasannya semua terasah, diantaranya :
1.
Mengajarkannya 3 kata ajaib
3 kata ajaib itu adalah, maaf,
terimakasih dan tolong. Untuk membuat dia terbiasa mengucapkannya kami sebagai
orangtuanya tidak pernah lupa mencontohkan. Saya mulai melatihnya dari meminta
tolong mengambilkan benda yang sebenarnya benda itu bisa saya ambil sendiri.
Namun karena ingin membiasakan anak untuk mengucapkan kata tolong dan
terimakasih saya jadi ‘malas’ mengambilnya. Tidak hanya itu, untuk mengasah
empatinya setiap saya melakukan kesalahan, saya tidak luput untuk meminta maaf
kepada anak, sembari memeluknya saya mengakui kesalahan dengan sungguh-sungguh.
Hal ini akan membuat anak merasa, jika salah saya harus minta maaf seperti
orangtuaku. Pendidikan karakter seperti ini perlu saya tanamkan pada anak, agar anak tidak kaku bergaul di masa depannya
2.
Mendidik anak
untuk tidak sombong
Terkadang anak enggan untuk
berkomunikasi pada orang asing, mungkin karena malu atau merasa tak kenal. Saya
selalu menanamkan pada Naqib, kalau ditegur orang sebaiknya menjawab, jangan
pernah malu. Karena orang yang tidak mau menjawab sapaan orang adalah orang
sombong, dan perilaku sombong sangat tidak disukai oleh Allah. Selain itu sifat
sombong adalah salah satu setan. Dengan menanamkan hal demikian, Alhamdulillah
Naqib tidak mau menjadi anak yang sombong, dan mulai bisa berkomunikasi dengan
orang.
3.
Mengenalkan anak pada banyak orang
Mungkin salah satu hal yang
membuat anak enggan bersosialisasi adalah ia menemui orang dengan jumlah
sedikit. Dulu di Ambon, kami adalah perantau, sudah pasti kami akan sangat
banyak bertemu dengan orang asing yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Hal ini
membuat Naqib menjadi sangat tertutup dan malu, yang saya lakukan adalah
membuatnya nyaman berkomuniasi dengan orang baru. Saya selalu mengenalkan
teman-teman Abahnya, tetangga dan terlihat biasa saja saat berkomunikasi dengan
orang lain. Lambat laun anak saya menjadi biasa saja jika bertemu dengan orang
asing. Namun tetap waspada jika ada orang asing yang berpura-pura baik.
4.
Berpura-pura meminta empati di depan anak
Saya sering melakukan hal ini,
berpura-pura sedih atau kesulitan dalam menghadapi sesuatu hal. Saya hanya
ingin melihat responnya saja, apakah dia mau menolong saya atau bersikap cuek? Misalnya,
saat saya lagi memasak, lalu dia membuat ulah yang akhirnya bikin saya kesal,
saya cukup mengiba, “Naqib, Naqib nggak kasian sama ibu. Ibu repot banget ini.
Naqib tolong dong jangan bikin berantakin rumah huhuhu” walaupun kelihatannya
lebay, Alhamdulillah anak merespon apa yang saya katakan. Diam-diam ia
merapikan sendiri mainannya, jikapun saya membantunya pasti ia berkata. “Bu,
nggak usah bantu nanti ibu capek. Biar Naqib aja”
5.
Menumbuhkan empati dengan melihat lingkungan
Dalam hidup sudah pasti kita
mempunyai perbedaan, miskin-kaya, wajah yang rupawan dengan wajah yang biasa
saja. Jika menemui hal-hal demikian, Naqib sudah pasti bertanya, kenapa ada
orang yang miskin di dunia ini? kenapa orang itu cacat? Kenapa ada orang yang
kaya? Saya selalu mewanti-wanti Naqib untuk tidak berkata ‘nyeplos’ jika
melihat hal-hal yang dianggap tak wajar, karena hal tersebut akan membuat perasaan
orang yang mendengar sakit. Saya selalu membuat perumpamaan, “Naqib, kalau
Naqib yang kayak gitu mau nggak terus dikatain orang?” dengan seringnya menasihati
hal tersebut, Naqib mulai bisa memposisikan diri seperti orang yang dilihatnya ‘aneh’
Sebetulnya masih banyak hal-hal
kecil yang saya ajarkan pada Naqib, namun ke-5 hal diatas adalah point
pentingnya saja. Jika ke-5 hal diatas Naqib mampu menguasai dengan baik, Insya
Allah ia akan menjadi pribadi yang tidak hanya tanggap tetapi juga, memiliki
empati dan mudah bersosialisasi.
Selain stimulasi kecil pada anak,
tentu saja anak harus diberikan nutrisi yang seimbang, karena nutrisi juga
berperan bagi pertumbuhannya, perkembangan otaknya, perkembangan motorik anak, dan responnya,.
Bebelac baru memiliki nutrisi
yang mendukung Naqib untuk dapat tumbuh hebat dengan tanggap yang lengkap.
Dalam bebelac baru ini kandungan nutrisinya lebih lengkap dibanding dengan
formula Bebelac sebelumnya, karena mengandung minyak ikan dan omega 6, ada pula
FOS : GOS 1:9, serta 13 vitamin dan 9 mineral.
Berkat
bebelac saya memahami betul apa yang Naqib
butuhkan untuk menjadi anak hebat #growthemgreat. Mari cari tahu lebih lanjut tentang tanggap yang
lengkap di “Tanggapyang Lengkap Sebagai Ciri Anak Hebat.”
Pinter doang emang gak cukup buat anak ya Mbak, kalau saya lebih ke anak itu harus punya pengertian.
ReplyDeleteBener banget :D
Delete