Merawat gigi anak-anak balita
memang susah-susah gampang, apa pasal? Sebab anak-anak belum begitu mengerti
pentingnya merawat gigi, dan belum mengerti bahwa gigi adalah aset terbesar
jika ingin tampil lebih percaya diri, untuk itulah anak perlu diberi banyak
ilmu dan nasehat tentang pencegahan gigi berlubang
Naqib contohnya, anak pertama
saya ini sedari kecil sudah saya tanamkan pentingnya merawat gigi. Dimulai dari
usia 6 bulan ketika gigi susunya tumbuh pertama kali. Sikat gigi silikon adalah
sikat gigi pertamanya, tanpa pasta gigi. Pagi dan malam sebelum tidur selalu
saya ajarkan cara merawat gigi. Lalu ketika usianya mulai bertambah, kesadaran
menyikat gigi terus saya tanamkan, mengingat giginya semakin banyak dan dia
mulai mengenal makanan manis. Pasta gigi yang tidak mengandung fluoride menjadi
solusi saat itu, awalnya Naqib malas untuk selalu menyikat gigi, namun ketika
dia mulai merasakan sakit gigi, keluarlah jurus pamungkas saya untuk ‘mengomeli’nya,
“Makannya, sikat gigi. Tuh kan sakit gigi, itu akibat Naqib malas menyikat gigi”
sahut saya. Semenjak sakit gigi itulah, Naqib mulai mau menyikat gigi secara
rutin, bahkan ketika malam tidak menyikat gigi ia tidak akan bisa tidur. Lalu apa
trik lain, jika anak mulai malas menyikat gigi?
Jangan lupa mengajak anak untuk rutin ke dokter gigi |
·
Tidak lupa terus
memberitahunya bahwa menyikat gigi itu sangatlah penting, dan selalu ingatkan
jika anak lupa menggosok gigi, maka giginya akan sakit
·
Memperlihatkan video
animasi cara merawat gigi dengan benar, atau memperlihatkannya game tentang
gigi yang tidak terawat dengan baik. Waktu itu sih Naqib saya perlihatkan game
animasi tentang gigi yang terawat kemudian bisa menjadi berlubang jika tidak
menggosok giginya, anak jika ditakut-takuti tentang hal ini pasti akan lebih
mengerti dan akhirnya mau menyikat giginya secara rutin.
·
Menyikat gigi
bersama-sama dengan anak akan membuat anak lebih mengerti cara menyikat gigi
dengan benar dan cara ini cukup membuat anak merasa menyikat gigi itu
menyenangkan karena dilakukan bersama dengan orangtua
·
Memberikan contoh
positif tentang anak yang tidak mau merawat giginya. Jadi waktu itu ada sepupu
saya main kerumah, dan giginya terlihat bolong-bolong dan ompong, selain itu
terlihat hitam dan sangat tidak enak dilihat. Melihat hal ini Naqib yang kritis
pun bertanya, “Bu, giginya dia kenapa kok bolong dan hitam-hitam?” saya pikir
inilah kesempatan saya untuk memberikan edukasi pada Naqib, “Itu gara-gara dia
malas menyikat gigi makannya giginya jadi hitam-hitam, berlubang dan yang pasti
sakit kalau dibiarkan. Naqib mau giginya kayak gitu?” dia menggeleng, “Makannya
rajin sikat gigi ya?” nah semenjak saat itu Naqib semakin rajin menyikat gigi,
jika dia malas menyikat gigi saya tinggal menyebutkan nama sepupu saya itu
untuk menakut-nakutinya agar kembali mau menyikat giginya.
·
Memberikan pasta
gigi dan sikat gigi yang lucu yang disukai anak. Jika alat peraganya saja sudah
membuat anak tertarik, dia pasti akan semangat menyikat giginya. Selain itu
perhatikan juga sikat gigi yang dipakai anak, jangan pilih yang terlalu keras,
sebab sikat gigi yang membuat sakit giginya akan membuatnya jera dan akhirnya
anak malas menyikat gigi. Saya juga selalu memberikannya pasta gigi yang
terdapat hadiah di dalamnya, agar anak semakin suka menyikat gigi
Selain anak yang harus dituntut
untuk semangat menyikat gigi, kita sebagai orangtua juga jangan putus asa dan
malas mengajarkan hal ini pada anak. Kalau anaknya sudah rajin tapi orangtuanya
malas, yah sama aja dong :D
Ajak gosok gigi bareng biar seru hehehe
ReplyDeleteBiasanya sih aku gitu :)
DeleteMengajak sikat gigi bareng dan merawat gigi bareng bisa jadi metode pembelajaran untuk anak yang bagus.
ReplyDeletebetul, terimakasih sudah mampir :)
Delete