Tanggal 29 September nanti akan
diperingati sebagai Hari Jantung Nasional, dimana penyakit jantung adalah
penyakit degeneratif yang patut kita waspadai. Penyakit jantung tidak hanya
menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak. Untuk itulah Nutricia mengundang
blogger mengadakan takshow bertema ‘Heart To Heart - Risiko dan Manajemen Nutrisi Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak’, yang bertempat di Co Working
Space Tebet Jakarta.
Sungguh saya baru tau, kalau
penyakit jantung bisa menyerang bayi yang bahkan baru berumur 3 minggu pada
perut ibu, yaitu ketika pertama kali jantung mulai berdetak. PJB dapat
diartikan kelainan jantung yang terjadi sejak jantung dalam perkembangannya,
penyakit PJB ini terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan
struktur jantung pada fase awal perkembangan janin, jadi bisa dibilang struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung mengalami kelainan. Pada sabtu yang cerah
kemarin, terdapat 2 pembicara yang mengisi dan memberikan kami ilmu baru,
diantaranya :
·
Dr. Dedi Wilson,
SpA(K) dengan materi : ‘Deteksi & Tata Laksana Penyakit Jantung Bawaan Pada
Anak’
· Dr. Klara Yuliarti,
SpA(K) dengan materi : ‘Pemberian Makan Tepat Pada Anak dengan Penyakit Bawaan’
Dr. Dedi Wilson (baju kuning), Dr. Klara (baju biru) |
Perlu dicatat, ada sekitar 8-10
bayi dari 1000 kelahiran hidup mengalami PJB. Berdasarkan letak dan tingkat
keparahannya ada lebih dari 34 jenis PJB
telah teridentifikasi. Rata-rata PB tersebut menghambat aliran darah pada
jantung dan pembuluh darah di sekitarnya atau dapat menyebabkan aliran darah
yang tidak normal dari/ke jantung.
Apa yang menyebabkan anak mempunyai Penyakit Jantung
Bawaaan?
Penyebab pastinya tidak pernah
diketahui, sebab penyakit degeneratif adalah salah satu penyakit yang sangat
susah untuk dideteksi. Namun ibu yang mengandung dapat mendeteksi sejak dini,
apakah bayinya memiliki jantung bawaan atau tidak dengan cara melakukan USG
setiap bulannya, bahkan wajibnya nih, ketika pertama kali jantung berdetak
dalam kandungan ibu sebaiknya sudah mulai diperiksakan. Kadang ada loh ibu-ibu
yang nggak mau USG dan pasrah aja dengan keputusan Tuhan, padahal kan nggak
bisa gitu juga ya, USG adalah salah satu bentuk usaha melihat apakah bayi
mengalami gangguan atau tidak, apakah ibu sehat dan yang lainnya? Jika sudah
USG, hasil akhirnya tinggal Tuhan yang menentukan.
Anak PJB tetap harus disemangati, dukung ia melalui aktifitas fisik yang disukainya |
Lalu apa saja yang menyebabkan anak memiliki PJB? Simak
baik-baik ya ibu-ibu :
· Ketika hamil, ibu
mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, oleh karena itu ibu hamil tidak
diperkenankan meminum obat selain anjuran dokter, jika sakit cepatla
memeriksakan diri ke Dokter, sebab ibu hamil rentan menularkan virus pada
anaknya
·
Ibu hamil terinfeksi
virus seperti rubella, atau terkena diabetes
·
Bayi mengalami
mutasi gen atau perubahan kromosom
·
Jika pada keluarga
ada yang memiliki penyakit jantung, resikonya akan menjadi dua kali lipat
menyerang anak
Deteksi sejak awal
Di Indonesia ada 50.000 kasus
terjadi pertahunnya, sayangnya 30% kasusnya tidak terdeteksi saat lahir. Pada
tahun 2015 lebih dari 40.000 bayi lahir dengan PJB, sedih banget ya.
Penyakit Jantung Bawaan bisa
dikenali ketika dokter melihat ritme jantung bayi dalam perut ibu, namun banyak
pula yang tidak terdeteksi. Langkah selanjutnya jika tidak terdeteksi pada saat
ibu mengandung adalah melakukan ekokardiografi 24 jam setelah anak lahir,
perabaan denyut nadi dan pemeriksaan saturasi. Selain itu pantau tumbuh
kembangnya.
Secara kasat mata, anak PJB dapat
terlihat dari gejalanya, antara lain:
·
Irama jantung tidak
normal
·
Kulit berwarna biru
·
Sering sesak napas
· Ketika makan mudah
lelah sehingga menyebabkan dia kehilangan nafsu makan, sudah pasti anak PJB
susah sekali untuk gemuk
·
Susah menelan dan
kemampuan penyerapan makan kurang
· Anak terlihat lebih
kecil dibandingkan anak seumurannya (pertumbuhannya terganggu) jadi terlihat
kecil dan kurus
Bagaimana pemberian nutrisi pada anak yang menderita PJB?
Anak dengan penyakit PJB memiliki
resiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi karena meningkatnya
pengeluaran energi dan asupan nutrisi yang tidak memadai, jika tidak
ditanggulangi sejak awal hal ini akan menyebabkan malnutrisi pada anak, untuk
itulah anak-anak dengan penyakit PJB perlu mendapatkan penanganan dan perhatian
khusus. Orangtua yang anaknya mengalami PJB diharapkan bisa sabar merawat buah hatinya,
dengan memberikan nutrisi khusus dibanding anak yang tidak terkena PJB, berikut
yang dapat Ayah-Bunda lakukan dirumah.
1. Lakukan pemantauan
BB, PB, lingkar kepala setiap bulannya, bila kurang bisa dievaluasi dengan
dokter yang menangani anak tersebut
2.
Ibu harus
memakan-makanan yang tinggi protein, zat besi,lemak, karbohidrat agar ASI bagus untuk bayi PJB
3. Berikan makanan
padat tinggi kalori jika sudah mengkonsumsi makanan, snack harus mengandung
karbohidrat, protein, lemak, (tidak boleh buah atau sumber karbohidrat saja)
4.
Memberikan formula
medis khusus (dengan resep dan izin dokter)
5. Sabar, sebab anak
PJB harus diperlakukan lemah lembut, jika dibentak atau dimarahi akan
menyebabkan jantungnya terpacu lebih cepat dan menyebabkan anak sesak nafas
6. Permasalahan lainnya,
anak PJB susah sekali untuk diimunisasi, jadwal imunisasi bisa saja berbenturan
jika anak sakit (sebab anak PJB rentan terhadap penyakit), atau jadwal operasi,
bahkan setelah operasi pun anak PJB tidak boleh langsung divaksin. Banyak rumah
sakit menolak anak PJB untuk diimunisasi, sebab jika anak menangis akan membuat
jantungnya berdetak lebih cepat, hal ini akan menyebabkan dia menjadi sesak
nafas
7.
Perhatikan kebersihan
oral dengan cara menyikat gigi teratur, kontrol ke dokter gigi di usia 1 tahun
keatas
8.
Karena anak PJB rentan
terkena infeksi, orangtua sebaiknya melakukan hal-hal berikut setiap harinya :
Hindari tempat yang ramai, cuci tangan teratur, perawatan gigi, sering
memeriksakan anak jika terjadi infeksi, lengkapi imunisasi yang dianjurkan,
pakai antibiotik berdasarkan indikasi yang lengkap
Anak PJB akan mengalami malnutrisi jika tidak diperhatikan dengan baik |
Oh ya, anak PJB boleh kok
olahraga, asalkan dia sanggup melakukan olahraga tersebut sesuai batas
kemampuannya dan tidak memacu jantungnya lebih cepat. Jika anak PJB tidak
betul-betul diperhatikan dengan baik maka akan terjadi malnutrisi pada
tubuhnya, mengapa? Karena anak PJB jika terlalu banyak makan akan sulit sekali
menelan dan jika makan yang banyak akan mudah lelah, nah ini kalau tidak diperhatikan
akan berdampak buruk pada otak dan tubuhnya, karena nutrisi sedikit sekali
terserap akibatnya anak akan cepat lelah, mudah jatuh sakit, perkembangan
tubuhnya lebih lambat. Ya, anak dengan PJB lebih rentan terkena stunting,
bahkan anak PJB dengan berat lahir rendah dan menjalani operasi jantung
memiliki resiko gangguan kognitif sebanyak 6 x lipat. So.. mencegah malnutrisi
lebih baik daripada mengobati kan? Lalu apakah anak PJB bisa sembuh? Bisa, tapi
kemungkinan sembuhnya kecil, harus melakukan operasi berkali-kali dengan pemberian
asupan nutrisi tinggi.
Jadi sebenarnya ibu yang belum
mengandung dan sedang merencanakan kehamilan bisa loh mencegah agar anak yang
dikandungnya tidak mengalami PJB, atau jika punya riwayat jantung dalam
keluarga bisa betul-betul mempersiapkan diri menghadapi resiko pada bayi yang
akan dilahirkannya. Selamat Hari Jantung Nasional ^^
bermanfaat…
ReplyDeleteterima kasih mau berbagi
Iya sama2 kak ,😂😂
Deletemakasih sharingnya
ReplyDeleteSama2 bunda
DeleteTerima kasih infonya. Menarik banget, tapi baru tahu virus rubella juga bisa menyerang ibu hamil ya
ReplyDeleteBisa banget dan akan menyebabkan anak cacat atau kesalahan lainnya
DeleteNah kan perlu diantisipasi ya kak..
ReplyDelete