Sedikit cerita nih Moms, sebagai
ibu muda saya ini nggak punya pengetahuan banyak mengenai pola makan anak, jadi
sejak Naqib umur 6 bulan pertama kali yang saya kenalkan adalah biskuit bayi,
kemudian merembet makan wortel, kentang, kadang pakai kaldu diblender, itu aja
setiap hari. Kadang Naqib makan kentang pakai keju biar ada lemaknya, sesekali
mengenalkan buah tetapi selalu dimuntahkan. Saya pikir dia nggak suka, maka
pemberian makan buah di stop. Kadang saya blenderkan daging, makan pakai gasol,
tapi jarang banget. Saat itu saya betul-betul minim pengetahuan soal makanan
MPASI bayi. Ternyata banyaknya pengetahuan nggak menjamin kita berhasil praktek
di lapangan.
baca juga : waspada penyakit degeneratif
Menjelang 18 bulan, Naqib terkena anemia, intervensi orangtua
membuat saya semakin depresi, sebab orangtua memaksa saya agar membuat Naqib
terus-terusan gemuk. Bagi orangtua jaman dulu gemuk adalah tanda anak sehat,
padahal tidak selamanya kan anak gemuk adalah anak sehat? Bisa jadi dia terkena
obesitas, selama itu pula saya merasa saya adalah orangtua yang gagal. Sedih
loh Moms. Oke, diluar ini sebaiknya kalau sudah berumah tangga, memang punya
rumah sendiri lebih baik daripada harus tinggal sama orangtua. Saat itu saya
‘terpaksa’ tinggal sama orangtua, karena bapaknya Naqib sedang kuliah dan saya
‘dititipkan’ pada orangtua. Karena intervensi orangtua inilah membuat pola
pikir saya jadi berantakan, dan saya jadi bingung harus berbuat apa pada Naqib,
pola asuh seperti dikuasai orangtua, sedangkan saya anak kemarin sore dianggap
tidak mengerti apa-apa. Sampai-sampai Naqib menjadi anak yang sulit sekali
makan.
Melihat ketidakberesan yang saya
alami, suami memutuskan untuk membawa saya kembali ke Ambon, kebetulan saat itu
dia sudah selesai kuliah. 23 bulan usia Naqib kami semua pindah ke Ambon, saat
inilah saya berfikir, bahwa daripada mendengarkan orangtua, saya pakai cara
saya sendiri dalam mengasuh Naqib, saya mulai menyusun rencana, merubah pola
makan Naqib dan memperbarui semangat.
baca juga : kenapa ada anak yang suka melawan orangtuanya?
baca juga : kenapa ada anak yang suka melawan orangtuanya?
Awalnya saya menyusun waktu makan
agar Naqib lebih disiplin pada saat makan, misal dia harus bangun dari jam 6
pagi, makan setengah jam kemudian, kemudian saya ajak jalan-jalan. Selepas
jalan-jalan Naqib saya mandikan, kelelahan dia akan tidur, bangun tidur pasti
Naqib akan kelaparan, saya sediakan cemilan, misal susu UHT, kentang goreng,
biskuit, coklat dll. Sekitar jam 1 siang Naqib saya paksa makan. Oh ya, saya
juga membuat tabel perkembangan makan Naqib, misalnya hari 1 dia makan 8 suap,
kalau misalnya hari ke 2 dia sudah makan 9 suap rasanya saya berhasil
membuatnya lapar, Namun jika kurang, mungkin ada yang salah dari menunya.
Setiap hari begitu terus. Saya hanya berfikir, untuk membuat anak lapar adalah
membuat lambungnya menjadi besar, dan pola makan yang teratur tapi sering pasti
akan membuat lambungnya membesar. Kira-kira selama setengah tahun begitu setap
hari, sampai Naqib mau makan daging, ikan, ayam dan sayur-sayuran, beranjak
besar saya kenalkan Naqib makanan bersantan. Saya kejar berat badannya, tingginya,
tidak lupa saya berikan stimulus setiap hari. Alhamdulillah perjuangan
membuahkan hasil, setelah tiga tahun Naqib jadi anak yang mudah sekali makan,
bahkan dia akan mengingatkan saya jika dia merasa lapar, selepas makan pun jika
ia butuh cemilan akan makan lagi, dimanapun, kapanpun, Naqib mudah makan dan
mau makan apa saja, ketika bepergian pun saya tidak merasa kesulitan mencari
makanan apa yang dia suka. Ternyata, apa yang saya lakukan dulu terjawab pada
bincang edukatif pagi kemarin. Bertempat di Ocha & Bella - Morrissey Hotel
Residences saya menghadiri bicara gizi, ‘Masalah
dan Gangguan Makan pada Anak : Apa Dampak dan Penyebabnya?’
Padahal kan anak saya sudah saya masakin.
Mba Ruth Dian seorang emak dan
Social Media Influencer bercerita kalau dulu anaknya nggak susah makan kemudian
berubah menjadi pemilih makanan, nah yang dialami Mba Ruth ini sempat terjadi
pada saya kan, kemudian keluhan mba Ruth dijawab oleh Dr.Nur Aisyah Wijaya,
SpA(k) Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolk.
Setelah usia 6 bulan, anak wajib MPASI,
karena kualitas ASI sudah pasti menurun, yang terjadi pada orangtua kebanyakan,
jika anak tidak mau makan mereka pasrah, padahal yang seharusnya dilakukan
adalah terus mencoba sampai anak mau, walaupun memang tidak boleh memaksa
karena khawatir anak akan stress, tapi bagi anak bayi ada sesuatu yang bisa dimasukkan
ke dalam mulut dan bisa ditelan kan hal baru, maka dari itu, harus pelan-pelan
mengajarkan makan pada bayi. Pemberian makan pada anak pun dimulai ketika anak
mampu menegakkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya. Jika anak usia 6 bulan belum
mampu menegakkan kepala, mom perlu konsultasikan ke dokter ya?
baca juga : manfaat bermain playground untuk anak
baca juga : manfaat bermain playground untuk anak
Lalu ketika anak yang tadinya mau
makan tiba-tiba berubah menjadi sulit makan akan membuat orangtua menjadi
kebingungan, siapa yang patut disalahkan? Nah, menurut peneltian 11 dokter anak
se-Indonesia, 85,6% anak sulit makan adalah disebabkan orangtuanya. ‘Tapi kan saya sudah masakin anak saya? Apa
tetap salah saya?’ begini mom, ada beberapa hal yang perlu mom ketahui :
Makan adalah aktifitas fisik yang
dilakukan manusia, yaitu dengan memasukkan makanan ke dalam mulut yang
melibatkan faktor fisik, psikologik, dan lingkungan. Ketika sebelum MPASI pun
anak sebetulnya sudah makan tetapi teksturnya berbeda yakni berupa ASI
(menyusui) dengan menyusui, anak akan belajar mengisap. Proses anak gemar makan akan terjadi secara
alami sebab pada saat pertama kali lahir dia diberi ASI, mulutnya akan memiliki
ketrampilan mengisap-menelan kemudian pada saat MPASI anak akan belajar
mengigit-mengunyah-menelan, semua ini adalah Stimulator bagi mulutnya. Selain
itu ada faktor yang mempengaruhi anak gemar makan yakni, jadwal yang disiplin,
interaksi antara ibu dan anak, dan lingkungan yang kondusif, nanti akan saya
jelaskan dibawah ya mom.
Mungkin apa yang mom lakukan
sudah maksimal, tapi apakah mom sudah memperhatikan 3 faktor berikut ketika
anak dirumah susah sekali makan, seperti :
-
Mengidentifikasi faktor penyebab, dengan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada anak,
apakah ada gangguan pencernaan sehingga perutnya terasa begah, penyakit mulut
seperti sariawan, gigi berlubang, kelainan/penyakit gigi-geligi dan rongga
mulut atau tumbuh gigi, makanan yang disajikan tidak membuat anak berselera,
anak tidak dilatih mengunyah melalui makanan MPASInya. Penyakit infeksi,
seperti infeksi TBC, infeksi saluran kencing dll, atau penyakit non-infeksi
seperti : jantung, paru, saraf dan otot, metabolic, endokrin, keganasan, dll
-
Mengevaluasi faktor dan dampak nutrisi, seperti mengukur berat badan (berat badan tetap, berat
badan turun, stunting), tinggi badan, dan lingkar kepala
-
Melakukan upaya perbaikan dan menyadari kesalahan
Mungkin anak sulit makan memang sebab orangtua atau
lingkungan, tetapi jika cepat menyadari, anak akan cepat tertolong. Misalnya
dulu merasa kurang memberikan ASI pada anak, mengenalkan makanan padat terlalu
lambat atau terlalu dini, pemberian makan kurang sesuai perkembangan, misal
anak baru belajar makan di usia 6 bulan sudah diberi daging giling). Jadwal
makan kurang luwes, misal anak baru selesai ngemil sudah dipaksa makan berat, ketidakcocokan
(alergi), kesukaan (like) dan ketidaksukaan (dislike), makan tidak disiplin
alias lebih dari 30 menit.
Ngomong-ngomong tentang upaya
perbaikan, kepikiran nggak sih kalau pola makan yang kita lakukan untuk anak
sudah benar? jangan-jangan menurut kita benar, eh ternyata masih salah. Waduh,
bagaimanakah yang seharusnya kita lakukan terhadap anak yang susah makan? Simak
ya mom..
-
Pemberian makan sesuai jadwal
Mom dirumah harus memiliki jadwal
makan teratur (disiplin), ada 3x makanan utama (pagi, siang, malam) dan 2x
makanan kecil. Jadi kan lambung manusia itu akan mulai kosong setiap 3 jam, mom
bisa mulai atur jadwal makan si kecil dari saat dia bangun tidur sampai tidur
lagi. Kalau Naqib dulu, jam 6 dia makan berat, misal nasi, roti. Setelah itu
Naqib saya ajak jalan-jalan sampai lelah dan tertidur, sekitar jam 9 Naqib
ngemil bisa berupa biskuit atau susu, nanti jam 12/13 siang dia makan berat
lagi, lalu satu jam kemudian tidur, bangun jam 4 dia makan camilan, usahakan
makannya tidak terlalu mengenyangkan, soalnya antara ngemil sore ke jadwal
makan malam berdekatan tidak sampai 3 jam, jam 6 Naqib sudah makan berat,
misalnya dia lapar malam hari saya kasih susu.
Makan pun tidak boleh lebih dari
30 menit, menurut dokter Nur, jika lewat dari 30 menit makanan yang tidak habis
sebaiknya dihentikan, karena selain sudah dingin, teksturnya pasti sudah
berubah dan tidak enak lagi dimakan.
Minum hanya boleh menggunakan air
putih, jangan selingi dengan sirup, teh atau minuman manis lainnya, karena
rasanya yang manis akan membuat anak kenyang lebih cepat (mengandung gula) atau
teh, karena teh akan menyerap semua nutrisi yang masuk, jadi percuma ya makan
hehe
Contoh jadwal makan anak usia 12-24 bulan :
06.00 : Susu tinggi kalori
08.00 : makan pagi (boosting
kalori)
10.00 : Snack
12.00 : makan siang (boosting
kalori)
14.00 : susu tinggi kalori
16.00 : Snack
18.00 : makan malam (boosting
kalori)
20.00 : susu tinggi kalori
Antara jam 22-24-03 : berikan ASI
(bila bayi bangun, kalau tidak bangun ya jangan dibangunkan, karena tidur juga
merupakan tahap tumbuh kembang anak)
-
Jangan libatkan lingkungan yang seperti ini
Misalnya anak nggak mau makan,
trus ibunya mengancam, “Awas kalau nggak mau makan nanti digigit tikus”, atau
kalau anak nggak mau makan emak ngomel-ngomel, menurut dokter Nur, anak akan
stress. Dulu sih saya kalau Naqib nggak mau makan, saya nangis, akhirnya dia
mau makan, salah juga sih saya dulu. Syukurnya Naqib nggak stress dan depresi
kalau nggak mau makan sekarang.
Jangan pula memberikan perangkat
elektronik seperti gadget, hp, dll, mainan atau TV. Takutnya anak akan serius
nonton, ibunya juga nonton, waktu makan jadi molor, padahal 30 menit makanan
harus habis, syukur kalau ada koordinasi antara ibu dan anak, sambil nonton
tangan ibu bisa konsen nyuapin. Atau jangan memberikan makanan sebagai hadiah,
misalnya, “Nanti kalau kamu habis mama beliin coklat” suatu saat kalau mamanya
nggak punya hadiah takutnya dia nggak mau makan, kan bahaya hehe.
-
Patuhi prosedur tata cara makan yang baik
Jika anak sudah mampu makan
sendiri, ajari anak makan sendiri biar dia disiplin dan gerak motorik tubuhnya
terlatih. Makan harus duduk-diam-jangan jalan-jalan. Lalu, bila anak tidak mau makan seperti
mengatupkan mulut, memalingkan kepala dan menangis) bisa tawarkan kembali
makanan secara netral, tanpa membujuk dan memaksa. Namun bila anak tetap tidak
mau makan, silahkan akhiri proses makan. Tetapi, orangtua jangan patah semangat
mengajarkan anak untuk makan, anak harus diintervensi agar mau makan
Kenapa anak perlu makan?
Pertanyaannya dibalik deh mom,
kenapa orang dewasa butuh makan? Pasti jawabannya, biar nggak kelaparan. Nah,
sama seperti anak yang baru tumbuh, dia sangat butuh makan untuk
pertumbuhannya, bahkan kebutuhan makan anak 2x lebih banyak dari orangtua.
Selain untuk tumbuh ya agar anak tidak kelaparan. Ada 3 aspek tujuan pemberian
makan, diantaranya :
-
Aspek fisiologis
Anak butuh banyak macam zat gizi makro seperti
karbohidrat, protein hewani dan lemak. Zat gizi mikro seperti vitamin dan
mineral. Semua ini dibutuhkan untuk proses metabolisme tumbuh yaitu aktifitas
tumbuh kembang
-
Aspek Edukatif
Untuk melatih motorik tangan, mulut dan aktifitas
tubuhnya coba anak diajari makan sendiri (melatih otot sensorik), lama-lama dia
akan terampil menggunakan sendok dan garpu. Dengan melatih anak makan kita juga
jadi tahu, makanan apa yang disuka anak dan jika anak merupakan anak yang
pemilih (picky eater) orangtua bisa memodifikasi masakan. Makan juga akan
melatih anak untuk disiplin, bahwa anak tidak akan menunggu lapar jika ingin
makan. Karena makan sudah terjadwal, jadi kalau sudah jamnya makan dia akan
minta makan sama ibunya. Pola makan yang baik dan benar dan perilaku makan juga
berperan penting dalam menentukan masa depan anak.
-
Aspek Psikologis
Pada acara makan bersama antara orangtua dan anak, akan
terjadi interaksi, misal anak akan sibuk berceloteh, orangtua akan sibuk
menimpali, secara tidak langsung interaksi makan ini akan membuat anak akan
berlatih berbicara (feeding). Selain itu jika anak makannya habis akan membuat
orangtua bangga dan senang, pastinya akan terjadi kepuasan secara emosional
pada orangtua. Interaksi intensif akan bertambahnya kedekatan antara ibu dan anak
Ini dia keluhan utama masalah makan :
Mom, coba perhatikan beberapa hal
berikut, jika ada salah satu aktiftas dibawah yang dilakukan anak, sudah pasti
anak anda dirumah mengalami gangguan makan/sulit makan :
-
Menolak makan
(gerakan menutup mulut)
-
Tersedak,
dimuntahkan, dilepeh dan diemut
-
Tidak mau makanan
padat
-
Makanan sedikit
(small eater)
-
Pilih-pilih makanan
-
Kegagalan
meningkatkan tekstur
Segeralah evaluasi dan lakukan
perbaikan.
Apa bahaya anak susah makan?
Salah satu kekhawatiran orangtua
adalah ketika anaknya tidak tumbuh optimal, pendek (stunting) dan sulit
menerima pelajaran. Dari beberapa akibat anak susah makan, tumbuhnya memang
tidak akan optimal, karena organ tubuh sudah pasti memerlukan asupan untuk
berkembang dan terus bergerak, jika anak saja susah makan dan tidak ada upaya
perbaikan dari orangtua, maka organ tubuh akan mengalami penurunan kinerja,
akhirnya beberapa hal dibawah ini adalah akibat anak yang sulit makan :
- Gangguan kesehatan
dan kurangnya vitamin serta mineral seperti : Defisiensi vitamin A (rabun
senja), Defisiensi zink (kelainan kulit), Defisiensi besi, Anemia dan penuruan
IQ (kecerdasan) menurun 10-20 poin, Defisiensi vitamin B12, anak rentan inveksi
- Speech delay, apa
sebab? Karena makan sebetulnya melath otot mulut untuk terus bergerak, kalau
anak sulit makan, ototnya tidak distimulus untuk bergerak
- Gizi kurang, gizi
buruk, akibatnya anak stunting
- Gangguan pertumbuhan
fisik, resiko gagal tumbuh, gangguan perkembangan
- Gangguan cemas dan
kelainan makan pada anak dan remaja. Anak akan mengalami gangguan kognitif dan
perilaku
-
Kematian
Mom, jangan pernah percaya mitos
jika anak pendek adalah sebab gen orangtua, bisa saja dulu orangtuanya
kekurangan gizi sehingga pertumbuhannya terhambat. Tentu saja pertumbuhan dan
perkembangan setiap anak berbeda, perlunya evaluasi dari para orangtua dalam
pemberian makan yang mengandung zat gizi makro dan mikro yang adekuat agar
setiap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau dan optimal.
Pertumbuhan dan perkembangan anak akan sangat pesat dimulai dari saat dia lahir
sampai usia 2 tahun, jika pemberian nutrisinya baik maka pertumbuhan sel otak
nya pun akan baik.
Semoga bermanfaat ya
moms J
Oh gitu ya mba btw semoga anak kita ga kurang gizi deh cz klo lagi tumbuh gigi nafsu makan anak agak susah ditebak heheh
ReplyDeleteNah itu dia mba, yg susah ditebak itu klo anak sakit kan ya. Tp kita masih bsa disiasati dengan ngasih jus atau apapun
Deletemakasih sharingnya, dua anakku mudah sekali makannya gak pilih2
ReplyDeleteAlhamdulillah yah mama Tira 😁😁
Deletemantaps nih tipsnya.. huhuhu... Kristal juga kadang makannya gak mau, gak selera lalu tidak dihabiskan sungguh bikin aku bingung tapi kesel juga. Masak mesti variatfi supaya anak tidak bosen, hahayy ngoprek dapur sm resep dah..
ReplyDeleteIya mba bener kudu kreatif, tp Naqib dia terima aja mamaknya masak apapun
DeleteAnak saya jd bsa ngobrol cepet kan akhirnya hehe
ReplyDelete