Pagi yang cerah,
hari ini saatnya ngajak mama papa mertua yang datang ke Ambon untuk liat-liat
keajaiban versi warga Ambon, apa itu? belut ukuran raksasa, mereka bernama
Morea. Setelah sarapan nasi kuning, dengan lauk cakalang pedas kami dijemput
bang Ali, supir langganan bersuku Bugis dan pernah tinggal lama di Jepang.
Mama yang
tinggal lama di Bekasi dan selalu berjibaku dengan kemacetan, polusi, sumpah
serapah, angkot kucel, sampah dimana-mana terkagum-kagum dengan kebersihan kota
Ambon.
“Dulu, sebelum
kerusuhan, kota ini terbersih bu. Sampah itu yah.. jaranglah dilihat,” sahut
bang Ali dengan logat Makassarnya yang kental.
“Indah banget
Ambon, pantainya biru, nggak macet, udaranya segar, mama berasa bugar banget
disini” sahut mama
“Mama betah nih,
baru juga berapa hari disini” ledekku,
“Iya mama
betah.. tapi kalau tinggal lama disini mama mikir-mikir juga. Sayuran mahal
banget hahaha..” kami semua terpingkal.
Setelah melihat
indahnya teluk Ambon dari atas Monumen Perjuangan Christina Martha Tiahahu,
mobil pun melaju, melewati Jembatan Merah Putih yang belum lama diresmikan
Presiden Jokowi, jembatan ini terpanjang se-Indonesia Timur. Kalau malam,
jembatan ini dihiasi lampu kelap-kelip berganti warna, indah banget untuk
sekedar menikmati teluk Ambon atau duduk-duduk berfoto, dari sini pula kita
bisa melihat indahnya laut di teluk Ambon, warnanya biru bergradasi hijau, mama
saja sampai takjub, “Pa…pa.. liat pa, indah banget pa lautnya pa” sahut mama
yang langsung dibalas papa dengan penuh kekaguman pula. Daaan.. pagi ini setelah
puas berkeliling di kota Ambon, kita akan menuju desa Waai, kecamatan Salahutu
Ambon-Maluku.
Selamat datang ^^ |
Sesampainya di
lokasi, bang Ali langsung mencari pawang Morea agar kami nggak kelamaan berdiri
menunggu, dan penasaran bagaimana bentuk Morea itu sesungguhnya :D, setelah
menunggu kurang lebih setengah jam, akhirnya muncul sesosok pawang, dia bilang
bahwa pawang yang satunya lagi pergi, lalu dia yang menggantikan. Kemudian
pawang tersebut turun sambil membawa beberapa butir telur dalam kantung
plastiknya, saya memperhatikan dari pinggir kolam, bapak tua dengan umur
kira-kira 70 tahun itu seperti berbicara pada air, tangannya
menjentik-jentikkan permukaan air, lalu mengelusnya perlahan seperti gerakan
memanggil namun ini di air bukan di udara. Berkali-kali dipanggil tidak ada morea
yang keluar, lalu bapak tua itu pun kembali memanggil belut pada lubang yang
lain dengan gerakan yang sama. Terkadang bapak tua itu berkata, “Kaluar sayang,
ada yang mau lihat ni.” Ya ampun kayak bapak ngomong sama anaknya gitu :D?
ini yang keluar masih kecil :D |
Saya lihat ada
banyak lubang disana, kata bang Ali kalau Morea-morea itu lapar, cepat saja dia
keluar. Namun ini sepertinya sudah kenyang, jadi dia malas keluar. Kemudian
bapak tua itu pindah lagi, saya mengikuti, “Ii paling susah sa, seng ada yang
mau kaluar!” (kenapa susah sih nggak ada yang mau keluar) sahut si bapak, tapi
bapak tua itu tetap sabar menanti morea-morea keluar, tak lama ada morea yang
keluar sebab panggilan tangannya, ketika morea tersebut keluar bapak tua itu
langsung mengelusnya, omaygaaat, dia memperlakukan morea itu kayak anaknya
sendiri, dibelai-belai beberapa kali dengan penuh cinta *bayangkan ketika kamu
lagi membelai kucing, nah kayak gitu*.
belut-belut itu kemudian dikasih makan telur mentah |
Mama-papa bengong
melihat ada belut dengan ukuran jumbo keluar, biasanya belut normal ada pada
ukuran 30 cm, tapi morea yang ada di Ambon ini ukurannya jumbo sekitar 1-3
meter. Kata Wikipedia, dari belut ini kita mengenal nama kerajaan : Animalia, Filum : Chordata, Kelas Actinopterygli, Ordo : Synbranchiformes,
Upaordo : Synbranchoidei, Famili : Synbranchidae. Belut adalah sekelompok
ikan yang berbentuk mirip ular, mereka termasuk dalam suku Synbranchidae. Keluarga mereka terdiri dari 4 genera dengan total
20 jenis. Jenis-jenis mereka banyak banget, bahkan banyak yang belum
terdefinisikan, sehingga angka-angka diatas bisa saja berubah. Anggota mereka
bersifat pantropis alias ditemukan di semua daerah tropis.
kemudian,
setelah dielus-elus, bapak tua itu memberinya sebutir telur yang telah dikupas,
nggak sampai semenit morea itu melahapnya dengan cepat telur mentah tersebut,
‘pluk…pluk’ pak tua itu kembali mengelusnya dan morea itu diajak bicara dengan
lembut, tak lama morea itu kembali ke dalam lubang. “Dia su kanyang, mangkanya
dong seng mau kaluar lama” (morea-morea itu udah kenyang, makannya di nggak mau
keluar lama-lama), meskipun kecewa karena tidak bisa melihat lama, akhirnya
saya bisa juga melihat morea tersebut. Oh ya, tidak ada biaya masuknya. Hanya saja kamu harus memberikan uang sukarela pada pawang morea sebagai ganti upan makan morea, seikhlasnya, boleh 25 atau 50rb. Ya kasian kalo nggak dikasih, modal telornya aja udah mahal gengs!
Tidak jauh dari
kolam yang besar di sebuah sudut ada mama-mama berjejer mencuci baju dengan
santainya, disana terdapat morea-morea berkeliaran, tapi ajaibnya morea-morea
ini nggak ada yang keracunan :D, ya bayangkan kayak anak yang lagi sibuk main
air di samping ibunya yang lagi nyuci gimana sih, ya kayak gitu.
liat ikan-ikan yang menyatu dengan mama-mama yang lagi nyuci |
Sebenarnya di
Ambon ini ada Morea yang lebih banyak lagi, dan pengunjung bisa puas melihat
serta memegangnya, tepatnya ada di daerah Larike, namun untuk pergi ke sana
kayaknya terlalu jauh untuk ajak mama dan papa yang nggak kuat pergi lama naik
mobil
Btw,
Morea-morea ini hidup berbaur dengan warga dan dikeramatkan nggak boleh di
makan, jadi ya dia hidup gitu aja di sungai, dan sumber tempat tinggalnya pun
kemudian menjadi tempat penghidupan bagi warga sekitar, seperti yang saya
ceritain tadi, nggak sedikit mama-mama yang nyuci sementara si morea ini
kilar-kilir nggak berdosa :D, jika ada yang memakannya, bisa jadi dia melanggar
hukum adat dan siap-siap saja terkena bencana.
Kalau kamu
datang ke Ambon, jangan lupa untuk sempatkan melihat belut raksasa ini ya,
mereka jinak kok, :)
Desa Waai Ambon
di bulan Desember 2016
Apa rasanya ya kalau dimakan
ReplyDeletePenasaran
Wooi, jangan dmakan.. keramat kak :D
DeleteSaya udah ga ada minat makan belut raksasa kaya gitu. Didesaku juga pernah ditangkap belut sediameter paha orang dewasa.
ReplyDeleteYang nyuruh makan siapa kak? ini nggak boleh dimakan kok wew..
DeleteUdh sering denger ttg morea ini. Dan aku memang pgn banget bisa melihat mereka, nanti :) . Rada geli sih sbnrnya, secara mirip2 ular laut hahahaha. Tp penasaran aja.. Bisa yaaa jinak gitu. Mba, kalo nih misalnyaaaa.. Ada org yg melanggar aturan, nth nangkep si morea gitu, ada hukumannya dr warga? Ato Ada mitos tertentu ga, kalo sampe morea di tangkap dan dibunuh, ada kutukan apa gitu?
ReplyDeleteYa pokoknya ini kan dikeramatkan gitu, nggak boleh diapa2in, yang pasti kalau melanggar pasti ada kena hukum adat, ga ngerti kutukannya gimana, :D
Deletewah enak nih belutnya dikasih makan telur.
ReplyDeleteIyalah biar kenyang, emang kita doang yang makan telor :D
Deletegedhe bener nih belut
ReplyDeleteHooh
DeleteKok malah ngeri ya lihatnya huhu :")
ReplyDeleteHuhuhu.. tapi mereka unyu2 loh kak :D
DeleteWAhh belut ya benar benar gede banget...
ReplyDeleteHohohoho...
Deleteternyata ini sejenis ikan ya bukan belut...
ReplyDeletewahh sayang sekali ga boleh di makan, kalau ga salah didaerah lain ada ygditernak dan dikonsumsi
IIIIH... jangan disamain kayak daerah lain kak T_T
DeleteJadi morea itu emang belut ya Mbak? Belut tp ukurannya besar gitu? Hiii... Ngeri, aku pikir ikan apaan td gedhe banget
ReplyDeletewkwkkw ya, belut ukuran jumbo :D
Deleteairnya bening banget...sayangnya buat nyuci ya, btw kearifan lokal yang melarang konsumsi Morea itu manjur banget ya buat menjaga kelestariannya. Di jawa juga masih ada yang seperti itu dan tentu saja its work...
ReplyDeleteBener, ini termasuk kearifan lokal, padahal kalau dikonsumsi juga ga ngaruh apa2 sih, tapi kepercayaan masyarakat setempat patut kita hargai
DeleteWaah Morea... Ini kearifan lokal yang masih terjaga hingga sekarang. Salut.
ReplyDeleteHuumm.. di Maluku banyak :)
Deleteduh ngeri sekali lihatnya, belut sebesar itu, ngak galak itu belutnya, dan makannya apa yaa
ReplyDeleteTeloooooor ka.. duh nggak baca apa ya yg diatas
Deletewah keren mbak. Belutnya gede banget.
ReplyDeleteiya, gimana dong mba, udh gede dr sananya :D
Delete