Semenjak memutuskan menjadi
blogger yang lebih serius saya hanya menganggap profesi ini sekedar iseng,
nggak serius-serius banget sih, sebab kalau diseriusin itu tandanya saya harus
benar-benar fokus kan dalam bidang pekerjaan ini tidak boleh tidak. Setiap hari
mungkin datang event, tiap hari post dan menghasilkan tulisan yang bagus,
mungkin suatu saat saya akan menjadi trainer, atau hal-hal yang saya bayangkan
saya akan lebih sibuk setara dengan orang pekerja kantoran.
Tapi dibalik kesibukan menjadi
full time blogger *misal* saya juga harus berfikir, datang ke event tiap hari
harus diiringi dengan perbaikan tulisan, nah ini yang saya belum bisa, tulisan
saya masih acak kadut gitu, dan masih suka-suka nulisnya. Ya malu juga kalau
saya datang ke event tulisan saya masih standar-standar aja, secara saya kan akan
menghadapi klien baru setiap hari, kalau tulisan saya bagus kan saya bisa jadi partner
yang baik, begtu bukan :D? hehe..
Memang menjadi blogger itu
menyenangkan, dapat goodiebag, dapat
makan enak, dibayar, senang-senang, kalau beruntung bisa dapat voucher
tambahan, kalau tulisan bagus dilombakan bisa dapat hadiah berjuta-juta,
jalan-jalan, dan hal-hal menyenangkan lainnya yang membuat banyak orang
kemudian berlomba-lomba ingin menjadi blogger dan ingin dianggap sebagai blogger,
tapi ingat itu harus fokus dan butuh konsentrasi, butuh latihan nulis dengan
konsisten, lah, saya mana bisa begitu :D, karena sebab itulah saya hanya
memutuskan untuk menjadi blogger part time saja, kenapa?
1.
Suami saya masih bekerja
Alasan menjadi blogger apa? Karena
mengejar goodiebag, voucher
beratus-ratus ribu, memperbanyak penghasilan dengan pundi-pundi? Makan gratis,
senang-senang? Kalau hanya mengejar itu, mungkin itu tidak ada di dalam fikiran
saya, sebab saya masih ada suami yang bekerja, beliau masih bisa membiayai saya
beli gincu, bedak dan lainnya. Lagi pula misal, misal nih misalnya, kita datang
ke sebuah event, dapat produk kecantikan, besoknya dapat produk kecantikan
dengan beda merek lagi, apa iya mau dipake semua, dan bilang ke publik, “Hai..
semenjak pakai produk A saya makin glowing loh”, trus besoknya pake produk yang
beda, “Pakai bedak B bikin saya tambah pede” itu kalau kecampur-campur gitu apa
iya nggak bikin muka jadi jerawatan :D? serius nanya nih. Sumpah, saya belum
bisa menyusun kata-kata untuk mencoba banyak produk kompetitor dalam satu waktu.
Misalnya lagi ada kita datang ke
program asuransi A, beberapa bulan kemudian kita promo asuransi B, kita bilang
A tidak tertandingi, lalu kita bilang B tiada duanya. Ih sungguh
mempertanggungjawabkan tulisan itu nggak bisa hanya dibayar sama Goodiebag atau
honor semata. Susyah. Karena suami sudah mewanti-wanti, boleh menjadi blogger
tapi jangan sampai melupakan kodrat sebagai istri, ya sudah saya bisa bilang
apa. Dia sudah mau mendukung saja saya sudah girang setengah mati :D
2.
Kasian anak ditinggal terus
Ketika datang ke sebuah event,
bukan tidak mungkin saya meninggalkan anak dirumah. Entah sama mertua, atau
sama kakak ipar, kalau hari sabtu dan minggu sama bapaknya. Pastilah yang
namanya anak kalau ditinggal perasaannya gimana sih, hari-hari ngeliat ibunya
dirumah, terus tiba-tiba ibunya menghilang dan dia dititipin sama orang
*walaupun sama saudara sendiri*, pasti sedih, balikin aja ke diri sendiri, dulu
waktu ibu saya pergi-pergi terus untuk acara kantor bapak saya, ya ampun saya
betenya bukan main dititipin pembantu. Yang namanya ibu pasti kepikiran
anaknya, bagaimana kondisi anak, bagaimana makannya, dia ngerepotin apa nggak,
tidurnya gimana. Ya ampun, beneran saya sedih nggak bisa jauh-jauh dari si
kecil, soalnya masih periode emas, kasian kalau emak sebagai madrasatul ula sibuk mengejar karir,
mungkin beda kasus kalau dia sudah SD atau SMP gitu. Tapi beda kasus kalau saya
sebagai ibu yang single parent, atau ekonomi sulit, mau nggak mau untuk
membiayai hidup saya akan berkorban jadi full
time blogger
ikutan event itu menyenangkan karena dapat ilmu baru, tapi ga nahan capenya |
Adapun beberapa acara yang nggak
ngebolehin bawa anak, saya makin nggak mau datang lah, atau tetep datang bawa
Naqib dan jadi omongan orang kayak blogger-blogger entah siapa *saya pernah
dengar sekilas* yang nekat bawa anak padahal sudah diperingatkan nggak boleh
bawa anak, bisa-bisa kalau saya melanggar, nama saya di blacklist dan sudah
tidak diizinkan lagi ikutan event. Sungguh saya menghindari hal-hal semacam
ini. jadi kalau mau datang ke event saya tunggu suami libur, minimal sabtu dan
minggu. Kalau terpaksa bangeeeeet dan bener-bener yang ngundang sampai
mohon-mohon ya saya terpaksanya nitipin anak.
3.
Saya gampang banget cape
Jadi kan kalau datang ke event
itu pergi harus pagi-pagi banget, tau sendiri Jakarta macetnya bagaimana,
minimal 2 jam sebelum acara dimulai harus sudah berangkat. Pulangnya kita harus
berhadapan dengan dunia macet, sungguh datang event ke Jakarta itu melelahkan. Belum
lagi misalnya sebelum pergi harus beberes dulu, pulang harus beberes lagi, duh
ngantuknya kayak apa. Sungguh saya nggak snaggup kalau harus seperti ini,
makannya saya memutuskan untuk menjadi part time blogger saja, saya nggak mau
muluk-muluk, toh rezeki nggak kemana kan ya. Sungguh beneran cape, nggak nahan.
Karena sudah tau hal demikian saya jadi malas ikutan event.
Btw, dengan menjadi part time
blogger juga honor yang saya dapatkan nggak jauh beda dengan yang full time
blogger, karena seringnya kita update tulisan, semakin banyak orang yang
tertarik untuk pasang iklan di blog kita.
4.
Saya nggak suka kerja buru-buru
Bagi saya membuat sebuah
postingan di blog nggak bisa nulisnya
yang dipaksa gitu, harus pakai hati, mikir dan penuh penghayatan. Itu yang
bikin tulisan menjadi punya ruh. Makannya kalau datang ke event saya harus ada
jedanya, minimal buat mikir mau nulis apa gitu. Lah kalau tiap hari datang ke
event apa nggak modyar saya nulisnya. Tapi sungguh saya salut sama orang yang
mampu datang ke event tiap hari, nggak kebayang itu tangan dan otaknya gimana
mantebnya, nulisssss terus setiap hari.
ikut evebt itu menyenangkan, karena bisa silaturahim |
Ya memang beda-beda orang yang
mendedikasikan dirinya menjadi blogger part time sama yang full time, karena
waktu dan kemampuan orang juga beda-beda kan? Sekali lagi saya sungguh
mengapresiasi orang yang mampu datang ke event tiap hari, meninggalkan
keluarga, membuat tulisan bagus masih mampu berprestasi. Sungguh saya masih
harus banyak belajar dari mereka-mereka ini.
Sama! Suami kerja dan event klo minggu dan. Boleh bawa keluarga hehhe utk beauty produk sebisa mungkin beda jenis kecuali beda jenis kali ya
ReplyDeletemksdnya gimana kak, beda jenisnya diulang2 :D?
DeleteYa bener banget mba, kadang tuh aku malu juga sama brand klo nulisnya ga maksimal.. Huhu..
ReplyDeleteKalau tulisan kita bgus nanti dihubungi terus loh :)
Delete