Thursday, 21 February 2019

Ngerasain Naik Pesawat Full Service Dari Luar Negri




Sebagaimana orang yang pergi-pergi naik kendaraan, sudah pasti bakalan cari yang diskonan. Jangankan naik pesawat, naik mobil ada diskon Rp.1 dengan menggunakan aplikasi tertentu pun  girangnya bukan main kan, nah apalagi ini naik pesawat, dalam otak tuh udah mikir, “Wah mo kemana ya..kemana yaaa…”

Waktu kemarin, pas akhir tahun berseliweran tuh promo-promo menarik dari banyak maskapai, salah satunya Garuda Indonesia, ada promo diskon nuker miles sampai 70% itu loh yang promonya ‘Garuda Miles Year And Festival’, walah ya tertarik dong, maka pas ke Mall saya bertekad ingin nuker miles paksu yang jumlahnya 18ribu dengan 3 buah tiket Singapura-Jakarta, biarin aja pas pergi pakai pesawat low budget, kan belum bawa apa-apa ini. Maksudnya, koper belum ada oleh-oleh, pakaian kotor belum numpuk banget, jadi saya rasa aman beli bagasi sedikit.


Nuker Miles Garuda Indonesia
“Bu terbang dari Singapura itu pointnya besar banget, delapan belas ribu mana cukup”
“Tapi ini lagi diskon tujuh puluh persen bah, ntar tanya dulu ah. Kalau kurang ya tinggal bilang aja nggak jadi”, ya saya tuh gitu orangnya, suka sama tantangan-tantangan nggak jelas, kalau suamiku nggak mau repot dia orangnya, makannya bakalan sering menghindari hal-hal seperti ini.
“Ya sudah kalau misalnya terjadi apa-apa, abah nggak nanggung ya?”
Selesai ambil nomer antrian, saya duduk mengantri bersama banyak orang. Saya pikir mereka mungkin orang-orang berduit semua, secara Garuda Indonesia ini kan salah satu maskapai terbaik dengan harga fantastis. Bagaimana tidak fantastis, pilot-pilotnya berpengalaman, selain itu terbang dengan maskapai ini sangat-sangat full service, wah dimanjain banget dah. Saya aja seneng banget naik Garuda :D, ya ada harga ada pelayanan kan?


Kemudian tibalah gilran saya,
“Selamat siang ada yang bisa saya bantu”
“Mba, saya nanya-nanya dulu boleh kan ya?”
“Oh ya silahkan ibu. Ada yang bisa saya bantu?” sahut mba yang di depan saya ramah tapi wajahnya sudah terlihat agak lelah, karena waktu sudah mendekati azan zuhur, mungkin dia lafar :D.
“Mba ini miles masih diskon kan”
“Masih bu, sampai besok”
“Kalau saya mau tukar, bagaimana? Saya tanya dulu ya.. kalau misalnya pointnya kurang nggak jadi”
“Iya bu, silahkan”
“Mba, kalau Singapura berapa pointnya, maksudnya kalau dari Singapura ke Jakarta?”
“Apa ibu sudah beli tiket perginya” belum mba.
“Sudah sih mba,”
“Karena ini tiket promo, jadi nggak bisa di refund dan nggak bisa di reschedule, jadi pastikan dulu dengan kepergiannya ya bu” karena sudah mantab dengan tanggal yang sudah disepakati dengan paksu, akhirnya saya mantab menjawab.
“Oh iya mba, tentu saja”
“Baik, saya hitung dulu ya bu. Jadi kalau dari Singapura ke Jakarta poitnya sebesar dua belas ribu lima ratus, jika di diskon tujuh puluh persen sebesar tiga ribu tujuh ratus lima puluh. Dikali tiga jadi sebelas ribu dua ratus lima puluh,”
“Wah masih sisa banyak ya mba?”
“Iya, tapi ini belum termasuk airport tax” entah kenapa saya nggak tapi ngeh ketika si sesembak ngomong yang bagian ini.
“Ya udah boleh deh mba” woi… itu pakai tax Manda.. pakai tax!!
“Kalau airport tax keluar negri memang agak mahal. Saran saya mending tukarkan ke dalam negri aja”

tapi akhirnya ngerasain juga naik maskapai full service dari luar negri :D


“Ya nggak apa-apa mba”, saya masih belom ngeh wkwk. Saya sebenernya sadar itu berbayar, tapi saya seperti dihipnotis, terhipnotis karena berhasil nukerin miles dengan point yang rendah keluar negri padahal nggak nyadar itu ada taxnya, dan saya begitu excited dengan hal ini.
“Oke, saya total dulu ya” si mba, kemudian menghitung total airport tax yang harus saya keluarkan.
“Untuk satu orang airport taxnya dikenakan biaya, sembilan ratus tiga puluh empat ribu empat ratus, mau?”
“Iya nggak apa-apa mba” entah ini kenapa bibir ngomong nggak apa-apa mulu, ngeselin.
“Jadi total bertiga dari Singapura ke Jakarta adalah dua juta delapan ratus delapan puluh ribu tiga ribu dua ratus, pembayarannya mau tunai apa debit? Pastikan jadi berangkat ke Singapura ya bu, soalnya ini tidak bisa di refund dan tidak bisa direschedule” sampai disini saya baru nyadar. Buset dah, bayar?
“Eh.. debit aja mba” untung mamak punya duit di ATM kalau nggak malu lah, sudah duduk di situ nggak bayar. Akhirnya karena mulut dan otak nggak bisa dikompromi dan terjadi error berkepanjangan, terjadilah transaksi jual beli itu. Byuh.. padahal 1 tiket itu bisa buat PP Singapore-Jakarta kalau pakai maskapai yang low budget wkwk. Tapi ya sudahlah, jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran, semoga lain kali saya nggak polos-polos banget, bahwa ada yang namanya tax ketika penukaran miles. Dan anggap saja ini pengalaman pertama terbang dari luar negri dengan pesawat full services. Lah enak toh, pengalaman itu nggak gratis, mesti ada harga yang dibayar *menghibur diri* :D/.
“Lumayan bah dapat makan dan bagasi tiga puluh kilo seorang” sahutku menghibur diri.
“Lah emang mau beli apaan di Singapur bagasi sampai sembilan puluh kilo. Emang mau pindahan?” suamiku ngomel, padahal saya yang bayar. Kenapa jadi begini? T_T…


Hari kepulangan dari Singapore pun tiba
Pagi-pagi sekali kami sudah di Changi Internasional Airport. Karena saya itu pengen banget keliling Changi kan, kata orang bagus dan banyak fasilitas gratis, jadi sayang aja kalau kesini keuber-uber waktu.
“Gaya banget kita pulang naik Garuda bu”
“Dikira orang kita banyak duit, padahal ini mah diskonan miles” kami berdua ngakak. Sudah lupa sama kericuhan dua bulan lalu soal jadi apa nggaknya pulang naik Garuda. Setelah check in, kami foto-foto dulu di sudut-sudut Changi dan tak lupa check imigrasi. Beneran kan keliling Changi itu memakan waktu yang menyenangkan, nggak berasa 3 jam di Changi buat eksplor tempatnya dan tiba saatnya akan boarding. Gate Garuda terletak paling ujung, tepatnya Gate 18, ah jalan bisa memakan waktu 20 menit sendiri. Nggak lama setelah duduk manjah, eh boarding.

Counter Check In Garuda

Masuk ke dalam pesawat, saya disambut pramugari yang sepertinya sudah agak senior, suami mengambil koran yang disediakan gratis, lalu kami berjalan melewati bangku prioritas kelas bisnis yang terlihat sangat lega, pramugari terlihat membagikan jus untuk para penumpang. Bah enaknya duduk di kelas bisnis, dapet fasilitas plus-plus pula. Eh tapi mikir lagi, kalau pesawat jatuh, kelas bisnis itu yang duluan menjemput ajal, karena semua pesawat itu jatuhnya pasti nyungsep, nggak mungkin ekor duluan, *bah..bah.. mikirnya yang nggak-nggak banget sih*, lalu kami mencari bangku sesuai nomor yang tertera pada ticket.


Fasilitas garuda
Yah, nggak jauh beda sih seperti yang sudah-sudah. Karena saya cukup sering naik Garuda jadi sepertinya nggak ada yang asing, misalnya :
-          Ada layar Audio touchscreen di setiap bangku : ini isinya terdapat banyak hiburan, mulai dari games, lagu-lagu, film pendek sampai film panjang. Dijamin nggak bakalan bosan selama di perjalanan.

Ini tontonannya Naqib nih, doi nonton lego movie

-          Free headseat : yang jelas headseat ini nggak bisa dibawa pulang ya, karena colokannya sudah di desain khusus untuk pesawat. Kalau dulu bisa sih dibawa pulang, tapi mungkin karena banyak yang ambil, Garuda sepertinya nggak mau rugi dan di desainlah colokan yang beda, yang hanya bisa digunakan di dalam pesawat.

ada yang sampai ketiduran

-          Bantal mini : ukurannya kayak bantal-bantal orang Jepang gitu, dan ini untuk menemani leher penumpang sepanjang perjalanan
-          Majalah : nama majalahnya Colours, saya pernah loh jadi kontributor di majalah ini sekitar tahun 2015, nulis tentang Ambon. Wooh bangga banget kan :D, baca majalah ini selama 2 jam juga nggak bakalan habis sangking tebelnya dan isinya yang full colour.

contoh majalah, tapi pamer dulu, kalau mamak pernah jadi kontributor di dalamnya :D

-          Food : Nah, yang paling enak di Garuda ini memang makanannya, juara pokoknya, enak-enak, dalam satu menu ada Appetizer, Main course, dan Dessert. Boleh nambah jus berkali-kali untuk appetizer ada roti dengan cream butter, cocktail buah, Main course ada nasi kuning ayam bumbu kari dan kwetiaw jamur, dessertnya dikasih coklat Kit-Kat. Menunya keliatan sedikit, tapi ini kenyang banget.

kwetiaw

nasi kuning

-          Free Toys : buat orangtua yang bawa anak, anak-anaknya dikasih boneka. Dulu pernah saya naik garuda pas masih kecil dikasih ular tangga

boneka ORU (orang utan)

Dulu penerbangan Ambon-Jakarta-Ambon saya pernah dapat selimut dan selimut ini sering saya bawa pulang tapi sekarang sudah nggak ada :D, mungkin apa karena banyak yang ambil, jadi ditiadakan. Padahal selimutnya cukup hangat loh.

Naik Garuda ini juga tergolong lebih cepat 30 menit, ibarat naik kereta yang ini berasa naik shinkansen wkwk.. Waktu pergi jarak tempuh yang sama memakan waktu kurang lebih 2 jam, pas pulang hanya 1 jam 30 menit, ini saya rasa pesawatnya ngebut apa gimana ya. Tapi saya sangat puas dengan pelayanan Garuda Indonesia dan nggak akan pernah bosan naik maskapai ini, walaupun yaah… harganya fantastis dan kudu nunggu diskon kalau ingin merasakan naik ini lagi :D.

4 comments :

  1. Miles palsu apaan tuh mba? Anyway taxnya lumayan juga ya. Tapi garudah sih, bisnis lagi. duh kapan ya gua naik garudah hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Miles paksu, milesnya punya pak suami mksdnya Ben....

      Delete
  2. Duh kalo suamiku kayaknya ngga bisa kena hipno deh meski aku polos kwkwkw jadi kangen naik Garuda, tfs mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo aku kangen naik Garuda yg naik kembarannya yg harganya lbh murah : Batik Air hehe..

      Delete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)