Sebagaimana orang yang pergi-pergi naik
kendaraan, sudah pasti bakalan cari yang diskonan. Jangankan naik pesawat, naik
mobil ada diskon Rp.1 dengan menggunakan aplikasi tertentu pun girangnya bukan main kan, nah apalagi ini
naik pesawat, dalam otak tuh udah mikir, “Wah mo kemana ya..kemana yaaa…”
Waktu kemarin, pas akhir tahun
berseliweran tuh promo-promo menarik dari banyak maskapai, salah satunya Garuda
Indonesia, ada promo diskon nuker miles sampai 70% itu loh yang promonya ‘Garuda
Miles Year And Festival’, walah ya tertarik dong, maka pas ke Mall saya
bertekad ingin nuker miles paksu yang jumlahnya 18ribu dengan 3 buah tiket
Singapura-Jakarta, biarin aja pas pergi pakai pesawat low budget, kan belum bawa apa-apa ini. Maksudnya, koper belum ada
oleh-oleh, pakaian kotor belum numpuk banget, jadi saya rasa aman beli bagasi
sedikit.
Nuker
Miles Garuda Indonesia
“Bu terbang dari Singapura itu pointnya
besar banget, delapan belas ribu mana cukup”
“Tapi ini lagi diskon tujuh puluh persen
bah, ntar tanya dulu ah. Kalau kurang ya tinggal bilang aja nggak jadi”, ya
saya tuh gitu orangnya, suka sama tantangan-tantangan nggak jelas, kalau
suamiku nggak mau repot dia orangnya, makannya bakalan sering menghindari
hal-hal seperti ini.
“Ya sudah kalau misalnya terjadi
apa-apa, abah nggak nanggung ya?”
Selesai ambil nomer antrian, saya duduk
mengantri bersama banyak orang. Saya pikir mereka mungkin orang-orang berduit
semua, secara Garuda Indonesia ini kan salah satu maskapai terbaik dengan harga
fantastis. Bagaimana tidak fantastis, pilot-pilotnya berpengalaman, selain itu
terbang dengan maskapai ini sangat-sangat full
service, wah dimanjain banget dah. Saya aja seneng banget naik Garuda :D,
ya ada harga ada pelayanan kan?
Kemudian
tibalah gilran saya,
“Selamat siang ada yang bisa saya bantu”
“Mba, saya nanya-nanya dulu boleh kan
ya?”
“Oh ya silahkan ibu. Ada yang bisa saya
bantu?” sahut mba yang di depan saya ramah tapi wajahnya sudah terlihat agak
lelah, karena waktu sudah mendekati azan zuhur, mungkin dia lafar :D.
“Mba ini miles masih diskon kan”
“Masih bu, sampai besok”
“Kalau saya mau tukar, bagaimana? Saya tanya
dulu ya.. kalau misalnya pointnya kurang nggak jadi”
“Iya bu, silahkan”
“Mba, kalau Singapura berapa pointnya,
maksudnya kalau dari Singapura ke Jakarta?”
“Apa ibu sudah beli tiket perginya”
belum mba.
“Sudah sih mba,”
“Karena ini tiket promo, jadi nggak bisa
di refund dan nggak bisa di reschedule,
jadi pastikan dulu dengan kepergiannya ya bu” karena sudah mantab dengan
tanggal yang sudah disepakati dengan paksu, akhirnya saya mantab menjawab.
“Oh iya mba, tentu saja”
“Baik, saya hitung dulu ya bu. Jadi
kalau dari Singapura ke Jakarta poitnya sebesar dua belas ribu lima ratus, jika
di diskon tujuh puluh persen sebesar tiga ribu tujuh ratus lima puluh. Dikali
tiga jadi sebelas ribu dua ratus lima puluh,”
“Wah masih sisa banyak ya mba?”
“Iya, tapi ini belum termasuk airport
tax” entah kenapa saya nggak tapi ngeh ketika si sesembak ngomong yang bagian
ini.
“Ya udah boleh deh mba” woi… itu pakai
tax Manda.. pakai tax!!
“Kalau airport tax keluar negri memang
agak mahal. Saran saya mending tukarkan ke dalam negri aja”
tapi akhirnya ngerasain juga naik maskapai full service dari luar negri :D |
“Ya nggak apa-apa mba”, saya masih belom
ngeh wkwk. Saya sebenernya sadar itu berbayar, tapi saya seperti dihipnotis,
terhipnotis karena berhasil nukerin miles dengan point yang rendah keluar negri
padahal nggak nyadar itu ada taxnya, dan saya begitu excited dengan hal ini.
“Oke, saya total dulu ya” si mba,
kemudian menghitung total airport tax yang harus saya keluarkan.
“Untuk satu orang airport taxnya
dikenakan biaya, sembilan ratus tiga puluh empat ribu empat ratus, mau?”
“Iya nggak apa-apa mba” entah ini kenapa
bibir ngomong nggak apa-apa mulu, ngeselin.
“Jadi total bertiga dari Singapura ke
Jakarta adalah dua juta delapan ratus delapan puluh ribu tiga ribu dua ratus,
pembayarannya mau tunai apa debit? Pastikan jadi berangkat ke Singapura ya bu,
soalnya ini tidak bisa di refund dan
tidak bisa direschedule” sampai
disini saya baru nyadar. Buset dah, bayar?
“Eh.. debit aja mba” untung mamak punya
duit di ATM kalau nggak malu lah, sudah duduk di situ nggak bayar. Akhirnya karena
mulut dan otak nggak bisa dikompromi dan terjadi error berkepanjangan,
terjadilah transaksi jual beli itu. Byuh.. padahal 1 tiket itu bisa buat PP
Singapore-Jakarta kalau pakai maskapai yang low budget wkwk. Tapi ya sudahlah,
jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran, semoga lain kali saya nggak
polos-polos banget, bahwa ada yang namanya tax ketika penukaran miles. Dan
anggap saja ini pengalaman pertama terbang dari luar negri dengan pesawat full services. Lah enak toh, pengalaman
itu nggak gratis, mesti ada harga yang dibayar *menghibur diri* :D/.
“Lumayan bah dapat makan dan bagasi tiga
puluh kilo seorang” sahutku menghibur diri.
“Lah emang mau beli apaan di Singapur
bagasi sampai sembilan puluh kilo. Emang mau pindahan?” suamiku ngomel, padahal
saya yang bayar. Kenapa jadi begini? T_T…
Hari
kepulangan dari Singapore pun tiba
Pagi-pagi sekali kami sudah di Changi
Internasional Airport. Karena saya itu pengen banget keliling Changi kan, kata
orang bagus dan banyak fasilitas gratis, jadi sayang aja kalau kesini
keuber-uber waktu.
“Gaya banget kita pulang naik Garuda bu”
“Dikira orang kita banyak duit, padahal
ini mah diskonan miles” kami berdua ngakak. Sudah lupa sama kericuhan dua bulan
lalu soal jadi apa nggaknya pulang naik Garuda. Setelah check in, kami foto-foto
dulu di sudut-sudut Changi dan tak lupa check imigrasi. Beneran kan keliling
Changi itu memakan waktu yang menyenangkan, nggak berasa 3 jam di Changi buat
eksplor tempatnya dan tiba saatnya akan boarding. Gate Garuda terletak paling
ujung, tepatnya Gate 18, ah jalan bisa memakan waktu 20 menit sendiri. Nggak
lama setelah duduk manjah, eh boarding.
Counter Check In Garuda |
Masuk ke dalam pesawat, saya disambut pramugari yang sepertinya sudah agak senior, suami mengambil koran yang disediakan gratis, lalu kami berjalan melewati bangku prioritas kelas bisnis yang terlihat sangat lega, pramugari terlihat membagikan jus untuk para penumpang. Bah enaknya duduk di kelas bisnis, dapet fasilitas plus-plus pula. Eh tapi mikir lagi, kalau pesawat jatuh, kelas bisnis itu yang duluan menjemput ajal, karena semua pesawat itu jatuhnya pasti nyungsep, nggak mungkin ekor duluan, *bah..bah.. mikirnya yang nggak-nggak banget sih*, lalu kami mencari bangku sesuai nomor yang tertera pada ticket.
Fasilitas
garuda
Yah, nggak jauh beda sih seperti yang
sudah-sudah. Karena saya cukup sering naik Garuda jadi sepertinya nggak ada
yang asing, misalnya :
-
Ada layar Audio touchscreen
di setiap bangku : ini isinya terdapat banyak hiburan, mulai dari games,
lagu-lagu, film pendek sampai film panjang. Dijamin nggak bakalan bosan selama
di perjalanan.
Ini tontonannya Naqib nih, doi nonton lego movie |
-
Free headseat : yang jelas headseat ini nggak bisa
dibawa pulang ya, karena colokannya sudah di desain khusus untuk pesawat. Kalau
dulu bisa sih dibawa pulang, tapi mungkin karena banyak yang ambil, Garuda
sepertinya nggak mau rugi dan di desainlah colokan yang beda, yang hanya bisa
digunakan di dalam pesawat.
ada yang sampai ketiduran |
-
Bantal mini : ukurannya kayak bantal-bantal orang
Jepang gitu, dan ini untuk menemani leher penumpang sepanjang perjalanan
-
Majalah : nama majalahnya Colours, saya pernah loh jadi
kontributor di majalah ini sekitar tahun 2015, nulis tentang Ambon. Wooh bangga
banget kan :D, baca majalah ini selama 2 jam juga nggak bakalan habis sangking
tebelnya dan isinya yang full colour.
contoh majalah, tapi pamer dulu, kalau mamak pernah jadi kontributor di dalamnya :D |
-
Food : Nah, yang paling enak di Garuda ini memang
makanannya, juara pokoknya, enak-enak, dalam satu menu ada Appetizer, Main course, dan Dessert.
Boleh nambah jus berkali-kali untuk appetizer ada roti dengan cream butter, cocktail buah, Main course
ada nasi kuning ayam bumbu kari dan kwetiaw jamur, dessertnya dikasih coklat
Kit-Kat. Menunya keliatan sedikit, tapi ini kenyang banget.
kwetiaw |
nasi kuning |
-
Free Toys : buat orangtua yang bawa anak, anak-anaknya
dikasih boneka. Dulu pernah saya naik garuda pas masih kecil dikasih ular
tangga
boneka ORU (orang utan) |
Dulu penerbangan
Ambon-Jakarta-Ambon saya pernah dapat selimut dan selimut ini sering saya bawa
pulang tapi sekarang sudah nggak ada :D, mungkin apa karena banyak yang ambil,
jadi ditiadakan. Padahal selimutnya cukup hangat loh.
Naik Garuda ini
juga tergolong lebih cepat 30 menit, ibarat naik kereta yang ini berasa naik
shinkansen wkwk.. Waktu pergi jarak tempuh yang sama memakan waktu kurang lebih
2 jam, pas pulang hanya 1 jam 30 menit, ini saya rasa pesawatnya ngebut apa
gimana ya. Tapi saya sangat puas dengan pelayanan Garuda Indonesia dan nggak
akan pernah bosan naik maskapai ini, walaupun yaah… harganya fantastis dan kudu nunggu diskon kalau ingin merasakan naik ini lagi :D.
Miles palsu apaan tuh mba? Anyway taxnya lumayan juga ya. Tapi garudah sih, bisnis lagi. duh kapan ya gua naik garudah hahaha
ReplyDeleteMiles paksu, milesnya punya pak suami mksdnya Ben....
DeleteDuh kalo suamiku kayaknya ngga bisa kena hipno deh meski aku polos kwkwkw jadi kangen naik Garuda, tfs mba
ReplyDeleteKlo aku kangen naik Garuda yg naik kembarannya yg harganya lbh murah : Batik Air hehe..
Delete