Dari kecil Naqib sudah kami ajak
merantau, tujuannya sih agar Naqib semakin mandiri. Sebenernya bisa saja kami
jauh-jauhan tapi sungguh kami tak kuat, selain boros pulsa juga boros secara
ekonomi karena kebutuhan dapur jadi ada dua :D, karena merantau inilah Naqib
kami ajarkan untuk hidup serba dalam keterbatasan, bukan maksudnya ngajak dia
hidup susah sih tapi biar dia paham saja hidup tak melulu selalu terlihat
bahagia.
Karena itulah di daerah rantau kami
tidak membiasakan untuk hidup bermegah-megahan, seperti misal : naik taxi, atau
keseringan naik mobil, apalagi di Ambon mana ada taxi yang ada juga angkot :p
hihihi. Selain itu daerah perantau yang mendapat julukan negri 1000 pulau ini
mengharuskan kami menaiki kendaraan tertentu jika ingin sampai di tujuan. Nah
ini kesempatan saya untuk mengenalkan secara langsung aneka macam kendaraan
yang ada kepada Naqib, cukup banyak sih, beberapa diantaranya :
1. Pesawat
Ke Ambon nggak
bisa naik kereta soalnya daerahnya terpisah banget dari pulau Jawa. Jadi pesawat
adalah moda transportasi yang paling bisa diandalkan, pertama kali Naqib naik
pesawat umur 21 bulan, saat itu penerbangan ke Ambon belum ada yang pagi, jadi
kami memilih penerbangan tengah malam, ya bayangin aja gimana rewelnya anak
kecil yang ngantuk sih? “Naqib pengen bobok di kasul ibu, kasulnya mana?” tapi
yang namanya anak-anak ngantuk tidur ya tidur aja di nenenin, Alhamdulillah
sepanjang malam dia tidur sesekali emaknya yang tidur, efek buruknya si emak
malah ngantuk seharian. Sampai di Ambon emak langsung tepar.
ini yang kesekian kalinya Naqib naik pesawat dan udah nggak kagok lagi |
2. Sepeda Motor
Karena di Ambon
nggak ada yang namanya taxi dan rumah kami letaknya cukup jauh berada di dalam
gang, memaksa kami untuk memilki motor. Dulu, sebelum ada motor ya jalan kaki
kemana-mana, cape karena beneran jauh dari rumah ke depan jalan buat naik
angkot. Alhamdulillah bapaknya dapat rezeki buat beli motor second, akhirnya
kita bisa berkelana menggunakan motor kemana-mana. Motor juga bermanfaat banget
saat Naqib sakit atau kita lagi pingin jalan-jalan dan kulineran mendadak.
Perdana Naqib naik motor nangis jejeritan karena takut, eh lama-lama doi nagih
naik motor, dulu duduk di depan takutnya setengah mati. Sekarang dia berani dan
selalu minta diajak jalan dan duduk di depan.
3. Kapal cepat
Ini pun Naqib
perdana naik kapal, karena Maluku itu berada dalam wilayah kepulauan yang
artinya kalau mau berkunjung ke pulau lain hanya ada transportasi kapal selain
pesawat perintis tentunya, terpaksalah kami memakai kapal sebagai moda
transportasinya. Waktu itu kami ingin menyebrang ke Saparua, pulau yang ingin
kami jelajahi, pulau dimana Pangeran Pattimura dilahirkan. Alhamdulillah Naqib
begitu menikmati perjalanan, karena tidak berasa sama sekali selama
diperjalanan, waktu itu hari masih pagi jadi ombak tidak terlalu kencang,
sepanjang perjalanan Naqib melihat indahnya laut biru khas Maluku.
4. Speed
Sungguh ini
pengalaman yang begitu menegangkan, setelah puas berkeliling Saparua kami
memutuskan untuk menginap, namun teman suami menginginkan untuk pulang karena
waktu masih terkejar. Kata orang yang tinggal di Saparua, “Su ada ombak” (sudah
ada ombak) yang artinya kalau dipaksakan jalan kapal akan menghantam-hantam
ombak. Dan benar saja, kurang lebih 2 jam perjalanan kami begitu menegangkan
sekali, berkali-kali kapal kecil kami hampir terbalik, yang parahnya lagi
semuanya tidak ada yang memakai life fest,
parah banget kan, kalau misalnya kapalnya terbalik, syahidlah kami di tengah laut
yang biru nan indah. Perjalanan terasa begitu panjaaaaang tak berujung. Naqib
tak henti-hentinya menangis di pelukan bapaknya, sampai badan bapaknya terlihat
memar dimana-mana, karena selain menangis, abahnya menahan kepalanya agar tidak
terhantuk pinggiran kursi yang terbuat dari besi. Kapal cepat hanya ada pagi
hari jadi kalau mau pulang ya menyewa speed, entah sudah berapa kali saya
menangis karena merasa ajal begitu dekat. Sungguh, tidak hanya Naqib, saya pun
takut naik speed sore hari. Ini baru perairan Maluku yang tenang, gimana kalau
naik speed di Jawa, wiii…
5. Becak
Perdana naik
becak juga di Ambon, iya di Ambon itu masih banyak becak, tapi hanya ada di
seputaran kota aja, soalnya kalau sudah masuk ke pelosok, jalannya turun naik.
Seru sih, karena Naqib bisa lihat keadaan seluruh kota, selain menikmati angin
yang sepoi-sepoi tentunya.
6. Kereta
Moda
transportasi bernama kereta saat ini sudah semakin maju, tidak seperti dulu,
waktu tahun 2004 saya merasakan naik kereta itu gerah, sumpek, banyak pedagang
asongan dan tempat duduknya nggak nyaman. Bersyukur pemerintah kita banyak
berbenah, akhirnya kereta sekarang walaupun masih desek-desekan, masih terasa
nyaman sekali untuk ditumpangi. Seenggaknya pedagang asongan sudah nggak ada
lagi :D perdana Naqib naik kereta waktu ke Bogor, saya pikir dia akan takut,
ternyata menikmati sekali
7. Bus
Saya
pernah naik bus berduaan aja sama Naqib, waktu ingin ketemuan sama teman di
sebuah Mall di bilangan Jakarta. Waktu itu Naqib diajak. Dari dalam bus Naqib
bisa melihat banyak aktifitas kendaraan yang macet, gedung-gedung tinggi,
aktfitas pengamen yang hilir mudik dan banyak lainnya. Naqib sungguh senang
naik bus
8. Mobil pribadi
Nah kalau mobil kan kebetulan bapak saya punya jadi
Naqib sering sekali diajak pergi naik mobil. Selain itu jaman sekarang dimana
taxi sudah berupa mobil online dan menggunakan mobil pribadi, pasti tidak asing
lagi untuk kita merasakan naik mobil rasa milik sendiri
9. Angkot (angkutan kota)
Saya rasa Naqib juga perlu diajarkan naik angkot,
bahwa ada mobil di jalan yang rasanya nggak nyaman bernama angkot, di dalam
mobil ini tidak ada AC. Dan harus siap menerima asap rokok dari orang lain,
udara tak sedap, polusi dll. Kalau di Ambon Naqib sudah sering naik angkot,
angkot di Ambon bersih dan rapi tidak seperti di Bekasi yang kotor dan sangat
tidak nyaman.
10. Sepeda
Dulu waktu Naqib masih kecil, dia punya
sepeda mini roda 3, hadiah ulang tahun dari bapaknya. Karena air susah, dia
hanya naik sepeda di dalam rumah aja, nggak sampai keluar-luar. Karena kalau
ibawa keluar sudah pasti si sepeda harus dicuci. Selain itu jalanan yang berupa
perbukitan membuat saya nggak mengizinkan Naqib main di luar. Lah kalau dia
ngglundung gimana T_T??
Masih banyak sih beberapa kendaraan yang
belum saya ajarkan pada Naqib, seperti naik kapal laut yang besar,
bajaj/bemo/bentor. Nantilah kapan-kapan ya, mumpung kami tinggal di Jakarta
kan. Belum lama ini juga ada MRT, yang baru saja diresmikan, semoga nanti Naqib
bisa merasakan naik MRT ^^
Wah seru banget tuh belajar kendaraan secara langsung dan juga sekaligus jalan-jalan :D
ReplyDeletehuum sekalian jalan-jalan hehe...
DeleteLucu banget adiknya apalagi yang gambar terakhir tuh. Imut pingin cubit pipinya :D
ReplyDeletewaktu dia masih kecil :D
DeleteWah aku juga mau nih kalau belajar kendaraan secara langsung kayak gitu wkwk. Kan seru :D
ReplyDeleteudh gede mah nggak perlu belajar :D
DeleteHmm habis lihat foto yang di kereta jadi pingin naik kereta api lagi nih wkwk
ReplyDeleteyodah besok beli tiket :)
DeleteWah seru banget tuh bisa naik pesawat hehe. Aku masih belum pernah nih naik pesawat wkwk
ReplyDeletemudah2an segera naik pesawat ya mba :)
DeleteMantul mba Amanda! Nginspirasi banget ini mah, buat ngajarin calon anak nanti hehe, cari calon istri dulu ah buat bikin calon anak hehe
ReplyDeleteOTW cari bini ya bang :D
Delete