Karena
menurut paksu Geylang ini penuh dengan manusia oriental, dia pesimis bisa dapat
makanan halal di sini. Tapi saya yakin bakalan dapat makanan halal lebih banyak,
karena sudah banyak survey dan banyak baca dari review orang-orang yang pernah
ke mari. Jadi ya saya tenang-tenang aja nginep di sini :D.
“Bu,
di sini ada makanan India nih, halal. Nanti ke sini aja sekalian beli simcard
di sevel, tapi kita ke sevel aja dulu ya baru pulangnya mampir ke sini, soalnya
letak sevel setelah Al-Bidayah” oke saya mah nurut aja, soalnya suami paling
jago baca peta kan. Selesai mandi dan beres-beres, kami langsung keluar sore
itu, menikmati wajah kota Singapura dari sudut yang berbeda. “Woooi… sudah
sampe Singapur woi” norak!
Singapura
kota yang lengang, saya sedikit melihat kendaraan pribadi melintas disini,
dimana-mana orang berjalan kaki, tidak ada angkot, ojek, mikrolet bahkan sumpah serapah orang yang
mobilnya tersenggol karena macet. Sungguh pemandangan yang berbeda jika saya
datang ke Ibukota, dimana mobil seperti lautan semut yang berkumpul di jalanan.
Memang beda ya negara berkembang sama negara maju. Kalau di negara maju
masyarakatnya dilarang pakai mobil dan bensin dinaikkan demi kebersihan kota
juga kenyamanan berkendaraan, ya mereka nurut aja, toh untuk kepentingan
bersama kan, eh kalau di negara berkembang bensin dinaikan dikit, masyarakatnya
semacam antipati dan kemudian muncul hastag #TahunSekianGantiPresiden, semacam
nggak terima gitu, padahal kalau negara nyaman siapa juga yang seneng ye kan? :D
eaaa… bahkan menyebrang pun tetap memakai aturan, kalau lampu menyebrang belum
menyala, jangan sekali-kali menyebrang kalau nggak mau ditabrak sama orang, mau
nuntut? Lah yang salah kita kok, nggak disuruh nyebrang main nyebrang aja dan,
jangan main-main berada di kota ini kalau nggak mau dapat denda yang sangat
sadis.
gilaa sepiiii.... |
Saya
sih bisa berkata semacam ini karena memang dimana-mana terpantau CCTV dan kalau
masyarakatnya berbuat hal yang melanggar, tinggal di denda, dendanya sadis
coy.. kadang disuruh bayar 300$SGD misal kalau meludah sembarangan atau makan
permen karet, padahal ini kan sepele ya, yang kalau di Indonesia ini bukan hal
yang harus di dendakan, bahkan harus dilanggar jikakak.. *eh map..maap jadi culture shock gini
Geylang
memang daerah prostitusi *katanya* jadi jangan heran kalau ada adult shop
disini, adult shop ini toko yang menjual segala rupa jenis alat bantu seks, ya
jangan ditanyalah seperti apa, saya aja nggak berani masuk, kalaupun masuk juga
beli apa? Wong punya suami wkwk..
halal ya :) |
interior, dan bisa dipastikan hampir semua warung India begini tampilannya |
Untuk
menuju makanan halal yang terdekat, kami harus berjalan sejauh 200m pertama
kali sampai, kami langsung disambut abang-abang Indiahe yang mahir berbahasa
Melayu, “Nak makan ape?” katanya menyorongkan selembar kertas yang dilaminating
dan sudah agak terkelupas di sana-sini, saya langsung melihat menu. Eh gila ya, emang Singapura ini beneran kota
yang sangat mahal sekali, sampai seporsi canai aja bisa 30 rebuan, padahal kalau
di Bekasi harganya paling 10rebu wkwk…
daftar menunya |
Kemudian
setelah melihat-lihat menu dan teringat pesan teman, “Kalo di Singapur makan
buat berdua aja udah banyak, nggak usah kalap beli makan” akhirnya saya beli
makan buat berdua, pertama saya pesan teh tarik, lalu canai makan ditempat
*tapi mereka bilang sih ini prata*, lalu paksu pesan nasi goreng kambing kalau
nggak salah dan saya nasi briyani, semuany habis 15$SGD, ya sekitar
160ribuanlah, tapi porsi menu ini banyak dan amti-amit banget klu dihabisin
kenyang, 15$ menurut saya nggak terlalu mahal lah ya
itu yang dibelakang sendirian, pengen banget eksis juga ya T_T, tapi fokus pada pratanya yang cuma selembar dengan daging |
Rasa
Soal
rasa, kenapa masih enak yang di Malaysia :D? yang di Singapur juga enak, tapi
ya biasa aja, rasanya saya jadi kepingin bawa garem kemari walaupun ada bumbu
khas yang menguatkan rasa. Eh ini serius, rasanya sama tapi kok kayaknya
rempahnya beda, kayak ada yang kelebihan dan kayak ada yang kurang. Terus kalau pesen nasi-nasian gitu dikasih kerupuk, semacam kerupuk gendar tau kan? kerupuk yang terbuat dari beras itu, tapi lagi-lagi rasanya ajaib karena bercampur rempah.
Pokoknya beda
banget sama Malaysia punya, mungkin karena di Singapur ini sudah tercampur
antara masakan India, Cina dan Melayu, jadi rasanya agak ‘ajaib’ *emang ngaruh
ya* hehe.. sedangkan di Malaysia kan lebih banyak Melayu dan Indianya, jadi
rasa yang di Melayunya lebih kuat. padahal ini baru ke Singapur dong ya, lidah rasanya nggak cocok aja sama makanannya T_T
teh tarik |
ini katanya briyani |
Oh
ya masakan India ini ada dimana-mana, apalagi di daerah Bugis, ya sallam…
buanyak banget, dan bisa dipastikan rasanya sama semua, entah satu resep, entah
memang mereka di training, entah memang mereka sodaraan dan buka cabang
dimana-mana, tapi bisa dipastikan rasanya sama. Jadi mending kalau kamu main ke
Singapura coba rasain makanan yang berbeda, biar lebih menyatu dengan kultur
setempat dan tau masakan khasnya apa. Ya bosen juga kali tiap hari makan prata,
mandhi, briyani, bisa-bisa pulang dari Singapur langsung bisa bahasa India deh :D
Aku pecinta film bolly mba tapi belum pernah makan makanan india hehheu semoga bisa ke india dan singapura jug hihi tfs ya
ReplyDelete