Sebenernya saya itu sedih banget dengan dampak
lingkungan akhir-akhir ini, orang makin brutal buang sampah sembarangan, ya
walaupun yang disiplin juga ada tapi jumlahnya nggak berimbang dengan
manusia-manusia yang brutal ini, akibatnya sampah jadi menumpuk, menggunung dan
menimbulkan masalah baru yakni pencemaran lingkungan.
Sudah banyak terobosan dari banyak aktifis
lingkungan, kayak Zero Waste, yaitu
sebuah kampanye bebas sampah. Jadi orang-orang peduli lingkungan ini mulai
mengurangi penggunaan plastik, misal beli gorengan bawa wadah sendiri, nggak
beli air minum kemasan melainkan bawa botol sendiri, ga pakai sedotan sekali
pakai dan lainnya. Kita emang bisa mengurangi sampah secara signifikan dengan
hal-hal tersebut diatas tapi tidak dengan penggunaan pembalut, karena perempuan
haid itu kan ada setiap hari, dalam sehari nggak ada perempuan yang nggak haid,
jadi sampah pembalut ini memang dominan adanya. Dan ternyata, sampah dari
pembalut ini susah banget diurai.
sumber : tirto |
Pernah baca di sebuah artikel, sampah yang
diangkut sama mobil truk itu 20%nya isinya pembalut semua, ini membuktikan
emang jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki jiakaka.. nggak maksudnya,
ini membuktikan perempuan itu pasti haid. Belum selesai sampai di situ,
faktanya nggak semua perempuan ternyata ngerti dan faham bagaimana
memperlakukan pembalut itu agar nggak semena-mena sampai di TPA. Menurut
pengakuan para tukang sampah, mereka banyak menemukan sampah pembalut yang
dipake langsung dibuang gitu aja berdarah darah *ih jijik nggak sih*, tapi
banyak juga yang buang pembalut dalam keadaan sudah dicuci bersih dan dibungkus
rapi. Kalau menurut hukum islam, membuang pembalut dalam keadaan utuh nggak
dicuci itu nggak boleh, kata nenek saya bisa diikutin setan bahkan
setan suka menjilati pembalut yang masih berbentuk nggak dicuci. Pernah suatu
hari teman kantor suami lembur, dia dengar ada suara berisik-berisik dari dalam
kamar mandi, nggak disangka ternyata itu setan yang lagi menjilati pembalut
yang dibuang utuh, dia asik aja makan sambil jilat-jilat, ih ngeri banget ini
mah. Coba kalian bayangkan kalau dalam sehari ada ratusan perempuan yang haid
dan mereka mengganti pembalut 4-6x sehari secara utuh tanpa dicuci, berapa
banyak setan berkumpul menjilati pembalut tersebut, atau minimal sudah dicuci
berapa banyak pembalut-pembalut tersebut menjadi sampah yang susah diurai, saya
pernah mengulas tulisan ini di blog beberapa waktu lalu, coba
baca tautan berikut.
Bismillah mulai meninggalkan pembalut |
Inget waktu pertamaa kali punya bayi, saya
ganti pospak dengan clodi, popok kain yang bisa dipakai berkali-kali, lumayan
hemat banget dan nggak ada sampah pospak dirumah, saya pakaikan pada Naqib
sampai menjelang 2 tahun dari dia umur 2 bulan. Giliran pindah ke Ambon, sudah
nggak bisa lagi pakai clodi, karena di Ambon susah banget air jadi terpaksa
pakai pospak. Omaygat, kebayang dong pengeluaran sebulan habis buat beli pospak
doang, beda banget waktu cuma pakai clodi T_T..
Berangkat dari pemikiran ini, saya kemudian
mencari cara, bagaimana mengganti pembalut dengan produk yang lebih ramah
lingkungan, ternyata ada loh, produk itu bernama Menstrual Cup, jadi haid kita
ditampung di sebuah cup gitu, kalau sudah yakin penuh tinggal buang darah kita
kemudian dicuci lagi dan kenakan lagi, sungguh praktis dan tidak ada drama.
Soalnya saya ngeri banget dengan kandungan klorin yang ada dalam setiap
pembalut, klorin itu bikin gatel, bikin iritasi, setiap haid saya merasa
tersiksa banget, rasanya ngga kepingin haid aja gitu tapi gimana saya kan
kodratnya perempuan haha.. dan ngerinya klorin ternyata bikin kanker, bikin
serviks juga klo kita ga telaten bersihin vagina dan pakai pembalut saat haid.
Apalagi malas ganti pembalut. Dan dengan menggunakan menstrual cup itu seperti dewa
penolong buat saya yang mengalami semua drama diatas.
Sebenarnya sudah lama banget pengen pakai
menstrual cup ini tapi karena harganya yang sangat mahal saya urung beli, pucuk
dicinta ulam pun tiba, seorang teman memposting kalau dia beli mens cup lokal bernama
‘GCup’ dengan harga bersahabat, mana promo waktu itu, jadi kalau nggak salah
beli 2 harganya hanya @100.000, murah banget kan, ya udah aja saya langsung
beli 2, nggak pakai mikir, hemat 50 ribu hehe kalau bukan harga promo. Jadi
sebenernya ini Gcup buatan luar hanya saja dikemas di Indonesia jadi harganya
bisa lebih bersahabat.
@G_menstrual_cup |
Pas paketan ini datang nggak sabar rasanya
kepingin pakai, padahal lagi bulan Ramadan coba, masak kepingin mens lol..
perempuan lain malah kepingin nggak haid biar puasanya full haha., langkah
pertama yang saya lakukan ketika barang itu datang, langsung merebusnya agar
steril dan mencobanya karena sebelum datang bulan saya selalu keputihan, ya
anggap saja ini untuk menampung keputihan gitu. Dan malam pun tiba, sepulang
tarawih saya berniat untuk tidur dan semangat ke kamar mandi untuk mencoba
pakai Gcup ini, tapi kok.. sakit T_T, belum profesional kayaknya, ya sudahlah
pemakaian Gcup dihentikan dulu, lah belum haid kok maksa make, lol
Haid pun tiba
Ya ampun si Manda girangnya bukan main dapat
haid, padahal ini 10 malam terakhir, kudunya mah sedih nggak bisa puasa lagi. “Nggak apa-apa namanya juga perempuan, haid
kan nggak dosa, yang nggak puasa itu yang dosa :p” nggak tau ini bisikan
dari mana :p
Hari pertama
Haid perdana keluar jam 12.30, saya langsung
pakai Gcupnya dengan lekukan C-Fold, sebelumnya tangkainya saya potong sedikit,
eh nggak deng nyaris habis ya atuh
kan sakit ketusuk-tusuk. Haid ini belum banyak, jadi hanya darah hitam-hitam
gitu yang keluar, setengahnya aja nggak ada, pokoknya sedikit banget, di hari ini
saya norak dong tetap pakai pembalut, abis takut tembus wkwk, tapi karena emang excited banget saya tetap lihat di
setiap mandi atau gosok gigi malam. Dan dalam keadaan mens vagina perempuan itu
beda banget saat nggak mens, saat mens vagina perempuan lebih basah dan elastis
jadi pakai Gcup nggak sakit bahkan nggak berasa sama sekali, nah inget waktu
pertama kali coba itu pas dalam kondisi nggak haid, itu nggak enak dan nyeri.
Hari kedua
Haid juga belum banyak keluar, setengahnya
juga nggak ada, masih dikit banget, jadi pakai GCup terus, dan akhirnya malas
ganti sampai keesokan harinya
Hari ketiga
Jam 9 saya lagi ngetik dan duduk dengan
sembrono, kemudian terdengar ‘blupup’ kayak ada suara begitu dari dalam vagina,
setelah saya tekan celana, waaah tembus, nembusnya kayak setetes gitu, ya udah
saya buru-buru mandi dong. Dan Innalillah, Gcup terisi setengah lebih darah,
nah waktu terbanyak datang nih. Di dalam kamar mandi saya melihat dengan
seksama bentuk darah, ternyata begini ya bentuk darah haid, setelah
bertahun-tahun lamanya saya tahunya darah haid hanya ketika berada di pembalut,
kalau di Gcup beneran bisa lihat langsung, kebetulan Gcup saya warnanya putih
jadi kelihatan jelas. Nah jam 9 mandi tuh ya, sekitar jam 11.30 an kayaknya
kepenuhan dan nembus lagi, eh tapi dilihat kok nggak penuh, wah kayaknya saya
salah pake nih, saya buang dan saya pakai lagi dengan lekukan Cfold. Kemudian
saya tidur siang, jam 4/5 sore terdengar blupup lagi, kayaknya nembus lagi,
sebelum akhirnya nembus saya buru-buru mandi loh kok nggak penuh banget, duh
gimana sih ini cara makenya, jadi kemrungsung sendiri, tapi saya nggak patah
semangat, terus nyoba sampai bener, baca-baca lagi panduan dan petunjuk di Ig
Gcup. Malam sebelum tidur saya cuci Gcup dan tidur
Hari keempat
Jam 3.30 pagi saya pipis karena menyiapkan
sahur paksu, lalu kemudian membuang darah, wah udah setengah, kemudian tidur
lagi. Nah sepertinya ini volume haid saya lagi banyak-banyaknya, jam 7 nembus
setitik, mandi dong dan beneran banyak. Setelah kejadian hari kemarin yang
nembus tapi belum penuh Gcupnya saya jadi ngerti bagaimana caranya mengatur
pemakaian Gcup, untuk yang memiliki volume haid banyak, Gcup diganti setiap 3
jam sekali. Jadilah saya ke kamar mandi setiap 3 jam sekali, ya nggak masalah
sih dibandng harus ganti pembalut secara periodik, bayagin aja kalau sehari
ganti 5 kali pembalut, 3 hari sudah berapa sampahnya? Pokoknya nggak apa nembus
yang penting jangan ada sampah diantara kita :D
Hari kelima
Nah
di hari ini mens sudah tinggal sedikit, tapi tetap harus pakai Gcup, soalnya
kalau nggak pakai ya tembus kaka.. di hari ini saya rasanya kepingin lepas
Gcup, karena sudah nggak betah, ternyata lama-lama pakai Gcup juga nggak nyaman
di vagina, kalau aktifitas gesit dikit Gcup geser-geser dan melorot akhirnya
tangkainya kena di bibir vagina, ini yang bikin nyeri. Saya kemudian belajar
lagi pakai type punch down – fold,
loh pakai cara ini kok lebih nyaman. Setelah mempelajari aktifitas pemakaian
Gcup, ternyata yang bikin melorot bukan karena aktifitas tapi karena saya
pipis, saat pipis, usahakan
untuk membetulkan letak Gcup lagi, karena saat pipis kita kan mengejan, ini
bisa mendorong Gcup untuk sedikit keluar. Kalau sudah keluar sedikit, tangkainya
bisa banget bikin bibir vagina jadi nyeri. Setelah mencoba dan belajar berkali-kali,
pakai Gcup nyaman banget.
Hari keenam, Ketujuh
dst pakai Gcup sebentar
Ah saya yang bego apa nggak bener makenya,
ternyata kalau Gcup dimasukkan secara sempurna nggak ada drama apa-apa dan
nyaman-nyaman aja di dalam vagina, sayang saya sudah selesai haid dan nggak
butuh pakai Gcup lagi. Nah ini menjadi pelajaran penting buat saya dimasa yang
akan datang eh maksudnya di haid bulan depan. Saya jadi nggak sabar kepingin
haid lagi, lol,
cara memasukkan Gcup, ojo parno ngeliatnya |
Berapa pembalut
terbuang pemakaian pertama Gcup ini?
Cuma satu, itu pun karena takut tembus, tapi
besok-besoknya nggak pakai lagi. Kamar mandi jadi nggak bau amis sebab darah
dan pembalut.
Pakai ukuran apa?
Saya
pakai ukuran L, untuk ibu yang melahirkan secara normal
Pertanyaan sensitif
Apakah nanti bisa lebar vaginanya
setelah pemakaian Gcup?
Ini
pertanyaan yang sama yang diajukan suami saya, nggak bakalan melebar, karena
Gcup kan dari silicon. Lah ngeluarin bayi yang 3-4 kilo aja vagina balik normal
kan, sempit lagi kan? Apa iya langsung segede goa, nggak kan? Apalagi pakai
Gcup
Cara masangnya gimana, ngilu
ngobok-ngobok vagina
Ya
kalau dibayangin ya ngilu, saya lebih ngilu ngebayangin anak cucu hidup
berdampingan dengan sampah yang sulit diurai.
Sakit nggak?
Ya
lumayan, karena saya nggak bisa pakai Gcup pada awalnya, tapi setelah belajar
terus terusan nggak sakit kok malah kayak nggak pake apa-apa :D, pernah saya
bangun tidur, saya meraba-raba vagina, loh ini Gcupnya mana.. ah tidak, apa
tersedot ke dalam rahim? Ternyata ya tetep disitu aja nggak kemana-mana dianya,
karena saya sudah bener makenya
Kalau pipis gimana, apa perlu Gcup
dilepas?
Ya
enggak, pipis mah pipis aja, kecuali kepenuhan ya sekalian ganti. Tapi kalau
pup tuh, misalnya feses sudah mau berontak keluar, liang vagina jadi sempit,
karena dua saluran ini kan tetanggan, kadang ini bikin Gcup jadi gampang bocor,
jadi kalau pup, gcup lepas sekalian ya.
Tehnik pemakaian Gcup
1.
Jongkok
2.
Coba berbagai macam tipe, lihat contohnya diatas. Kalau
sudah nyaman dengan satu tipe, jangan coba-coba tipe lain, nanti kamu
misuh-misuh sendiri kan akhirnya, karena vaginanya sakit wkwk
3.
Setelah Gcup masuk setengah ke dalam vagina, putar
sampai terdengar bunyi ‘pluk’ itu tandanya Gcup sudah menutup sempurna. Nah
setelah itu tarik, kalau ada perlawanan tandanya Gcup sudah bener makenya. Better double check sih, jadi keluarin
masukin, keluarin masukin, kalau ada rasa tersedot, langsung masukin Gcup
secara utuh sampai tangkainya hilang
4.
Tangkai lebih baik dipotong ya, saya dipotong sampai
habis, soalnya ini bibir vagina jadi nyeri kalau nggak dipotong, tangkai
dipotong jadi nggak berasa apa-apa. Bahkan lupa lagi haid :D
5.
Kalau mau keluarin Gcup, jongkok, lalu jempol sedikit
dimasukan kedalam vagina dan tekan Gcup sampai bunyi ‘psssstt..’ sampai udara
masuk lalu tarik pelan-pelan. Jangan sekali-kali ngeluarin Gcup tanpa tehnik
khusus, yang ada kamunya kesakitan dan kapok pake Gcup lagi
6.
Harus belajar sampai bener, jangan gampang nyerah
ngiahaha..
7.
Sediakan handuk khusus ya kalau buat pipis, tapi
pastikan area vagina bersih dari darah haid. Biar nggak lembab dan nyaman pakai
Gcup
Keluhan
pemakaian Gcup vs pembalut sekali pakai
1. Pembalut sekali pakai :
1. Pembalut sekali pakai :
-
Berasa pakai popok, bokong berasa bahenol banget
-
Vagina terasa gatal, jika telat mengganti, darah
mengering di vagina timbul ruam dan gatal-gatal nggak tertahankan, kalau
digaruk bisa menimbulkan lecet sangking puasnya ngegaruk *nah kebayang kan
gatalnya kayak gimana.
- Jika tembus ke celana, akan susah dibersihkan karena
darah tersebut sudah menempel lama, jadi celana direndam dulu minimal seharian,
baru bisa hilang, yang kayak gini bikin celana cepet bolong karena serat kain
jadi terendam terus
-
Nggak bisa duduk dengan nyaman, karena pembalut sangat
mengganjal
-
Lama dikamar mandi dan drama pun muncul, karena cape
meres-meres pembalut
- Takut banget pipis, soalnya kalau lagi
banyak-banyaknya, air bekas cebok bisa nempel dicelana dan ini bikin kandungan
air di pembalut jadi bertambah, akibatnya bisa bikin darah mleber dan tembus.
Nah bahayanya, saya suka nahan pipis dan malas minum, perut jadi sakit banget
dan badan lemas pada akhirnya. Belum lagi kalau pipis vagina jadi lembab dan
jadi sangat gatal.
-
Kamar mandi mendadak amis kalau saya datang bulan,
padahal sudah dibersihkan loh
2. Gcup :
2. Gcup :
-
Cukup pakai celana dalam aja
-
Jika telat mengganti, ketahuan tembus bisa langsung diganti,
darah yang menempel bisa langsung dibersihkan dengan sabun
-
Bisa duduk seenaknya
-
Darah haid tinggal buang, cuci pakai sabun bayi, pakai
lagi Gcupnya
-
Minum seenaknya sampai kembung, pipis juga nggak
khawatir lembab pada vagina
-
Kamar mandi jadi bersih karena nggak ada sampah
pembalut mendadak berasa jadi dewa penolong buat bumi *halah
Belinya
dimana?
Cek Ig : @G_menstrual_cup
Yaa tapi ini terserah temen-temen sih
mau pakai apa nggak, saya nggak bisa
maksa, saya hanya bisa merekomendasikan :D, tapi yang jelas saya udah nggak mau
pakai pembalut lagi, karena lebih nyaman pakai Gcup :D, gosah bawa pembalut,
ribet ganti-ganti, cukup cabut-buang-pasang lagi. Cheers J selamat menyelamatkan bumi.
Wah ternyata ada yang versi murahnya ya. Bisa nih jadi alternatif kalau mau coba menstrual cup. Kayaknya sekarang makin banyak yang pengen pindah ke menstrual cup soalnya
ReplyDeleteSemoga nanti pas mens udah datang aku berani mencobanya haha
ReplyDeleteaku masih belum berani lho mbak pakai ini. entah kenapa. mungkin pindah ke pembalut kain aja deh.
ReplyDeleteaduuhhh pengen sebenernya buat nyoba..ribet banget kalo pake pembalut. kadang males nyucinya juga. kalau ini kan kayaknya enak.
ReplyDeleteAku udah baca dan cermati berkali2 tp masih bingung negabayangin cara pakainya mbak, itu GCupnya kalau udah penuh ketahuan atau ga? ada efek sampingnya ga? pengen coba tp takut bgt hahaa
ReplyDeleteBeberapa waktu lalu nggak sengaja nemu istilah menstrual cup, sempat kepikiran itu mekanismenya gimana. Eh artikel ini muncul di timeline. Cuma kayaknya belum ada keberanian buat menerapkannya.
ReplyDeleteAku tau niih bentuk cup yg inii hehe quality nya ngga jelek.. Terus kalo di luar, salah satu merk yg nge-repackage duluan cup yg ini salah satu namanya itu Skinco siss. G cup ini jg mungkin ambil produk dari pabrik / manufacturer yg sama ya dgn Skinco :)
ReplyDeleteWaaa ... Kamanda pakai juga akhirnya ��
ReplyDeleteAku udah pakai sejak 2012. Mooncup ukuran A (besar)
Eh, aku lebih nyaman u-fold pas pakainya, kak. Lipat sampai sebesar jari aja.
Huhuhu.. jujurrr saya masih takut mencoba :(, tapi pengin..
ReplyDeleteTerima kasih banget menulis pengalaman pakai cup. Dari dulu pengin nyoba, tapi bingung apa kendala yang bakal dihadapi. Takut malah nggak nyaman atau malah jadi bencana di kantor atau tempat umum. Paling nggak artikel ini bisa jadi referensi.
ReplyDeleteHuhuhu aku masih maju mundur cantik nih mau pakenya
ReplyDeleteItu klo pas tidur gak tumpah ya?
Aku tuh masuk ngeri-ngeri sedap baca artikel ini, apalagi untuk beli dan coba pakai...
ReplyDeleteTapi kepingin pake juga, biar ga banyak sampah pembalut saat haid