Nah
loh, ketipu kenapa nih si Manda? Haha.. jadi gini, waktu nyusun itinerary ke
Bandung saya ngeliat tuh di peta, ada lokasi bernama Chinatown, dalam bayangan
saya.. ‘Wah Chinatown, pasti ini pusat perbelanjaan kayak di Singapura atau
Malaysia dah, pasti banyak oleh-oleh murah disini’, maka saya memasukan
Chinatown sebagai tempat yang ingin dikunjungi Eh ternyata setelah sampe di
lokasi, Chinatown itu adalah sebuah tempat wisata dengan nuansa pecinan aja,
doeeeng… terkuburlah semua bayangan saya tentang orang-orang yang sibuk
menjajakan dagangan bertemakan Bandung atau barang-barang yang super duper
murah haha.. :D
Kecewa?
Nggaklah, saya malah seneng bisa main ke Chinatown, soalnya saya bisa melihat
banyak kebudayaan China disini. Selepas membeli tiket, saya diwanti-wanti
mbaknya, ‘Mbak kalau di dalam nggak bisa pakai uang cash ya, bisanya pakai
flazz” yah.. nggak bisa jajan ini mah heuheu… ya sudahlah, baru selesai makan
juga, ngapain jajan, lagian di tas juga ada minum, jadi aman. Tapi siapa tau
ada barang-barang unik dan eike tergoda yekan :p
beli tiket di belakang beduk itu |
Selesai
menukarkan tiket pada petugas di pintu masuk, tepat di bagian kiri pada pintu
masuk ada sebuah ruang, disana terdapat barang-barang khas Pecinan, juga
sedikit sejarah masuknya warga Tionghoa ke Indonesia, jadi pertama kali mereka
datang itu sebab jalur sutera, Laksamana Cheng Hoo membawa warganya datang ke
Indonesia untuk berdagang, cuma berdagang loh nggak ngapa-ngapain, nggak kayak
perkiraan orang-orang bahwa orang Cina datang ke Indonesia ingin menguasai
ekonomi kita, dari orang-orang yang datang tersebut beberapa ada yang tinggal
dan membangun pecinan di beberapa pulau di Jawa *ih betah :D. Ya betah, mungkin
mereka menganggap asyik belanja disini.
harga tiketnya 30ribu seorang |
Sebenarnya
warga Tionghoa itu berbaur dengan masyarakat Indonesia, dan masyarakat
Indonesia bisa menerima mereka, tapi warga Tionghoa dianggap membahayakan oleh
Belanda jika berbaur, nah sebenernya dari sini kita tau, yang membuat kubu-kubu
itu awalnya adalah Belanda *duh kok nulis ini emosi ya :D* dan kemudian warga Tionghoa itu dimanfaatkan
Belanda untuk menghantarkan ekonomi mereka, ya kan tau sendiri orang Cina itu
pandai banget berdagang. Nah kalau disatukan dengan warga lokal bisa-bisa Belanda
kalah dong *gitu sih saya mikirnya, kemudian oleh Belanda mereka dikelompokkan
dan dibuat kubu-kubuan gitu nggak boleh gabung sama warga lokal, ya sudah
sampai sekarang warga Tionghoa tetap hidup dalam kelompoknya gara-gara Belanda
tadi, mereka menetap dan menyebar di seluruh Indonesia, ada pula yang menikah
dengan orang lokal dan beranak pinak sampai sekarang. Karena berbaur dengan
warga, makanan mereka pun menjadi akrab di lidah kita, kayak bakpao, bakmi,
cakwe dll, bahkan acara-acara keagamaan pun sedikit akrab dikehidupan
hari-hari, misalnya pas lebaran, siapa sih yang nggak suka ngomong, “Bagi dong
angpaonya” laah, angpao itu kan kebudayaan Cina :D, jadi akrab banget sama
kehidupan sehari-hari kan.
ini sejarah China masuk di Indonesia |
Banyak spot foto menarik
Disini
pun banyak spot foto menarik, tapi sayang banget, di beberapa lokasi seperti
nggak terawat, berdebu dan kayaknya kucel banget, apa iya jarang disapu sampai
debunya numpuk gitu. Misalnya pas mau
foto di spot yang ada bantal-bantalnya, bantalnya itu iteeeem banget dan
berdebu, bahkan tangan kayaknya sampai hitam kalau megang itu bantal, atau spot
foto lain yang ada barang-barangnya, barangnya itu pada berdebu gitu, kan jadi
nggak semangat masuk ke sini T_T.. ini nggak lebay loh ya, saya beneran item
tangannya, padahal Chinatown ini bagus banget kalau ada perawatan ekstra. Tepat
di area tengah ada tempat leyeh-leyeh dengan beralaskan rumput sintetis, nggak
ketinggalan banyak bantal-bantal dan beberapa meja untuk bisa kumpul berjama’ah,
tapi ya.. bantalnya juga berdebu dan nggak enak buat dipegang apalagi diduduki.
Banyak spot foto kece ya :D |
Ada pula penyewaan baju khas Cina yang bisa dipinjam beberapa jam untuk foto di
banyak spot foto. Nah untuk makanan, karena mungkin mayoritas warga Bandung itu
muslim, saya menangkap pemilik Chinatown ini berhati-hati sekali dalam
menyajikan makanan, di beberapa kedai makanan tertulis, ‘Tidak mengandung babi’
mungkin agar orang-orang yang berkunjung bisa tetep makan tanpa ragu
kehalalannya.
di mamam Naga |
Sayang
saya nggak memesan makan disini, lah kenyang banget je :D, tapi saya ingat
punya saldo flazz sekitar 20 ribu, lumayanlah bisa beli teh botol sama coklat
wkwk, saya melihat tempat ini sangat asyik untuk hangout sore-sore menikmati
senja di musim kemarau, karena area yang terbuka, tapi bakalan kelabakan kalau
hujan ya, sayang rumput-rumput sintetisnya jadi kering lama, ya.. datang kesini
tuh enaknya kalau lagi nggak hujan, sambil makan dumpling, siomay atau makanan
khas China lainnya, ngobrol-ngobrol dan banyakin foto-foto.
manyun dek manyun :p |
Walaupun
dikawasan Chinatown yang mayoritas Tionghoa, tapi fasilitasnya lengkap, ada
mushalla juga, jadi tetep bisa shalat walaupun main seharian, selain itu ada
playground yang lumayan luas bentuknya menyerupai bangunan rumah pohon yang
terhubung dengan jembatan atau jaring-jaring, anak-anak bisa berinteraksi
dengan teman-teman sebayanya. Sebenernya saya nggak nyesel-nyesel amat datang
kemari, karena banyak spot foto menarik, pengen suatu hari ngajakin suami main,
tapi sayang lokasinya yang kurang bersih bikin saya malas datang lagi
Chinatown Bandung
Jl.Kelenteng No.41Ciroyom, Kec. Andir, Kota Bandung
Jawa Barat 40182
Saya kira tertipu kenapa nih Mbak hihi. Ternyata hanya tertipu sama bayangan sendiri hihi
ReplyDeleteWah bagus banget nih ya Mbak tempatnya. Selain itu juga banyak spot fotonya
ReplyDeleteWah banyak banget nih spot foto yang menarik yang ada di Chinatown Bandung ini
ReplyDeletesemakin menambah referensi buat jalan jalan ke bandung nih kak manda
ReplyDeletebelum keturutan ke Bandung padahal..hehehe...