Ini
saya baru tau ketika mengunjungi sebuah Museum di Bandung bernama Museum Sri
Baduga. Jadi hari ke tiga di Bandung selepas makan siang saya mengunjungi
sebuah Museum, lupa pastinya ada di daerah mana, pokoknya lokasinya ada di
depan lapangan Tegallega Bandung yang terkenal banget itu, karena terletak di
pinggir jalan tidak susah untuk mencarinya.
Setelah
sampai, saya kemudian membeli tiket masuk seharga Rp.3000/orang. sedangkan anak
kecil Rp.2000/orang, ini sangat murah sekali ya gaes :D, kemudian saya menyempatkan
untuk shalat zuhur dahulu, mushallanya sendiri masih berada dalam satu Museum
ini juga, dan sepertinya ada kantor di belakang Museum, soalnya pas saya shalat
ada beberapa karyawan yang shalat dan sempat saya melirik ke ruangan samping
Mushalla ada jejeran PC dan orang dibaliknya, wah iya.. ini pasti orang kerja.
Tapi sayang nih, WCnya sangat kurang terawat, pesing, becek dan sangat spooky,
airnya juga nggak lancar hihihi..
halaman depan Museum |
Jadi
Museum Sri Baduga ini dibangun pada
tahun 1974, menggunakan area dan bangunan bekas Kewadenaan Tegallega, dan
kemudian diresmikan pada 5 juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
bapak Dr.Daoed Joesoef dan didampingi
oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, H. Aang Kunaefi. Awalnya Museum Sri Baduga
bernama Museum Negri Provinsi Jawa Barat, lalu kemudian berubah nama menjadi
Museum Sri Baduga.
Sri Baduga digambarkan sedang berbicara dengan rakyat |
Nama
Sri Baduga sendiri diambil dari nama Raja Pajajaran (Sri Baduga Maharaja Ratu
Haji di Pakuwan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata) yang memerintah pada tahun
1482-1521 di Tatar Sunda. Dipakainya nama Raja untuk museum ini tak lain agar
masyarakat Bandung mengingat leluhur yang pernah memerintah tanah Pasundan. Tunggu,
apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar Pakuan dan Pajajaran? Ah iya,
Bogor haha.. Pajajaran sendiri juga dijadikan nama Universitas Negri di
Bandung, sedangkan Pakuan di Bogor.
lantai 1 ruang pameran, rapi banget ya |
Jadi
Sri baduga pernah dinobatkan dua kali menjadi raja, kita lebih mengenal nama
Prabu Siliwangi ya daripada Sri Baduga? Tapi menurut para ahli julukan Prabu
Siliwangi sendiri bukan ditujukan pada satu Raja saja, melainkan julukan
beberapa nama Raja Sunda atau nama dinasti. Dan julukan Prabu Siliwangi sendiri
sebenarnya tokoh historis-legendaris yang identitasnya tersembunyi di balik
nama julukan. Waah penasaan ya gaes, siapa Prabu Siliwangi ini sebenarnya :D?
Mungkin karena Prabu Siliwangi adalah prajurit, kemudian Siliwangi menjadi nama
Komando Kewilayahan TNI Provinsi Banten dan Jawa Barat.
ini kalau nggak salah bagian arkeolog |
Bu, itu kenapa tengkoraknya digituin? |
Koleksinya banyak banget
Saya
pikir di Museum Sri Baduga ini hanya menampilkan benda-benda prasejarah,
ternyata ada banyak klasifikasinya, yakni Geologika/Geografika, Biologika,
Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika dan Heraldika, Fiologika, Seni
Rupa Keramologika dan Teknologika. Semua benda-benda ini berjumlah 6947 buah,
disajikan melalui gambar, benda, diorama dll
kereta kencana |
Di
lantai dasar saya bisa melihat asal mula terbentuknya daerah Bandung,
perkenalan raja-raja yang pernah memimpin Bandung, benda-benda arkeolog dan
lainnya, tapi kebanyakan hanya replika, namun beberapa ada juga sih yang asli.
Dan yang asli ini sangking langkanya diletakkan di balik kaca, maksudnya
mungkin biar nggak ada yang ambil kali ya. Museum Sri Baduga ini, selain dingin
juga rapi, dan bersih. Barang-barangnya sudah pasti ini dirawat banget yah.. J yang pasti kalian nyamanlah datang
ke sini
fosil ikan :D |
Eh ternyata ada lantai 2 juga :D
Puas
melihat-lihat di lantai 1 saya bersiap untuk pulang, saya pikir hanya 1 lantai
saja, pantas saja harga tiket masuknya murah, eh ternyata ada satu lantai ruang
pameran lagi, ketika saya mau keluar ada tangga di sebelah kiri, adik ipar saya
mengajak untuk naik. Di ruangan ini lebih banyak sejarah-sejarah Pasundan sih,
seperti rumah adat, bentuk bangunan, baju adat, ruangan dalam rumah.
Dipamerkan
pula sejarah Islam masuk ke Jawa Barat, bagaimana masyarakat Pasundan bermata
pencaharian, sekolah, memanfaatkan alam untuk kehidupan sehari-hari, ini semua
disajikan dalam bentuk diorama berupa patung dan gambar-gambar. Kalau
pengunjungnya lagi nggak ramai, saya yakin pasti horor wkwk.. ya gimana enggak,
soalnya patung-patungnya itu loh kayak hidup. Sayang nggak semua isi Museum
saya nikmati, soalnya baru lihat sedikit Naqib ingin B.A.B, selesai B.A.B eh
dia minta pulang, yo sudahlah akhirnya kami pulang, walaupun nggak semua tempat
dilihat tapi saya puas datang ke sini, karena pameran yang ditampilkan mewakili
kehidupan Jawa Barat dimulai sejak jaman prasejarah sampai jaman sejarah. Kalau
penasaran dengan kebudayaan Bandung, dan kalian pas main ke Bandung, jangan
lupa mampir sini ya gaes!
Museum Sri Baduga
Jl.
BKR No.185, Pelindung Hewan
Kec.
Astanaanyar, Kota Bandung
Jawa
Barat 40243
Aku udah lama ga museum, kenapa ya museum kaya gini kurang diminati, tiap kali ke museum pasti sepi, pengunjungnya ga banyak
ReplyDelete