Tuesday, 8 October 2019

Merasakan Tidur Di Tengah Belantara Hutan Kota




“Bu, bulan depan ada family gathering kantor”
“Dimana?”
“Di Taman Safari”
“Wah asyik dong, ikut bah”
Tapi di tengah perjalanan, suami maju mundur mau ajak kami sekeluarga, masalahnya itu kan acaranya di puncak, nah tau sendiri kan bagaimana puncak itu bikin sistem buka-tutup, sangat menyebalkan sekali menunggu sampai ada jalur yang dibuka dan ditutup. Nunggunya itu loh nggak kuat. Ya sudahlah kalau nggak diajak mah nggak apa-apa, jaga rumah deh.


One Month Later
Nggak tau kenapa, Naqib tiba-tiba kepingin nginap di hotel, jadi 2 minggu sebelum berangkat, Naqib itu bilang gini, “Bu, rasanya Naqib kok bosan ya dirumah”
“Emang Naqib mau apa?”
“Rasa-rasanya Naqib kepingin nginap di hotel deh bu” doeeeng, nah ini pula yang menjadi cikal bakal akhirnya kita sekeluarga diajak ke puncak, padahal sebelumnya suami sudah bilang, “Nanti perginya gimana ya bu, masalahnya ini kan acaranya di puncak, tau kan kalau puncak itu terkenal sama sistem buka tutupnya. Bingung abah, kalau misalnya acaranya di Bogor aja sih nggak masalah, ini di puncak gitu loh” dan suami pun maju mundur syantik sampai akhirnya si anak merengek pengen nginap di hotel (ini padahal saya belum cerita kalau abahnya ada acara di puncak :D), akhirnya daripada kelamaan nunggu ‘kapan nginap di hotel’, dipilihlah hotel di puncak sebagai solusi

Ya sudah..
Yeaaay, jadilah kami sekeluarga pergi ke puncak, tapi perginya sehari sebelum acara kantor, kalau perginya hari sabtu, nanti kena sistem buka tutup repot kejebak macet di jalan. Oh ya, sebelumnya ada drama ingin pilih beberapa hotel di puncak, tapi akhirnya suami mengusulkan, “Gimana kalau nginep di Safari Garden bu?”, eh pas suami pulang kantor, dia bilang lagi, “Jadi acaranya kan di Safari Lodge bu, teman-teman pada nginap disana. Jadi kalau misalnya kita nginep disana kayaknya lebih untung, nggak pindah-pindah lagi” okelah, terserah mau nginap dimana, bagi emak-emak diajak jalan juga udah surga rasanya :D

welcome

Selepas makan siang dan shalat jum’at kami menuju puncak, puncak agak macet sih di  beberapa titik, tapi Alhamdulillah sampai di puncak nggak terlalu sore, pergi jam 1 sampai di puncak jam setengah 4. Setelah check in, kami langsung menuju kamar, menaruh barang, shalat ashar dan leyeh-leyeh sebentar, menjelang sore saya mengajak Naqib dan abahnya untuk jalan-jalan melihat-lihat ada apa saja di seputar Safari Lodge ini. Brr.. dingin.

foto sama Om-om :p

Hotel dengan konsep alam
Berada di sebelah kanan sebelum pintu masuk Taman Safari, Safari Lodge memberikan kamar dengan beberapa pilihan, seperti Hotel, Caravan, Tree House dan Bungallow. 3 kamar terakhir berada di luar hotel, berada di antara pepohonan rimbun, danau, fasilitas sport dan resto. Kami sekeluarga menginap di hotel karena anggota keluarganya tidak begitu banyak, nah yang bawa keluarga lebih dari 4 orang, menginapnya kalau nggak di Caravan ya di Bungallow, sementara Tree House letaknya agak begitu jauh dari 3 lokasi penginapan tadi, dan Tree House kayaknya buat bos-bos kantor he.. 

penginapan model caravan

Kalau dilihat agak-agak spooky kamar-kamar yang dikelilingi pepohonan tadi, sementara pohonnya rimbun-rimbun banget, ditambah dengan suara-suara binatang malam, berasa kayak lagi jurit malam kalau jalan pas malam-malam. Eh btw, di hotel pun saya merasakan hawa-hawa mistis, masak nih ya pas lagi tidur malam ada yang teriak di muka saya, Wraaaaaa.. gitu, sampai saya terbangun, lalu tengah malam saya merasakan seperti ada yang hilir mudik ramai di depan kasur tanpa sosok, untung saya nggak takut, biasa aja sih :D

Bungallow ada di bukit-bukit itu

Sebagaimana penginapan di puncak, kamar-kamar di Safari Lodge nggak pakai AC, tau kan ya udara puncak itu kayak gimana, dinginnya masya Allah, jadi walaupun nggak pakai AC tetep aja menggigil, sampai-sampai Naqib nggak betah menginap di sini karena terlalu dingin. Sangking dinginnya, saya sampai hobby mandi, mandi air panas gaes :D

kamarnya ala-ala hutan :D

toiletriesnya unyuk banget kan.. gemeees

Tema-tema Safari juga bisa dilihat setiap mata memandang, di kamar sendiri saya melihat lukisan Singa sedang menjilat anaknya, sedangkan list bedcover seperti dibuat dari kulit harimau, toiletriesnya sendiri covernya panda, ih gemes.. pada bagian lobby pun saya bisa banyak melihat hewan-hewan yang diawetkan, seperti Cendrawasih, Kanguru dan beberapa binatang lainnya. Dinding caravan sendiri dilukis dengan sedemikian rupa dengan gambar-gambar hewan.

Fasilitas
Selain beberapa kamar dengan konsep alam, ada danau buatan dengan puluhan burung pelikan yang hilir mudik dengan kawanannya, ada juga bebek dan entok. Ih beneran memanjakan mata banget, ada Café Caravan yang berada di samping danau, tapi pas saya kesana tutup, sepertinya menunya bukan menu-menu berat. Fasilitas olahraga ada arena bulutangkis, bilyar, kolam renang dan jogging area itu sih yang saya lihat, tapi sayang banget itu kolam renang jarang banget ada yang mau berenang, ya atuh, siapa yang mau nyebur di tengah udara dingin, LOL.. ada juga ruang meeting, area bermain anak dan ruang pertemuan, Wifinya nggak begitu kenceng, standar saya dalam menentukan Wifi kenceng apa nggak ketika dipakai download film, kalau nggak bisa gerak wifinya ya biasa aja, kalau download dalam kedipan mata tandanya wifinya kencang. Receptionisnya dan semua staff hotel juga sangat ramah banget, nilainya 9

area bulu tangkis

kolam renang 

Pesan menu kamar
Ya seperti biasa, untuk menentukan kualitas hotel saya harus mencicipi menu kamarnya sebelum sarapan dengan menu prasmanan, malam itu saya memesan salad, suami memesan nasi goreng kambing dan Naqib memesan spaghetti. Masing-masing saya cicipi, menu nasi gorengnya, enak, tapi kurang garam, salad dengan isian paprika, tomat ceri,  selada air. Kubis, timun dengan saus Thausand island sebagai dressingnya, enaaak, sausnya berlimpah banget dan sayurnya sangat segar dengan taburan keju juga *bayangin-bayangin*, dan spaghetti Naqib, sengaja saya pesan bolognese karena Naqib lebih suka rasa yang ini dibandingkan carbonara, dan spaghettinya sumpaaaah enak banget, dagingnya berlimpah dan saya minta ekstra keju dikabulkan :D ada tambahan Garlic Bread pulak yang endeus, nilainya 9,5 deh :D



Sarapan
Waktu hari pertama sarapan, saya hanya makan soto daging, omelet, sandwich udah gitu aja, sedangkan Naqib makan nasi goreng, karena saat itu ada family gathering dari instansi lain dan semua pesertanya sarapan di situ, rameeeee banget, saya jadi malas makan kalau terlalu ramai dan jujur ngak bisa menikmati T_T. Hari kedua karena sebal dengan hari pertama, selepas mandi dan packing saya langsung ngacir aja ke ruang sarapan, duduk manis sambil ngeliatin pegawai hilir mudik mempersiapkan sarapan, lah bodo amat belum siap, daripada nggak bisa foto-foto dan menikmati makanannya. Untungnya hari kedua nggak ada yang gathering di sana, dan resto hanya dikuasai sama keluarga besar kantor suami dan beberapa tamu, saat inilah saya bisa mencoba semua menu yeaay… mulai dari bubur ayam, salad, spaghetti, aaah semuanya enaaaak.. yang saya sayangkan menunya nggak berubah, kirain berubah hihi. Kalau dinilai semua makanannya nilainya 9, pelayannya banyak dan ramah, jadi piring kotor cepat diambil.



Saya puas banget menginap di Safari Lodge walaupun kedinginan, next kalau ada acara keluarga, saya rekomendasikan tempat ini aja ah dan saya kepingin menginap di sini lagi. Oh ya, kalau menginap di Safari Lodge kamu bakalan dapat ticket masuk Taman Safari setengah harga loh, dan berlaku buat dua hari, hemat banget hari kedua hanya bayar parkir aja. Nah ini solusi buat yang nggak puas ke Taman Safari bisa nginap di sini ya…


Safari lodge
Jalan Kapten Harun Kabir No.724, Cisarua, Puncak
Jawa Barat, Indonesia 16750  

Post a Comment

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)