Waktu dinyatakan lolos dan suami ngijinin boleh ikutan gabung dalam acara
Musi Famtrip di Palembang tanggal 5 Febuari kemarin, saya langsung berburu
tiket, takut harganya pada naik dan jam terbangnya nggak sesuai acara, kan rugi
udah jauh-jauh datang eh ternyata ketinggalan sebagian acara. Maka dari itu
setelah panitia membagikan itinerary saya langsung bertaruh waktu,
kira-kira kalau berangkat jam sekian, sampai di Palembang jam sekian, masih ada
spare waktu untuk istirahat sebelum ikutan acara.
Nah terus saya cari-cari maskapai yang nggak pernah delay tuh, bagasi besar
dan track recordnya bagus. Nggak disangka, saya malah nggak dapat
maskapai yang saya cari, malah maskapai tersebut terbang sore disaat acara
sudah jauh dimulai, wah rugi bandar deh, bahan tulisan bisa hilang sebagian. Sedangkan
penerbangan pagi datangnya dari maskapai Lion, maskapai yang jujur sudah saya
blacklist sejak lama karena suka delay dan bagasinya berbayar, cuma mereka yang
ada penerbangan pagi yang dimulai dari jam 6, kemudian berselang jam 9, jam 11
dan seterusnya, setiap 2 jam pokoknya. Ya Allah ini gimana, saya udah underestimate
aja ama Lion, karena Lion punya track record suka delay kan, dan delaynya
nggak nanggung-nanggung, kadang sejam-2 jam, kalau delay gitu kan sama aja saya
jadinya nggak bisa datang ke acara dengan on time. Belakangan saya menyesal,
kenapa nggak datang sehari sebelum acara, jadi nggak keuber-uber gini jadinya
T_T.
Oh ya, pada saat perasaan saya lagi galau itu saya lagi di Jogja,
tepatnya lagi nganter adik yang wisuda S2, sekalian pulang kampung di Solo. Bolak-balik
nanya temen, kalau mereka pergi sendiri biasanya
bawa bagasi berapa kilo, secara kita tau kan kalau naik Lion itu kudu beli
bagasi dan bagasinya nggak murah, nah pada saat itu saya nggak lagi punya
timbangan (karena lagi diluar rumah), jadi nggak bisa mengira-ngira saat bawa
baju sekian itu beratnya berapa kilo, beneran galau banget, mana udah ditagih
terus sama panitia screenshotan tiket pesawat . Akhirnya saya memutuskan
untuk beli bagasi 5 kilo saja, kalau overweight tinggal nambahin. Sepulangnya
dari Solo, saya terus mikirin, “Kudu bawa baju berapa biar nggak overweight,”
beneran ini kepikiran sepanjang hampir 1 minggu lebih menuju keberangkatan ke
Palembang. Udah kayak mikirin besok ujian apa aja yang keluar gitu yah :D
Di hari keberangkatan pun tiba
Rupanya ada teman sesama Blogger yang juga ikut dan mereka berangkat dari
Jakarta, Ipul, Bowo dan mba Hanni, ini nggak disangka-sangka ternyata kita
sama-sama naik lion, padahal nggak janjian, kalau mba Hanni mungkin janjian
dengan Ipul dan Bowo. Bisa kebetulan barengan ini, karena, bisa jadi kami satu
pikiran, dimana kami spare waktu dari jam keberangkatan-jam kedatangan di
Palembang sebelum acara. Dan hanya Lion yang saat itu ada penerbangan pagi.
Karena nggak mau terlambat tiba di Bandara saya pergi jam 6 dari rumah,
tepatnya sih jam 6 lewat :D tapi karena nggak macet, ke Bandara ya cepat jam 7
lewat -nggak sampai setengah delapan- sudah tiba di Bandara, saat itu ada mesin
self check in di bagian depan, -lagi-lagi karena bagasi- kata hati saya
menyarankan untuk self checkin aja, nanti saya akan bawa ini koper ke cabin,
begitu pikir saya. Alhamdulillah sih, dari proses screening, sampai menuju
ruang tunggu nggak masalah dan nggak ada kendala apapun, maksudnya nggak ada
yang menyita koper saya gitu karena bentuknya kebesaran, karena di beberapa
pojokan terdapat himbauan, ‘koper yang dibawa harus dengan berat 7 kilo dengan
dimensi sekian’ tapi himbauan itu saya acuhkan, ya ampun beneran bagasi bikin
saya stress ternyata.
Di ruang tunggu saya kemudian bertemu dengan teman-teman, kericuhan,
canda tawa dan ocehan-ocehan mereka bisa bikin cair suasana ya ternyata :D,
Alhamdulillah stress sedikit agak mereda, sampai mba Hanni nanya, “Manda ini
bagasi nggak dititipin?”, “Ehe, enggak mba tadi saya self checkin”
padahal menghindar dari bayar overweight, walaupun sudah beli bagasi juga saya
tetap takut. Dan mba Hanni karena nggak mau ambil resiko dia menitipkan
bagasinya 😊
15 menit sebelum take off
“Udah jam Sembilan kurang kok belum boarding ya, kita terbang jam
sembilan lima belas loh?” tanya Bowo.
“Jah, alamat delay deh ini” sahut mba Hanni.
“Biasanya sih kalau pesawat lain itu bakalan boarding setengah jam
sebelum berangkat, jadi berangkatnya tepat waktu sesuai jadwal” kata saya
begitu.
“Yah, namanya juga Lion, kalau nggak delay nggak enak” kami melanjutkan
ngobrol-ngobrol lagi, Panjang umur, nggak lama kami misuh-misuh, kemudian
penerbangan kami boarding, penumpang lion dipanggil suruh naik ke pesawat, saat
itu tepatnya jam 9 lewat, bagi saya ini sih udah delay sekian menit, tapi bagi
Lion ini bisa jadi prestasi, karena stigma yang beredar tentang ‘kalau lion
suka delay’ terpatahkan hari ini. Walaupun nggak ontime banget ini prestasi,
sungguh saya rasa Lion mulai banyak melakukan perubahan.
Pada saat antri pengecekan tiket, koper saya dilirik, kemudian mba-mba
petugas bandara yang jutek menyuruh saya menepi, “Mba itu didata disana, masuk
bagasi, ini kopernya nggak sesuai cabin” ‘Aduuuuh ya Allah semoga nggak
kenapa-napa ini, jangan suruh bayar ya hahaha..’ akhirnya saya menepi sambil berkata sama
mbak-mbak yang satunya, “Mbak koper saya nggak berat kok ini”, “Iya bu, tapi
ukurannya nggak bisa masuk ke cabin” mbak-mbak yang ramah itu hanya menulis dan
menyelipkan kertas, dan menyerahkan copyannya ke saya. “Ini tasnya dibawa, nanti
kasih ke mas-mas yang dibawah itu ya bu, nanti di Palembang ambil bagasi ya bu”
deg..deg..deg..deg..deg.. duh gusti semoga nggak kenapa-napa, semoga nggak
bayar T_T..
nah ini ketentuan koper, klo punya saya agak lebih gede dikit |
Sampai di bawah saya menyerahkan tas yang sudah diselipkan kertas, saya
nggak berkata apa-apa pokoknya saya banyak berdoa semoga ini tas bakalan
baik-baik saja heuheu.. saya pun naik ke pesawat, dengan proses yang sangat
cepat akhirnya pesawat berangkat, kurang lebih 35 menit di atas awan, pesawat
pun mendarat di Palembang, saya masih deg..degan, tapi ditengah rasa khawatir
berlebih itu sempet-sempetnya kami selfi dan foto-foto loh ngiahahaha... demi konten gaes :D
Mba Hanni memang prepare sepertinya dia nggak mau ambil resiko, kopernya
yang sejenis dengan saya pun dia masukkan ke bagasi berbayar, ndilalah pada
saat pengambilan bagasi di mesin conveyor, koper saya ada, punya mba
Hanni juga ada hahaha.. setelahnya nggak ada transaksi apa-apa, disuruh bayar
pun enggak :D
Lion diketinggian |
Jiwa kebandelan saya meradang, saat pulang saya melakukan hal yang sama,
eh ndilalah ternyata saya satu rombongan dengan beberapa jama’ah haji, dan
barang-barang mereka juga banyak yang disita, yeaay ada temannya. Seneng lah ya
bandel rame-rame :D ya ampun maaf ya lion :D, dan Alhamdulillah penerbangan ke
2 dengan Lion ini juga nggak delay gaes, bener-bener ontime, padahal saya yakin
itu lagi crowded banget Soekarno Hatta, karena konon katanya hujan di Ibukota
dan Bekasi nggak berhenti-henti selama kurang lebih 12 jam, pasti cuaca buruk
dong. 2x terbang dengan Lion cuaca bagus, nggak turbulensi, soft landing, nggak
delay, juga yang terpenting, bagasi saya aman ngiahahaha...
Akhirnya saya merasakan ada sisi lain yang menyenangkan naik Lion,
terimakasih Lion. Mungkin kalau nggak ada penerbangan pagi, saya akan berfikir
ulang lebih baik naik Lion aja, tapi lain kali saya nggak mau bandel, saya akan
pakai tas yang bisa masuk cabin 😊
Ya sepertinya sudah ada pembenahan pada manajemen lion air. kmrn berangkat pake lion jg lancar2 aja
ReplyDeleteIyeees, mereka banyak berubah skr :). Aku kira cuma penerbangan internasionalnya aja yg bagus, ternyata domestik pun udh ga kayak dulu yaaaa Nda .
ReplyDeletePas ke Bangkok kmrn, aku jg sempet kuatir Krn yg pesen tiket temenku. Dia milih Lion utk JKT -KL, Malindo utk KL-bangkok, dan Thai Lion utk Bangkok -jkt. Ternyata yg ditakutin ga terjadi :D. Ga Delay sedikitpun. Aku happy....
Memang sih kekurangannya pesawat yg dr jkt-KL agak jelek :p, sementara yg dari KL ke Bangkok dan sebaliknya pesawat baru :D. Tp Gpp, setidakny aku udh ga trlalu antipati LG Ama nih maskapai.