Maag berasal dari bahasa Belanda de-Maag yang berarti lambung. Di
Indonesia, maag adalah term umum yang
dipakai masyarakat untuk menggambarkan suatu kumpulan keluhan yang berhubungan
dengan pencernaan. Kambuhnya gejala maag ditandai dengan mual dan muntah, perut
kembung, sampai adanya sensasi panas dan nyeri di ulu hati.
Ada beberapa hal yang bisa memicu
gejala maag seperti, pola makan berantakan, jarang berolahraga, mengkonsumsi
makanan berlemak, asam, terlalu pedas serta sering mengkonsumsi minuman tinggi
kafein, beralkohol, dan berkarbonasi.
Gejala maag bisa diminimalisir dengan
mengganti pola makan sehari-hari. Hal mudah ini bisa memberikan efek yang
signifikan bagi penderita maag. Bagaimana ya pola makan yang ideal bagi
penderita maag?
1. Makan Tepat Waktu
Kesibukan memang terkadang membuat
lupa makan, tetapi hal ini bisa sangat berbahaya bagi penderita maag. Perut
yang kosong akan memperburuk keadaan lambung. Tidak adanya bahan untuk dicerna
mengakibatkan lambung teriritasi sehingga menimbulkan sensasi perih dan mual
pada perut. Pengolahan bahan cerna di lambung membutuhkan 6-8 jam, tetapi
sebaiknya makanlah setiap 3-4 jam sekali.
Salah satu waktu makan yang sering
terlewat adalah sarapan. Dikejar waktu ke kantor, kampus, atau sekolah biasanya
jadi sebabnya. Padahal, sarapan sangatlah penting, terutama bagi penderita
maag. Kombinasi menu sarapan sehat bisa dipilih oleh penderita maag seperti, 1 cup sereal oatmeal hangat ditemani
dengan segelas kecil susu rendah lemak (contoh: susu kedelai), dan 2 tangkup roti gandum yang sudah diolesi 1
sendok margarin.
2. Makan dengan porsi kecil tetapi sering
Perut kosong akan memperburuk maag
tetapi makan dalam jumlah sangat banyak dalam satu waktu juga tidak lebih baik.
Terlalu banyak makanan yang masuk ke lambung dalam satu waktu, mengakibatkan
meningkatnya tekanan pada dinding abdominal. Hal ini dapat memicu lambung untuk
bekerja ekstra keras dan terjadi peningkatan kadar asam. Maka dari itu makan
dengan porsi sedikit lebih dianjurkan.
Penderita maag bisa makan lebih dari
3 kali sehari dengan catatan porsi makan lebih sedikit. Makan juga harus
dilakukan dengan perlahan sehingga memberikan waktu bagi tubuh untuk mengirim
sinyal kenyang ke otak.
3. Jangan langsung
berbaring usai makan
Berbaringlah setidaknya setelah 2
sampai 3 jam sehabis makan. Ketika tubuh berbaring, makanan yang dicerna
lambung lebih mudah tumpah ke area otot pengunci bagian bawah esofagus. Dengan
duduk atau berdiri membantu isi perut tetap berada pada saluran cerna. Makan
sebelum tidur harus diberi jarak, makanlah paling tidak 3 jam sebelum waktu tidur.
4. Perhatikan cara
masak
Penderita maag harus menghindari
makanan deep-frying atau digoreng
dengan minyak yang banyak. Kandungan lemak dan kolesterol dalam minyak dapat
memperburuk gejala maag. Sebagai alternatif, penderita maag bisa memilih cara
mengukus atau merebus makanan
5. Hindari makanan
pemicu gejala maag
Ini salah satu poin penting bagi
penderita maag. Memilih makanan yang bersahabat bagi lambung penderita maag
dapat mencegah gejala maag kambuh. Produk junk
food dan makanan yang secara umum banyak mengandung lemak dan kolesterol
harus dihindari. Penderita juga harus hati-hati dengan makanan yang mengandung
tingkat keasaman yang tinggi seperti jeruk, citrus, dan lemon.
Buat penderita maag yang suka
makanan pedas, sebaiknya hal ini juga dikontrol. Makanan pedas dapat
mengiritasi lambung dan memperburuk gejala maag. Asupan gula dan tepung juga
wajib diperhatikan, gula dan tepung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
terserap dalam tubuh sehingga bisa menghasilkan gas intestinal. Secara umum, penderita maag juga dianjurkan untuk
mengurangi minuman yang mengandung kafein, alkohol, dan soda berkarbonasi.
Bila perlu, siapkan juga obat pereda
maag di rumah untuk berjaga. Pilih obat pereda maag yang mudah dibeli di mana
saja dan bekerja cepat redakan penyakit ini, misalnya Promag.
Promag ini tablet andalan waktu saya kuliah, mbak Amanda. Tapi lama-lama, saya cari cara supaya nggak keseringan minum obat. Salah satunya dengan ngemil buah dan roti. Sekarang udah mulai berkurang, ternyata pola makan berpengaruh ya mbak.
ReplyDelete