Di
postingan sebelumnya saya bercerita kan, bagaimana sulitnya saya meyakinkan
suami dan anak untuk ingin hamil lagi. Kalau belum baca ceritanya, boleh
klik link berikut
Nah
di post kali ini saya ingin menceritakan saat-saat menegangkan ketika Nawa
ingin dilahirkan ke dunia
Tibalah saat-saat menegangkan :D
Menginjak
9 bulan hal mengejutkan datang, bidan yang kerap saya datangi positif covid 19,
ndilalah membuat saya kemudian pindah
ke rumah sakit. Sebetulnya saya memang berencana kontrol ke rumah sakit karena
saya akan melahirkan disana, tapi keinginan ini akan saya lakukan ketika
menginjak bulan ke 8 akhir, sedangkan saat bidan saya terkena covid usia
kandungan baru 8 bulan awal. Ya sudahlah akhirnya karena keluarga juga pada
takut saya kenapa-napa akhirnya pindahlah kami kontrol di rumah sakit. Oh ya,
karena ini masih dalam keadaan pandemi, saya pun sempat merasakan tes SWAB, ya
ampun nggak enak banget ya ambil sesuatu lewat hidung heuheu.. Mungkin ada 3
kali saya mengunjungi dokter cantik bernama Rahayuning Indit Pramesti dokter
yang bertugas di Hermina Galaxy Bekasi, ketika kunjungan ke 4 saya periksa
dalam dan ternyata sudah bukaan 4, disinilah sebuah kisah seru terjadi :D
Baju bersalinnya itu loh, kenapa juga mirip baju Al-Azhar T_T |
Jadi
ceritanya begini
Tanggal 15 Oktober saya kembali kontrol,
di hari kamis ini pasiennya lumayan banyak, ampun deh pokoknya, saya sampai
kena giliran hampir sore, biasanya saya kontrol hari rabu, tapi karena suami
sibuk ya hari kamis ini bisanya. Tiba giliran saya, dokter mulai memeriksa dan
mengontrol bagian dalam, “Sudah bukaan satu ya bu” kata dokter Ayu, wah saya
deg-degan dong, bisa jadi saya sebentar lagi lahiran, tapi nyatanya hari demi
hari saya tidak merasakan mules apa-apa. Hanya pinggul bagian bawah yang terasa
teramat sakit bahkan shalat saja saya harus duduk sangking sakitnya.
Tanggal 21 oktober saya kembali kontrol,
saya membatin, jangan-jangan bukaan sudah nambah nih, dan benar, bukaan sudah
nambah jadi bukaan 4, kata dokter 6 jam lagi saya bisa lahiran dan dokter
menyuruh saya rawat inap. Saat itu juga suami memesan kamar dan saya langsung
menuju ruang persalinan, karena belum juga merasakan mules saya disuruh
jalan-jalan dan senam squat sesering mungkin. Pokoknya udah tuh, setiap jam
saya jalan-jalan dan senam squat, sampai 6 jam kemudian, tapi mungkin memang
bayinya belum kepingin keluar ya saya tidak merasakan apa-apa bahkan sampai
esoknya saya tidak merasakan sakit apa-apa. Sampai akhirnya dokter kandungan
memilihkan opsi untuk saya
padahal udah pasang status beginian coba di IG, eh bocahnya kaga nongol juga wkwk
“Mau induksi atau pulang nunggu mules bu?”
“Kalau diinduksi berapa jam lagi bisa
keluar dok?”
“Ya bisa dua belas jam” hastagah 12 jam,
buju buneng, nggak kebayang induksi lagi, waktu Naqib aja diinduksi baru 18 jam
keluar, saya kapok, mending pulang aja daripada harus menahan rasa sakit yang
nggak ketulungan. Suami juga nggak setuju saya di induksi, dia kasihan kalau
saya teriak-teriak nahan sakit. Akhirnya pulanglah kami. Lumayan menghemat
waktu, daripada harus guling-guling nggak jelas di Kasur rumah sakit
beberapa menit setelah lahir, masih berdarah-darah |
Sebelumnya suami mengurus administrasi
terlebih dahulu, agak lumayan lama. Sementara menunggu itu saya merasakan perut
yang nggak enak, kok saat itu perasaan saya nggak enak juga, kayaknya mau
lahiran nih, tapi saya nggak mungkin bilang ke suami kalau administrasi
dibatalkan aja, jangan pulang, secara dia udah bolak-balik dan mengurus
semuanya. Akhirnya untuk memastikan semuaya baik-baik saja, saya memanggil
suster jaga untuk memeriksa bagian dalam,
“Masih bukaan empat kok bu” oh berarti
yang tadi hanya kontraksi palsu aja mungkin. Saya menghibur diri
Sebenernya saya sudah merasakan mules saat
dirumah sakit, tapi saya berusaha tegar, kembali berfikir positif mungkin
kontraksi palsu. Tapi nggak bisa pasrah juga dong, saat itulah saya
berinisiatif untuk mulai menghitung berapa kali mules itu datang, ternyata
nggak disangka gaes, mulesnya datang tiap 4 menit sekali, dan itu masih di
rumah sakit. (tegang nggak yang baca?) saat itu juga saya nggak berani bilang, karena
suami sudah mengurus administrasi, dia juga lapar dan sudah memesan mobil
online. Akhirnya saya putuskan untuk pulang saja, inilah waktu terlama yang
saya rasakan. Haduh beneran ini saya di prank anak sendiri wakaka…
ambil jejak kaki dulu :p |
Sepanjang perjalanan saya hanya bisa
menarik napas panjang, dan kembali menghitung, ternyata memang tiap 4 menit
sekali datang rasa mules itu dan nggak berubah.
Karena tetangga baru saja meninggal, maka
saya disuruh untuk mandi dirumah mertua, dan mama hanya pesan “Sudah lu disini aja,
jangan kemana-mana, ntar kalau mules gampang tinggal pesen mobil” sebenernya
saya kepingin pulang, inget cucian dirumah yang sangat menggunung wakaka.. tapi
mengingat rasa mules sudah sering datang, saya urungkan. Nah pas sampai dirumah
mertua ini mulesnya hilang sebentar tapi kemudian datang lagi ketika saya
mandi, pokoknya setiap 4 menit sekali gitu deh. Dan makin lama makin sakit
ketika saya shalat. Saya nggak berani untuk bohong kalau perutnya nggak sakit,
tapi suami menyuruh saya untuk tiduran
dulu, dia mungkin berfikir ini kontraksi palsu lagi. Oke, sebagai istri
saya hanya bisa patuh. Karena makin lama makin sakit saya memaksa untuk ingin segera
kerumah sakit, saya nggak bisa patuh lagi sama dia :D, akhirnya satu rumah
beneran panik ketika tau saya mules nggak tertahan. Mertua, kakak ipar dan
seisi rumah beneran panik saat itu.
Ini sungguh perjalanan terlama dari rumah
menuju rumah sakit, untung nggak macet dan masih siang, yang saya ingat saat
itu selepas Ashar, untung saya sudah menjamak shalat, kalau tiba-tiba mules
nggak bisa shalat kan nggak lucu saya ninggalin shalat T_T. Saya hanya bisa
menahan rasa sakit yang terus menerus datang. Sesampainya dirumah sakit, suami
segera mencari pinjaman kursi roda. Tapi mungkin banyak yang sakit jadi kursi
roda banyak digunakan, haduuuh ya Allah udah nggak kuat. Alhamdulillah tak lama
berselang, kursi roda datang dan dengan secepat kilat suami membawa saya
sembari menggeret koper menuju ruang persalinan. Haduh nggak kebayang saat itu
betapa rempongnya dia wakaka.. maaf ya suamiku saying :p
horeeee boleh pulang kerumah :D |
Sesampainya di lantai 2 ruang persalinan,
suami langsung masuk dan berkata, “Sus, balik lagi nih, pasien yang pulang tadi”
ya ampun konyol banget nggak sih, itu tuh baru 3 jam berlalu saya meninggalkan
rumah sakit dan sudah balik lagi karena beneran mules. Langsung aja, setelah
masuk saya dipakaikan baju yang tadi saya tanggalkan, sampai-sampai susternya
bilang, “Bu, baju yang tadi dilepas aja belum sempet diberesin loh”, wkwk kocak
nggak sih ya Allah..
Setelahnya saya diperiksa dalam, pembukaan
sudah naik. Bidan mempersiapkan segala sesuatunya, mereka terlihat sibuk dan
saya hanya bisa teriak-teriak menahan sakit yang tak terperi. Memang perjuangan
ibu melahirkan itu antara hidup dan mati ya, saya merasakan waktu melambat saat
itu, duh ya Allah percepatlah begitu doa saya. Menjelang pembukaan 9 dokter Ayu
datang, dia menggoda saya, “Eh balik lagi” asem ik wkwk..
Perasaan sudah kacau saat itu, tim dokter
jaga juga sudah datang yaitu dokter Adit, saya lupa ada berapa suster yang
membantu, yang pasti ketika pembukaan lengkap saya disuruh mengejan sekuat
tenaga. Sampai akhirnya .. bayi perempuan bernama Ruqayyah Nawarah Hakim pun
terlahir di jam 17.20.
Jika dimasa depan kamu membaca kisah ini
nak, ketahuilah, bahwa kamu pernah mengerjai ibu dan abah saat ingin dilahirkan
:D
eh sekarang bocahnya udah segede ini ya Allah.. |
Eh kisah ini masih berlanjut di postingan
selanjutnya, saya kepingin cerita kenapa suami takut banget saya hamil lagi, tapi
saya bobok dulu ya..
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)