Tahun ajaran baru dimulai. Banyak banget di beranda saya yang ngeshare orang-orang tercintanya lulus perguruan tinggi negeri. Sebagai pembaca saya turut seneng dong, tapi sekaligus sedih sih, ada yang kecewa misalnya nggak lulus perguruan tinggi negri, apakah sebegitu jeleknya kah swasta sehingga tak dapat negri mereka kecewa?
Bagi saya kuliah di negri
atau swasta sama saja, tergantung orangnya, banyak yang kuliah di negri tapi
akhirnya D.O, nggak sedikit juga yang kuliah di swasta berhasil di masa depan.
Jadi ya, buat adek-adek yang nggak lulus di negri jangan pernah kecewa, masa
depan itu bukan tergantung pada kamu kuliah dimana pada hari ini, tapi dari seberapa
keras usaha kamu mengusahakan hidup, memang beberapa kantor melihat kamu kuliah
dimana, tapi percayalah di era digital sekarang ini skill lebih dibutuhkan,
kamu tau? Beberapa perusahaan sudah mengganti manusia dengan robot, jadi
punyalah keahlian yang tidak bisa dikerjakan robot. Saya bisikin, salah satu
skill yang tidak dimiliki robot adalah menulis. Belum pernah nemu kan ada robot
penulis? Nah itulah salah satu skill yang tidak bisa digantikan robot. 10-20
tahun lagi, dimasa anak-anak saya besar pasti kantor-kantor sudah banyak
digantikan robot, di Jepang (pada hari ini) semacam receptionist saja sudah
digantikan robot, pertanian sudah dikendalikan robot, dan banyak lagi yang
lain, di Indonesia cepat atau lambat bisa-bisa akan demikian. Jadi saat kamu
membaca tulisan ini, pikirkan skill apa yang ingin kamu dalami sebelum memilih
ingin kuliah dimana. Iya itu saja, pikirkan dulu baik-baik, baru cari kuliah..
ingat saja, sekarang aja cari kerja susah, apalagi 10-20 tahun lagi.
Teruntuk
adek-adek yang tak bisa merasakan bangku kuliah Negri
Kuliah di swasta bukan
berarti kamu nggak pinter ya dek, swasta dan negri itu sama-sama tempat
menuntut ilmu, hanya kastanya saja yang berbeda. Sama seperti orang yang
bekerja, pegawai negri lebih diincar dibandingkan bekerja di swasta, padahal ya
sama aja pegawai negri yang males-malesan bakalan kalah jauh dibalap skillnya
dengan pegawai swasta yang rajin. Ya sih, emang beda di gaji, tapi apalah gaji
gede kalau nggak punya skill, eaa.. –begitu kata laki saya-,
Nggak dapet negri bukan
berarti kamu rendah ya dek, mikir saja, masih banyak orang-orang yang tak
seberuntung kamu bisa merasakan bangku kuliah, jadi bisa kuliah saja seharusnya
kamu sudah bersyukur, sekarang tugas kamu hanya belajar yang rajin, buktikan ke
orang-orang bahwa nasibmu nggak seburuk tempat kuliahmu.
Akupun kuliah di swasta
dulu dek, kampus pinggiran di Bekasi, lalu apakah aku terhina? Tidak dek,
orang-orang tetap menilaiku sarjana, ilmuku tetap terpakai walaupun nggak
banyak sampai sekarang, masih bisa ajarkan anak, bahkan sempat jadi guru
untuk sekedar berbagi ilmu masa kuliah. Memang dek, antara kuliah negri dan
swasta tetap dibanding-bandingkan, tapi walaupun kau tak kuliah di negri kau
akan tetap dibandingkan dalam hal lain, karena didunia ini –tepatnya di
Indonesia- manusia-manusia senang sekali membanding-bandingkan, misalnya “Anak
saya sudah bisa jalan loh bu, anaknya belum bisa jalan ya udah umur segitu
juga”, bahkan antar saudara pun suka ada perbandingan, “Kamu harusnya bisa
rajin kayak adek kamu” ya semacam itulah dek, yang namanya hidup selalu ada
perbandingan. Tapi jika keahlian kau bagus dek, dan masa depanmu baik, maka kau
akan naik derajat dibandingkan anak-anak yang kuliah di negri. “Waah hebat ya
si anu, bisa ini itu, kerja di anu, kalah anaknya bu anu yang kuliah di negri”
ya seperti itulah gunjingan orang kedepan dek. Orang tidak akan melihat kau
kuliah dimana, tapi kedepan orang akan melihat kau kerja dimana. Tapi kalau kau
masuk Negri dan kau berhasil di masa depan, nilai plusnya lebih banyak dek
Asal tahu saja dek,
banyak anak-anak Negri yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang dulunya
mereka ambil, banyak anak-anak yang kuliah di negri hanya untuk memberikan
predikat orang-orang pada dirinya bahwa mereka pintar, tapi setelah bekerja
ilmunya tak ada yang terpakai. Kau perlu tau dek, kuliah tinggi-tinggi
seharusnya diaplikasikan dalam kehidupan setelah kuliah, minimal antara kuliah
dan bekerja nggak jauh-jauh amat melesetnya. Ini bukan berarti aku
menjelek-jelekkan anak-anak yang kuliah di negri ya dek, tapi berdasarkan fakta
dilapangan memang demikian. Misalnya saja anak Pertanian kerjanya di Bank, kan
nggak nyambung. Kalau memang ingin kerja di Bank kenapa nggak ambil kuliah
jurusan Ekonomi, bukan begitu? Atau kuliah di Sastra malah jadi desainer. Kuliah
di Kesehatan Masyarakat malah jadi Tata Usaha wkwk.. Tapi tidak sedikit pula
yang bekerja sesuai jurusan. Jadi kembali lagi ke masing-masing orang ya dek,
dan kita tidak pernah tau motivasi orang masuk negri apa dan bagaimana. Banyak orang
yang memilih jurusan di negeri hanya sekedar, “Yang penting gua masuk negri” padahal
menuntut ilmu seharusnya tidak demikian dek, selama itu kau akan mengorbankan
waktu, tenaga, uang juga air mata. Jika berucap ‘yang penting’ tidak sadarkah perjalananmu akan sepanjang itu? Tapi kau juga perlu tau dek, banyak anak-anak
Swasta yang juga salah jurusan atau bekerja tidak sesuai bidangnya hanya
sekedar memenuhi keinginan, “Yang penting gua kuliah”, swasta dan negri sama
saja kan ucapan ‘Yang pentingnya’ hanya beda kasta :D
Jadi bersabarlah sedikit
dek misalnya tak lulus negri, buktikan saja kau bisa bekerja lebih baik jika
kuliah di swasta. Itu hanya butuh waktu. Berdoa saja, semoga umurmu cukup untuk
membuktikan pada orang-orang bahwa kau berhasil dek walaupun hanya kuliah di
swasta.
Kuliah itu bukan hanya
sekedar lulus di negri atau tidak dek, kau harus tau dulu passionmu menjurus
kemana? Jangan pernah ikut-ikutan teman dek, kalau kau senang dengan passionmu
itu, kau pasti akan senang dengan kuliah yang kau ambil. Jika belajarmu senang
itu akan mempengaruhi nilai, mana tau kau bisa jadi mahasiswa terbaik ketika
lulus nanti. Kuliah di swasta atau negri itu tidak akan berarti jika lepas
kuliah kau tak bermanfaat untuk lingkungan dek, masih minta duit ke orangtua, bla..bla... Sekali
lagi, kehidupan setelah kuliah itu kejam dek, meskipun kau lulusan kampus
terbaik se Indonesia, kalau kehidupanmu tak seindah mata orang-orang tetap
kampusmu tak dinilai, bisa jadi malah kau akan direndahkan, “Katanya lulusan
kampus anu, kok nganggur”, “Katanya lulusan kampus ini, kok kerjanya di tempat
anu” banyak banget omongan orang dek asal kau tau itu, dan mulut-mulut netizen
lebih kejam dek dibanding kejamnya kau tak lulus di Negri
Jangan memaksakan masuk negri hanya untuk
menuai pujian orang-orang dek Kuliahlah di negri karena kau ingin mencari masa
depanmu bukan pengakuan orang-orang terhadapmu. Karena sekuat apapun kau
mencari muka terhadap penilaian orang, mereka tidak akan membutuhkan itu
Jika
kau tak lulus di negri hari ini dek..
Masih ada kok kesempatan
untuk kuliah di negri setelah lulus S1, tuntaskan dulu kuliahmu. Kalau kau
ingin mengejar negri, kau bisa ambil S2 nanti. Atau kalau kau ingin betul
mengejar Negri, tunda sejenak keinginan kuliahmu, ikutlah bimbel selama
setahun, belajar dengan serius, tahun depan kau test lagi, mana tau kau bisa
lulus. UI, UNPAD, IPB, UGM, UNAIR, UNBRAW bla..bla.. Tetap ditempatnya, mereka tidak kemana-mana kok dek, mereka tetap menunggumu. Tapi kalau tak lulus juga, memang bukan jalannya kau harus disana dek. Percayalah
takdir Tuhan itu tak pernah mengecewakan hambaNYa. Selalu ada hikmah di setiap
kejadian dek.
Jika kau tak lulus negri
dek, yakinkan orangtuamu bahwa sebenarnya kau bisa dan berhasil di masa depan,
yakinkan orangtuamu ya dek bahwa dimanapun kau kuliah, kau harus memperdalam skill
yang utama. Tapi pesan saya, usahakanlah masuk negri dulu, jika tak lulus
masuklah swasta, sesimpel itu memilih jalan hidup dek. Eh kenapa harus demikian?
Sebab biaya masuk swasta pasti lebih besar dibanding masuk negri, bantu sedikit
orangtuamu dek. Walaupun saya tau, orangtuamu pasti akan mengusahakan biaya
dimana pun kau kuliah
Sekali lagi pesan saya.,
Ketahuilah dek, kuliah di swasta bukan berarti kau tak pintar, hanya beda nasib aja. Ketahuilah dek, dimanapun
kuliahmu, yang penting kau bisa bermanfaat untuk orang lain. Ganbatte..
Kuliah dimana pun sama aja ya mba, mau swasta negeri. Niatnya mencari ilmu dan melatih softskill juga perlj banget. Jadi tetap semangat!
ReplyDeleteSemangat untuk menjalani kuliah, dimanapun engkau berada dek, karena nasih tak mengenal kuliah dinegeri atau swasta.
ReplyDeleteKalo aku dulu, kuliah negeri itu hanya Krn murah sih, swasta lebih mahal :D. Tapi mungkin krn dari kecil aku hidup dari gaji pekerja swasta, aku sekolah dr TK Ampe kuliah di swasta, aku kerja di perusahaan swasta asing, JD memang ga pernah tertarik Ama negeri :D. Pernah sih keterima di PTN, tapi cm 3 semester dan aku pilih kluar Krn diterima Ama kampus swasta Malaysia :D.
ReplyDeleteMemang ga cocok Ama negeri aku nya. Ga suka ama suasana kerja dan belajar yg terlalu santai (zaman itu loh yaaa). Sementara swasta LBH serius dan fokus. Ga ada yg namanya uang kluar tanpa tau kemana aja. Harus detil pertanggungannya. Itu yg bikin sampe skr pun aku prefer swasta dalam hal apapun :D .
Tapi jujurnya, anakku skr ini sekolahnya negeri. Bukan kenapa2, masalahnya itu Deket rumah dan gratis. Dipikir2 uang sekolah yg ga masuk akal biayanya itu, bisa dipake utk tambahan traveling, biar anak2 bisa belajar dari perjalanan2 mereka ke luar :D .