Friday, 16 July 2021

Kuliah Di Swasta Bukan Berarti Nggak Pinter

 



 

Tahun ajaran baru dimulai. Banyak banget di beranda saya yang ngeshare orang-orang tercintanya lulus perguruan tinggi negeri. Sebagai pembaca saya turut seneng dong, tapi sekaligus sedih sih, ada yang kecewa misalnya nggak lulus perguruan tinggi negri, apakah sebegitu jeleknya kah swasta sehingga tak dapat negri mereka kecewa?

Bagi saya kuliah di negri atau swasta sama saja, tergantung orangnya, banyak yang kuliah di negri tapi akhirnya D.O, nggak sedikit juga yang kuliah di swasta berhasil di masa depan. Jadi ya, buat adek-adek yang nggak lulus di negri jangan pernah kecewa, masa depan itu bukan tergantung pada kamu kuliah dimana pada hari ini, tapi dari seberapa keras usaha kamu mengusahakan hidup, memang beberapa kantor melihat kamu kuliah dimana, tapi percayalah di era digital sekarang ini skill lebih dibutuhkan, kamu tau? Beberapa perusahaan sudah mengganti manusia dengan robot, jadi punyalah keahlian yang tidak bisa dikerjakan robot. Saya bisikin, salah satu skill yang tidak dimiliki robot adalah menulis. Belum pernah nemu kan ada robot penulis? Nah itulah salah satu skill yang tidak bisa digantikan robot. 10-20 tahun lagi, dimasa anak-anak saya besar pasti kantor-kantor sudah banyak digantikan robot, di Jepang (pada hari ini) semacam receptionist saja sudah digantikan robot, pertanian sudah dikendalikan robot, dan banyak lagi yang lain, di Indonesia cepat atau lambat bisa-bisa akan demikian. Jadi saat kamu membaca tulisan ini, pikirkan skill apa yang ingin kamu dalami sebelum memilih ingin kuliah dimana. Iya itu saja, pikirkan dulu baik-baik, baru cari kuliah.. ingat saja, sekarang aja cari kerja susah, apalagi 10-20 tahun lagi.

 

Teruntuk adek-adek yang tak bisa merasakan bangku kuliah Negri

Kuliah di swasta bukan berarti kamu nggak pinter ya dek, swasta dan negri itu sama-sama tempat menuntut ilmu, hanya kastanya saja yang berbeda. Sama seperti orang yang bekerja, pegawai negri lebih diincar dibandingkan bekerja di swasta, padahal ya sama aja pegawai negri yang males-malesan bakalan kalah jauh dibalap skillnya dengan pegawai swasta yang rajin. Ya sih, emang beda di gaji, tapi apalah gaji gede kalau nggak punya skill, eaa.. –begitu kata laki saya-,

Nggak dapet negri bukan berarti kamu rendah ya dek, mikir saja, masih banyak orang-orang yang tak seberuntung kamu bisa merasakan bangku kuliah, jadi bisa kuliah saja seharusnya kamu sudah bersyukur, sekarang tugas kamu hanya belajar yang rajin, buktikan ke orang-orang bahwa nasibmu nggak seburuk tempat kuliahmu.

Akupun kuliah di swasta dulu dek, kampus pinggiran di Bekasi, lalu apakah aku terhina? Tidak dek, orang-orang tetap menilaiku sarjana, ilmuku tetap terpakai walaupun nggak banyak sampai sekarang, masih bisa ajarkan anak, bahkan sempat jadi guru untuk sekedar berbagi ilmu masa kuliah. Memang dek, antara kuliah negri dan swasta tetap dibanding-bandingkan, tapi walaupun kau tak kuliah di negri kau akan tetap dibandingkan dalam hal lain, karena didunia ini –tepatnya di Indonesia- manusia-manusia senang sekali membanding-bandingkan, misalnya “Anak saya sudah bisa jalan loh bu, anaknya belum bisa jalan ya udah umur segitu juga”, bahkan antar saudara pun suka ada perbandingan, “Kamu harusnya bisa rajin kayak adek kamu” ya semacam itulah dek, yang namanya hidup selalu ada perbandingan. Tapi jika keahlian kau bagus dek, dan masa depanmu baik, maka kau akan naik derajat dibandingkan anak-anak yang kuliah di negri. “Waah hebat ya si anu, bisa ini itu, kerja di anu, kalah anaknya bu anu yang kuliah di negri” ya seperti itulah gunjingan orang kedepan dek. Orang tidak akan melihat kau kuliah dimana, tapi kedepan orang akan melihat kau kerja dimana. Tapi kalau kau masuk Negri dan kau berhasil di masa depan, nilai plusnya lebih banyak dek

Asal tahu saja dek, banyak anak-anak Negri yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang dulunya mereka ambil, banyak anak-anak yang kuliah di negri hanya untuk memberikan predikat orang-orang pada dirinya bahwa mereka pintar, tapi setelah bekerja ilmunya tak ada yang terpakai. Kau perlu tau dek, kuliah tinggi-tinggi seharusnya diaplikasikan dalam kehidupan setelah kuliah, minimal antara kuliah dan bekerja nggak jauh-jauh amat melesetnya. Ini bukan berarti aku menjelek-jelekkan anak-anak yang kuliah di negri ya dek, tapi berdasarkan fakta dilapangan memang demikian. Misalnya saja anak Pertanian kerjanya di Bank, kan nggak nyambung. Kalau memang ingin kerja di Bank kenapa nggak ambil kuliah jurusan Ekonomi, bukan begitu? Atau kuliah di Sastra malah jadi desainer. Kuliah di Kesehatan Masyarakat malah jadi Tata Usaha wkwk.. Tapi tidak sedikit pula yang bekerja sesuai jurusan. Jadi kembali lagi ke masing-masing orang ya dek, dan kita tidak pernah tau motivasi orang masuk negri apa dan bagaimana. Banyak orang yang memilih jurusan di negeri hanya sekedar, “Yang penting gua masuk negri” padahal menuntut ilmu seharusnya tidak demikian dek, selama itu kau akan mengorbankan waktu, tenaga, uang juga air mata. Jika berucap ‘yang penting’ tidak sadarkah perjalananmu akan sepanjang itu? Tapi kau juga perlu tau dek, banyak anak-anak Swasta yang juga salah jurusan atau bekerja tidak sesuai bidangnya hanya sekedar memenuhi keinginan, “Yang penting gua kuliah”, swasta dan negri sama saja kan ucapan ‘Yang pentingnya’ hanya beda kasta :D

 

Jadi bersabarlah sedikit dek misalnya tak lulus negri, buktikan saja kau bisa bekerja lebih baik jika kuliah di swasta. Itu hanya butuh waktu. Berdoa saja, semoga umurmu cukup untuk membuktikan pada orang-orang bahwa kau berhasil dek walaupun hanya kuliah di swasta.

Kuliah itu bukan hanya sekedar lulus di negri atau tidak dek, kau harus tau dulu passionmu menjurus kemana? Jangan pernah ikut-ikutan teman dek, kalau kau senang dengan passionmu itu, kau pasti akan senang dengan kuliah yang kau ambil. Jika belajarmu senang itu akan mempengaruhi nilai, mana tau kau bisa jadi mahasiswa terbaik ketika lulus nanti. Kuliah di swasta atau negri itu tidak akan berarti jika lepas kuliah kau tak bermanfaat untuk lingkungan dek, masih minta duit ke orangtua, bla..bla... Sekali lagi, kehidupan setelah kuliah itu kejam dek, meskipun kau lulusan kampus terbaik se Indonesia, kalau kehidupanmu tak seindah mata orang-orang tetap kampusmu tak dinilai, bisa jadi malah kau akan direndahkan, “Katanya lulusan kampus anu, kok nganggur”, “Katanya lulusan kampus ini, kok kerjanya di tempat anu” banyak banget omongan orang dek asal kau tau itu, dan mulut-mulut netizen lebih kejam dek dibanding kejamnya kau tak lulus di Negri

 Jangan memaksakan masuk negri hanya untuk menuai pujian orang-orang dek Kuliahlah di negri karena kau ingin mencari masa depanmu bukan pengakuan orang-orang terhadapmu. Karena sekuat apapun kau mencari muka terhadap penilaian orang, mereka tidak akan membutuhkan itu

 

Jika kau tak lulus di negri hari ini dek..

Masih ada kok kesempatan untuk kuliah di negri setelah lulus S1, tuntaskan dulu kuliahmu. Kalau kau ingin mengejar negri, kau bisa ambil S2 nanti. Atau kalau kau ingin betul mengejar Negri, tunda sejenak keinginan kuliahmu, ikutlah bimbel selama setahun, belajar dengan serius, tahun depan kau test lagi, mana tau kau bisa lulus. UI, UNPAD, IPB, UGM, UNAIR, UNBRAW bla..bla.. Tetap ditempatnya, mereka tidak kemana-mana kok dek, mereka tetap menunggumu. Tapi kalau tak lulus juga, memang bukan jalannya kau harus disana dek. Percayalah takdir Tuhan itu tak pernah mengecewakan hambaNYa. Selalu ada hikmah di setiap kejadian dek.

Jika kau tak lulus negri dek, yakinkan orangtuamu bahwa sebenarnya kau bisa dan berhasil di masa depan, yakinkan orangtuamu ya dek bahwa dimanapun kau kuliah, kau harus memperdalam skill yang utama. Tapi pesan saya, usahakanlah masuk negri dulu, jika tak lulus masuklah swasta, sesimpel itu memilih jalan hidup dek. Eh kenapa harus demikian? Sebab biaya masuk swasta pasti lebih besar dibanding masuk negri, bantu sedikit orangtuamu dek. Walaupun saya tau, orangtuamu pasti akan mengusahakan biaya dimana pun kau kuliah

 

Sekali lagi pesan saya.,

Ketahuilah dek, kuliah di swasta bukan berarti kau tak pintar, hanya beda nasib aja. Ketahuilah dek, dimanapun kuliahmu, yang penting kau bisa bermanfaat untuk orang lain. Ganbatte..

3 comments :

  1. Kuliah dimana pun sama aja ya mba, mau swasta negeri. Niatnya mencari ilmu dan melatih softskill juga perlj banget. Jadi tetap semangat!

    ReplyDelete
  2. Semangat untuk menjalani kuliah, dimanapun engkau berada dek, karena nasih tak mengenal kuliah dinegeri atau swasta.

    ReplyDelete
  3. Kalo aku dulu, kuliah negeri itu hanya Krn murah sih, swasta lebih mahal :D. Tapi mungkin krn dari kecil aku hidup dari gaji pekerja swasta, aku sekolah dr TK Ampe kuliah di swasta, aku kerja di perusahaan swasta asing, JD memang ga pernah tertarik Ama negeri :D. Pernah sih keterima di PTN, tapi cm 3 semester dan aku pilih kluar Krn diterima Ama kampus swasta Malaysia :D.
    Memang ga cocok Ama negeri aku nya. Ga suka ama suasana kerja dan belajar yg terlalu santai (zaman itu loh yaaa). Sementara swasta LBH serius dan fokus. Ga ada yg namanya uang kluar tanpa tau kemana aja. Harus detil pertanggungannya. Itu yg bikin sampe skr pun aku prefer swasta dalam hal apapun :D .

    Tapi jujurnya, anakku skr ini sekolahnya negeri. Bukan kenapa2, masalahnya itu Deket rumah dan gratis. Dipikir2 uang sekolah yg ga masuk akal biayanya itu, bisa dipake utk tambahan traveling, biar anak2 bisa belajar dari perjalanan2 mereka ke luar :D .

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)