Terkadang Perempuan Berkarya Dirumah Bukan Karena Gaji Suami Kecil Tapi Karena Mereka Lelah Diomongin Orang

 

Judul kali ini agak panjang ya? yes! Judul diatas hanya untuk membela kaum kami yang tertindas di mata orang, entah itu dimata tetangga, keluarga, atau teman (bahkan orangtua), yang ketika, baru juga lulus udah ditanyain kapan kerja :D. Sebenarnya dari judul pun seharusnya kalian sudah mengerti tentang kondisi orang yang dulunya Sarjana kemudian beraktifitas dirumah aja (yang menurut orang itu adalah menganggur), mereka sudah berusaha mencari kerja, mungkin takdir belum berpihak, la piye..

Ya wajar sih mereka nanya, karena mereka nggak pernah tau sekeras apa usaha kita mencari kerja itu gimana, yang mereka lihat hanya perempuan yang diem dirumah bantuin orangtua, nggak kelihatan usahanya kayak nyari kerja. Wajar kok nanya.. KARENA KALIAAAAN KEPOOOOO ya, wahahaha… :D :D, nah itu buat mbak-mbak yang baru lulus, lalu apa kabar buat ibu-ibu yang berpendidikan, dalam artian kuliah, udah lama lulus, masih ditanyain juga, “Nganggur bu? Enak yo dirumah aja nggak ngapa-ngapain?”, nggak ngapa-ngapain ndasmu :D, padahal kerjaan rumah dari pagi sampai ketemu pagi lagi nggak selesai-selesai. Pernah hal ini dibuat konten sama seorang mas-mas, kalian pasti tau orangnya, nih kalau nggak tau saya spill IGnya (panduenglish), dia mengatakan, “Buat kalian yang sudah menikah punya anak dan kerjanya hanya diam dirumah, kalian ngerasa nggak, tiba-tiba jadi mati gaya” dan kontennya ini sukses bikin ibu-ibu online murka. Kemudian kontennya masnya dihapus, eh ujung-ujungnya minta maaf. Dah byasa..

 

Sering kali kita dihadapkan omongan-omongan yang nyelekit, “Katanya sarjana, tapi kok nganggur mba?” udah tuh, eh ketika ada mba-mba yang kerja dikatain juga, “Mba kok kerja, emang gaji suami kurang? Emang nggak sayang anak” lah dah lah.. jadi ya intinya, lu mo sarjana, mo kerja, enggak kerja, nggak ngaruh sebenernya dimata orang, manusia tetap menilai lu kurang. Dan ini akan terus terjadi sampai hari kiamat. Jadi mba-mba yang hari ini punya nilai cumelaude, berprestasi di sekolah, multitalenta, dan anda MENGANGGUR, alias Allah belum takdirkan anda bekerja, lalu anda dikatai orang, “Mba, pinter-pinter nganggur?” suatu saat anda bekerja, itu tuh nggak ngaruh tentang pertanyaan seabad yang lalu yang mempertanyakan kenapa kamu belum juga bekerja, padahal sarjana. Karena nanti pun ketika kamu sudah kerja, akan ada pertanyaan-pertanyaan lain yang menanti (Nganggur-cape-cape cari kerja) orang tersebut tau kamu sudah kerja, nggak akan ada nilainya juga dimata orang tersebut, tetap aja kurang, “Mba udah kerja? Jangan terlalu ngejar karir, ntar nggak kawin-kawin” (bagi yang belum menikah) atau, “Jangan kerja terus, kasian anak nggak dapet kasih sayang orangtuanya” (bagi working mom) bangke nggak sih orang-orang itu. Haha.. gua emosi. Saya rasa, pertanyaan ini, pertanyaan yang umum ya, soalnya semua orang tanpa terkecuali pasti akan ditanya hal-hal yang kurang dalam dirinya, “Kapan menikah, kapan punya anak, kapan bekerja, kapan mati, kapan bangkit lagi dari kubur..” :D, semua hal-hal yang ditanyain itu, meminta jawaban yang.. anak Indigo aja pasti bakalan bingung mau jawab apa, apalagi yang ditanyain. Itu ya, kalau kamu penasaran sama nasib seseorang, coba bertapa di gunung Lawu, minta petunjuk sama demit-demit disana. Ketika Tuhan merahasiakan jawabannya seenggaknya minta bantuan jin pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut seseorang bisa dijawab. Karena hanya jin yang bisa mencuri bocoran dari langit.

 

 

Eh mari kita lanjut lagi, suatu hari anda ditakdirkan menikah saat tengah bekerja, entah siapapun, pasti akan komentar, “Udah menikah masih kerja, siapa yang ngurus rumah? Istri itu harusnya dirumah loh mba, ngurus anak, ngurus suami, ngurus anu..anu” okelah ya, anggap si mba ini beneran resign setelah bekerja sekian tahun, tapi bukan karena omongan netijen yang @$*#2$#@ :D, tapi karena kepingin banget mengabdikan diri sebagai istri dan ibu, ternyata eh ternyata, orang nggak akan berenti ngomongin kita, “Loh ya, kamu belum punya anu..anu (perkakas) ya, si sesembak itu sudah punya anu loh”, “Yah sayang banget sih resign, padahal gajinya udah bagus loh” tadi katanya disuruh resign Juleha.. $#@%&*^!! pokoknya dimata orang, kita itu pasti selalu ada kurangnya. Entah kurang ada anaklah (bagi yang belum juga dapat momongan), kurang ada barangnyalah (bagi yang dilihat rumahnya biasa aja), kurang inilah-itulah. Dan parahnya lagi, kita itu nggak pernah bisa menghindar dari orang-orang kayak gini. Menghindar dari si A, eh ketemu si B, menghindar dari si B eh ketemu si C. Sampai hari kebangkitan tiba ya sodara-sodara..

 Untung yah, suamiku itu kalau ditanya orang jawabnya bener..

“Istrinya kerja mas Lukman?”

“Istri saya Blogger, Influencer kalau di media sosial”

“Wih keren itu, bolehlah nanti istrinya kerja sama dengan saya” naik derajatlah saya langsung.. walaupun blogger nggak jelas gajinya berapa, bahkan sebulan pun nggak bergaji, tapi seenggaknya dalam pikiran orang, di era digitalisasi sekarang ini, orang-orang yang bekerja online sedang naik daun. Dan itu bagi orang keren. Wahaha… makasih loh ya suamiku, makin sayang aku sama kamu :P

 Coba, kalau jawabnya nggak bener..

“Istrinya kerja mas Lukman?”

“Nggak, hanya Ibu Rumah Tangga” byaaar… mampus kon, padahal koe jualan dari pagi sampai pagi lagi dengan omset jutaan. Jadi ibu-ibu, cobalah edukasi suaminya yah :D.

Jadi jangan heran, kalau di era sosial media ini yang paling sering bikin status itu perempuan. Ya karena mereka itu cape diomongin orang, dan kepingin nunjukin bahwa kita itu nggak nganggur-nganggur amat. Seenggaknya dari status, orang tau apa yang sedang kita lakukan dirumah, misal status receh aja, “Alhamdulillah hari ini kerjaan selesai jam 9, anak dah mandi, dah makan, pengen ngelanjut bikin sesuatu, habis itu masak, nyuci”, receh banget kan statusnya, kalau dipikir-pikir, hal-hal kayak gitu itu ngapain coba sebenernya di share ke medsos. Nggak lain karena, si sesembak kepingin orang lain baca, bahwa dirinya produktif.

 

Sebenernya cape loh ya..

Cape banget, asli, dengan omongan orang. Terlebih ketika kita itu dirumah aja, sedangkan orang lain tau kita lulusan universitas favorit, atau nilainya bagus dan kemudian menganggur, menganggur disini dalam artian kita tidak bekerja di kantor dan kelihatan menghasilkan uang. Orang-orang pasti mikir, “Ih ngepet, ih ikut pesugihan, ih bandar narkoba wkwk” maka beruntunglah kita hidup di era teknologi, yang mana media sosial mudah diakses siapa saja, dari orang yang percaya hoax sampai yang bisa berfikir jernih. Dari orang-orang julid sampai yang hatinya bersih. Jadi jangan heran, misalnya ada orang yang dijulidin tetangga, temen, saudara bahkan orangtua karena mereka menganggur kemudian mengembangkan dirinya untuk berwirausaha, entah jualan baju, kue, dll.. semata-mata mereka bukan karena nggak cukup duitnya dari suami, tapi karena Lelah menghadapi omongan orang. Lah wong aku punya loh temen, suaminya tajir, eh masih jualan juga. Kalau difikir-fikir buat apa coba duitnya. Dia dah punya semuanya, eh masih jualan juga. Dengan jualan, mungkin orang akan berfikir kita sibuk, dan menganggap waktu kita beneran terpakai untuk hal yang bermanfaat.

 

Tapi jangan seneng dulu hehe.. sudah berusaha sibuk, bikin status ini-itu, berharap yang julidin kita mingkem dan kagum dengan apa yang kita lakuin, eh ternyata masih juga dijulidin. Kayak misalnya, “Emang ada yang beli?”, “Sayang yah, kuliah tinggi-tinggi kerjanya jualan aja” atau.. ah banyak sih julidan-julidan orang yang memandang rendah perempuan kuliah tapi dirumah aja. Ini pula yang akhirnya menjembatani orang-orang untuk membuat mame yang nggak banget, ‘Working mom vs IRT’, eh terus merembet dah. ‘Caesar vs Normal’, ‘Mpasi Instan vs Homemade’, ‘Sufor vs ASI’ hadeuh.. nggak akan ada habisnya coba hal-hal kayak gini. Ya sudah sih, kalau kamu nemu hal-hal yang Allah saja belum takdirkan, cobalah berfikir jernih, nggak semua takdir manusia itu sama dan harus kayak kita. Kalau takdir orang sama semua, nggak berwarna hidup ini. Jadi, plis.. berhenti sampai di kita saja. Nggak apa-apa orang ngomongin kita, tapi jangan sampai kita ngomongin orang, okey…