Wednesday, 2 February 2022

Pernahkah Berfikir, Ketika Nanti Kita Mati Akan Merepotkan Orang Banyak?

 

 



 

Sudah garisan Tuhan manusia akan mengalami fase hidup dan mati, kematian dan kelahiran adalah dua hal yang sangat misteri, tidak ada yang tau pastinya kapan kita akan terlahir di dunia dan kapan akan kita mati. 

Selain mati, hal misteri lainnya adalah kapan kita mendapat jodoh dan kapan kita mendapat rezeki. Betul-betul misteri sekali ya. Perkara kematian, memang kita tidak tau kapan kita akan berpulang, Allah merahasiakan ini agar kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan amal soleh. Ya atuh kalau dikasih tau kapan kita mati, manusia di dunia ini nggak ada yang bener, pengennye seneng-seneng, ntar deket-deket mau ajal taubatan nasuha. Enak dong kayak gitu, neraka nggak ada yang nempatin, maka dari itu, kematian adalah hal yang ghaib, dan nggak ada mahluk hidup di dunia ini yang kekal abadi, semuanya akan menemui ajalnya cepat atau lambat, dan cara matinya pun nggak ada yang tau juga, apakah ketabrak mobil, kesetrum, selesai main judi, selesai zina, selesai ngaji, pas sujud, sakit, atau dalam keadaan sehat tau-tau mati, nggak ada yang tau pokoknya, yang jelas kata baginda Nabi, kalau kita mau mati dalam keadaan baik, berbuatlah yang baik-baik, nanti mati kita akan dalam keadaan baik. Btw, ada juga orang yang tau kapan dia akan mati, yakni terpidana mati. Hmm..

Nah ngomong-ngomong soal mati, pernah nggak kepikiran bagaimana kondisi kita mati nanti, pasti banyak yang mikirin soal ini, tapi pernah nggak kepikiran, “Nanti kalau gue mati bakalan ngerepotin orang nggak ya?” sudah pasti akan merepotkan banyak orang, tapi kita bisa meminimalisir keadaan ini, dan mempersiapkannya, eh kok bisa? Ya bisa saja asalkan kamu tidak :

 

  1. Punya hutang sama orang lain

Sudah pernah dengar kan kalau hutang itu dibawa mati? Dari Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR. Ibnu Majah ). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab "Peringatan keras mengenai hutang." Bahaya banget nggak sih kalau kamu punya hutang sama orang lain terus tiba-tiba kamu mati. Mau ngelunasinnya juga gimana, di dalam kubur, nggak bisa transfer apalagi cari duit. Yang ngelunasin paling nggak ya keluarga kamu, merepotkan sekali ya.. coba bayangin, kalau kamu punya hutang, terus keluarga kamu dalam keadaan sekarat. Ya ampuuun...sudah ditinggal selamanya, dikasih hutang lagi. Sungguh tega sekali kamu. Warisan yang menegangkan, ketika orang beneran dapat warisan berupa harta, masak kita meninggalkan warisan berupa hutang. Kan nggak lucu. Sebagaimana Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahulloh. Beliau pernah mengatakan,

“Apabila kamu mempunyai kewajiban hutang pada seseorang dan kamu merasa belum melunasi dan merasa hutang tersebut masih ada sampai orang yang menghutangi mengambil haknya, dan apabila orang yang memberi hutang tadi telah meninggal, maka hutang tersebut diberikan pada ahli warisnya.” Makannya kenapa, kalau ada orang yang meninggal, saudaranya bakalan woro-woro, “Adakah si fulan punya hutang? Kalau ada tolong kasih tau berapa nominalnya?” itu dilunasin sama saudara kamu biar kamunya nggak punya beban di akhirat. Jadi biar nggak punya hutang gimana? Jangan kelamaan minjem, atau ya nggak usah ngutang. Begitu simpelnya, kalau bukan untuk kebutuhan hidup yang sangat urgent, lebih baik jangan berhutang deh. Takut saat berhutang meninggal sebelum melunasi.

 

  1. Siapkan kain kafan

Ealah, kedengerannya kok hororya. Tapi serius, ada banyak orang yang mempersiapkan matinya tidak hanya dengan memperbanyak amal shalih, tapi kebutuhannya nanti saat mati. Konon katanya, dulu nenek saya sudah mempersiapkan kain kafan jauh-jauh hari sebelum beliau meninggal, “Buat persiapan” katanya, sebab orang yang meninggal itu pasti akan memerlukan banyak keperluan, seperti kain kafan, keranda, bunga-bungaan, entah apalagi ya.. nah beberapa hal tersebut kan nggak mungkin kita beli sendiri, ih kocak banget.. itu tuh nggak sama kayak kita harus mempersiapkan Ujian Nasional, dimana peralatannya kita harus beli sendiri. Lah ini, kita sudah terbujur kaku masak iya beli kain kafan sendiri. Emang keliatannya gokil sih, “Mau beli kain kafan bang”

“Buat siapa?”

“Buat gue” gokil sih, yang jual juga pasti bakalan shock, dikira kamu mayat hidup wkwk.. Tapi inget aja, kita semua bakalan mati. Yah walaupun ini kayak semacam hal yang nggak lazim, tapi nggak ada salahnya beli dari sekarang. Nggak buat kita, bisa buat orang yang membutuhkan. Kain kafan itu mahal loh ya, jangan dikira murah. Lumayan membantu kalau kita punya banyak dirumah, toh kain kafan yang dibutuhkan semua orang ukurannya juga sama. Jadi, nggak ada salahnya beli dari sekarang.

 

  1. Siapkan Tanah Kuburan

Eh kamu tau nggak sih, kalau kita mati, tanah yang menjadi bakal kita dikubur itu kudu sewa. Makannya kenapa disebut rumah masa depan, ya selayaknya rumah, tanah kuburan juga di ‘kontrakin’. Kalau orang yang meninggal itu nggak sanggup bayar biaya sewa setiap tahunnya, siap-siap aja mayatnya ditumpuk dengan mayat orang lain. Jangan dikira tanah kuburan itu nggak ada harganya, kalau nggak mau bayar ya, bikin kuburan didepan rumah, dengan catatan, tanahnya tanah keluarga. Seperti orang-orang di desa, banyak yang bikin kuburan di depan rumahnya. Tanah pemakaman milik pemerintah lebih murah dibanding swasta, tidak sampai 500 ribu per tiga tahun. Tapi kan tetap bayar juga huhuhu…

Tersebutlah San Diego Hills, tanah kuburan mewah, konon katanya tanah-tanah disana sudah dibeli sama orang-orang yang masih pada hidup sebagai persiapan rumah masa depan mereka. Jadi ketika si penyewa meninggal, sudah tidak merepotkan lagi orang yang masih hidup.

Btw, kalian tau nggak, berapa biaya yang dikeluarkan orang yang sudah meninggal untuk mengurusi administrasinya? Kurang lebih 4 juta bahkan lebih, biaya itu meliputi  kavling tanah, jasa gali-tutup kubur, tenda, kursi, dan papan nama dari kayu. Nominal yang tidak sedikit buat orang yang berduka, tiba-tiba harus mengurus semuanya sendirian. Sedih dan memberatkan pasti.

 

Nah, setelah membaca postingan diatas, kepikiran nggak kalau kita mati gimana repotnya orang-orang yang mengurusi jenazah kita. Mungkin ada benarnya kata pak ustad, jadi manusia jangan sombong, toh nanti saat mati juga orang lain yang ngurusin kita. Nggak ada yang kita bawa mati, semua harta, keturunan tidak ada yang ikut. Mudah-mudahan kita bisa mempersiapkan bekal kematian dengan sebaik-baiknya. Aamiin..

7 comments :

  1. Ini sih yang sering jadi kegundahanku, saat mati nanti pasti merepotkan orang lain terutama keluarga. Memang solusinya berjaga-jaga mulai sekarang. Hemm apalagi masalah utang berasa sudah mati tapi masih menjadi beban keluarga. Jadi, ada baiknya diselesaikan segera masalah utang.

    ReplyDelete
  2. Aku jadi ingat papa mama mertua Nda. Papa pernah ngomong sama kami, doanya tiap abis sholat, salahsatunya, jika nanti sudah tiba waktunya papa berpulang, dia hanya ingin tidak menyusahkan keluarganya dalam hal apapun. Dan masyaallah papa mama samasekali ga nyusahin 🥲.. arti nyusahin di sini selain tidak meninggalkan utang, tapi juga papa pengennya ga lama2 jadi beban keluarga kalo sakit. Dan papa itu meninggal Krn jatuh, trus kena ke ginjalnya, hanya dalam 7 hari di rawat, akhirnya meninggal Krn kena serangan jantung. Dan kubur pun papa udh siapin, hrs 1 liang Ama adeknya Raka yg udh duluan meninggal dr kecil Krn jantung. Mama juga gitu, kena COVID 2020 lalu, hanya 5 hari LGS collapse, trus meninggal. Ga ada sedikitpun mereka menyusahkan keluarga.

    Dan aku juga pengen kayak gitu. Seandainya aku berpulang nanti, berharap bgt ga sakit terlalu lama, supaya keluarga ga repot Ama biaya dll nya.. itu yg salah satu aku minta dlm doa. Kalo hutang, sebisa mungkin kami ga berhutang. Pake CC itu LGS bayar. Ada sih cicilan, tapi pake asuransi semuanya, supaya kalo ada apa2nya, keluarga ga susah melunasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masya Allah ya mba, semoga kita bisa meninggal dalam keadaan yang baik dan tdk menyusahkan orang lain

      Delete
  3. Saya suka artikelnya, dan saya jadi kepikiran selama ini saya belum mempersiapkan apa2 untuk keperluan kematian saya kelak hahaa. Kok, mbak belum ada postingan terbaru ya? ditunggu ya. Terimakasih. Jangan lupa kalau sempat mampir ke blog saya.

    ReplyDelete
  4. Pernah sekali dan sering berpikir begitu, makanya ya kalau bisa sih gak ninggalin masalah gitu.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)