Disclaimer : Jika ada kesamaan cerita dengan apa yang gue ceritakan pada kehidupan anda, mungkin itu hanya kebetulan, dari banyaknya populasi di dunia ini, satu manusia dengan manusia yang lain bisa saja mengalami kisah hidup yang sama. Jadi kalau memang suami anda sama dengan yang dicerita ini, tolong deh jangan tanya-tanya ke gue, mungkin itu cerita suami orang 😂 😂
Dan tolong banget jangan cocokologi dengan kisah hidup lo
jika sama persis dengan apa yang gue ceritain, dengan mencari-cari siapa gue,
suami gue, iya klo elo yang gue ceritain, kalo bukan.. Ih kepedean udah geer
ngerasa diceritain 😅😅
secara disini gue nggak nyebut nama pelaku, lokasi kejadian, pekerjaan dan suku
ya, jadi jika pun ada yang merasa sama, lo nggak bisa menuntut atas cerita
ini..
Di
suatu sore yang mendung suami gue tiba-tiba ngajak ngobrol,
"Bu..
Ibu.. Abah mau cerita tapi ibu jangan marah ya"
"Perempuan
ya?" gue sih sudah bisa menebak, kalau soal perempuan gue pasti agak emosi
kalau diceritain wkwk.. Ya, gue rasa juga ibu-ibu lain pun demikian.
"Iya,
tapi ini nggak ada hubungannya sama abah"
"Oke
gimana.."
Jadi
tersebutlah kisah, suami gue ini memiliki seorang klien yang sekarang menjadi
akrab karena keterlibatan kerjaan mereka. Dan di hari kesekian, temannya ini
tiba-tiba cerita masalah pribadinya. Bahwa dia minta dicarikan seorang ulama
untuk minta dinikahkan, antara dia dengan teman perempuannya. Menikah sirilah
intinya. Tapi si perempuan pengen menikah dan diakui secara hukum. Si ibu dan
kakaknya sudah sangat setuju jika si perempuan menikah dengan si laki-laki. Si
cewe juga tau kalau temen laki gue ini udah punya istri dan anak.
"Temen
abah ini kerjaanya apa?"
"Dia
mah pengusaha, bla.. Bla..bla" menceritakan secara detail apa saja
pekerjaannya.
"Hmm
gtu. ." gue aga sensitif sih denger cerita beginian jadi gue berusaha
acuh. Tapi diam-diam gue mengamati.
"Tapi
ada kisah yang sedih bu" bahwa si perempuan ini sudah pernah menikah
dengan pria yang sangat tampan, suaminya ini memutuskan untuk menjadi mualaf,
hingga suatu hari si laki-laki seperti mempermainkan agamanya, dan kembali ke
agama semula. Dalam pernikahan beda agama ini, si suami bukannya semakin baik,
dia malah menunjukkan sifat aslinya, dimana dia semakin gemar mabuk-mabukkan
dan main perempuan. Puncaknya dia membawa perempuan kerumah dan dengan kurang
ajarnya dia bersetubuh di samping istrinya. Gue sih denger ceritanya takut,
mungkin Allah melindungi gue dari laki-laki bangsat kayak gitu, tapi nggak
habis piker aja, bisa-bisanya ada suami yang tega seperti gitu.
Suami
gue juga bingung siapa ustad yang bisa mengawini keduanya, "Poligami emang
nggak dilarang sih bro, tapi gue nggak ngerti siapa yang bisa ngawinin lo, kalo
mintanya kayak gitu" sampe sini gue masih mencerna. Bingung mau ngomong
apaan.
"Yaa
niat dia sih baik bu, mau nolong si perempuan ini. Dia bahkan nunjukin foto si
cewe dan mantan suaminya, tolong banget, ganteng banget bu"
"Gitu
doang ceritanya? Bukan urusan aku, masa bodo" pura-pura masa bodo tapi
kepikiran juga.
Kemudian
gue mandi, dalam mandi itu gue berfikir, kok ada yang aneh ya, niat si cowo itu
pengen nolong, kayaknya gue harus nanya lagi, tapi kan tadi udah bilang masa
bodo yang artinya gue udah nggak peduli 🤣🤣 gue masih penasaran ini
motifnya gimana.
Maka
setelah mandi gue pancing-pancinglah laki gue untuk bercerita lagi
"Tadi
abah ketemu siapa aja di kantor" maksudnya kliennya dia ya.
"Si
anu..si anu..si anu"
"Jadi
yang terakhir abah ngobrol ama si temen yang minta dikawinin itu? Si cewe
kerjaannya apa?"
"Dia
mah konsultan"
"HAHHH..
Konsultan? Berdikari dong dia, sama-sama kayalah, kalo bisa berdiri sendiri
ngapain merusak kebahagiaan orang. Itu namanya ngambil suami orang. Kalo nggak,
kenapa nggak cari laki-laki yang jomblo gitu misal, kenapa harus suami
orang?" kan tolol.
"Tuh
kan ibu mah gitu. Katanya diskusi, abah mah sudah menduga pasti ujung-ujungnya
ribut, makannya abah mah takut ngomong kayak gini"
"Ngapain
takutlah, kalo takut abah melakukan juga pasti"
"Nah
kan..nah kan.." seru banget kan, jadi ribut antar suami istri wkwk..
"Enggak,
maksudnya gini loh. Dia kan niat nolong, kata abah 'bagus sih niat dia bagus
pengen nolong' nolongnya dimana? Aku pikir dia tu janda.."
"Ya
kan emang janda"
"Engga
maksudnya janda miskin yang nggak punya apa-apa, itu niat nolongnya dimana?
(mungkin pembaca mikirnya juga demikian ya sebelum sampe pada part ini) Secara
cewenya aja konsultan. Yang harus ditolong apanya?" hatinya? Atau apanya?
"Ya
nggak taulah, dia mungkin mau nolong buat nyelametin trauma masa lalu dia"
"Ya
tapi kan nggak harus sama suami orang, itu kalo istrinya tau, habis tu
suaminya"
"Ya
biarin aja itu urusannya dia. Nggak asik ah ibu mah, abah tau ujung-ujungnya
pasti ribut . Bu poligami mah nggak
dilarang"
"Siapa
yang bilang ngelarang, ini tuh ibu hanya mengeluarkan opini ibu aja. Poligami
emang nggak dilarang, siapa yang ngelarang. Tapi ya kenapa nggak sama janda
miskin atau yang nggak mampu kalo emang mau nolong"
"Nggak
ngertilah, namanya cinta"
"Emang
cinta kadang bikin buta hhhh" ini yang harusnya berfikir logis kan laki
gue ya, tapi kenapa kebalik.
Bagi
gue silahkan poligami, tapi jangan diawali dengan perzinahan.
Poligami
ya poligami, tapi belakangan kenapa banyak orang yang menyelewengkan arti
poligami, dengan awal yang salah ujung-ujungnya menikah, lantas dia sebut
poligami? Cuh.. Sumpah emosi gue, mereka seolah-olah membenarkan yang salah.
Opini
gue, orang yang mengawali poligami dengan pacaran itu bukan poligami namanya,
tapi selingkuh. Konsep poligami itu nggak kayak gitu, gue emang enggak
ngerti-ngerti banget agama ya, tapi setahu gue agama memperbolehkan poligami
dengan syariat bukan dengan maksiat. Bagaimana ngana pe opini, setuju tidak
deng beta pung opini?
Kalo
emang niat poligami, ya dengan udzur tertentu, misal istri (maaf) sulit punya
keturunan, atau tidak bisa menahan syahwat sedang istri tak kuat, atau ingin
memperbanyak generasi-generasi shalih-shalihah. Mungkin poligami akan menyakiti
istri, siapa sih istri yang ingin dimadu, tapi mungkin jika caranya bener,
istri bisa mempertimbangkan walaupun berat, itu pun harus dilakukan dengan akal
yang sehat bukan syahwat. Dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa melakukan
poligami seperti ini, dengan kekuatan iman dan islam misal. Kalau caranya
dengan (tiba-tiba) kenalan ama cewe terus lanjut chat, lama-lama suka, dan
tiba-tiba ingin menikahi lantas karena kasihan apa bisa disebut poligami. Kok,
nalar gue nggak nyampe banget ya, maaf.. Apalagi si cewe tau si bapak ini punya
istri dan anak, duh ya jadi perempuan kok jahat banget mbak, memang sih si
embak posisinya dalam keadaan tersakiti, tapi kalo posisinya dibalik, mbak yang
jadi istri terus disakiti tiba-tiba ketahuan suami punya istri dengan cara yang
salah bagaimana? Apakah tersakiti harus dengan mengambil suami orang lalu
membuat perempuan lain jadi sakit juga. Blunder banget woooy!
Sekali
lagi itu bukan poligami, tapi itu menyelewengkan arti poligami, dan membenarkan
kemaksiatan agar bisa disebut poligami. Duh pedes banget gue ngomongnya ya,
tapi ya emang yang gini-gini harus diluruskan ya bapak ibu sekalian. Jangan
mentang-mentang anda laki-laki bebas menikahi ratusan perempuan dengan alasan
agama anda menyebutnya poligami, padahal diawali dengan zina. Btw zina itu
bukan hanya kelamin ketemu kelamin, melakukan sesuatu yang dilarang Allah aja
itu sudah zina, misal zina tangan (mencuri) zina mata (melihat hal-hal
pornografi, menikmati seseorang sampai mengkhayalkannya), zina kuping
(mendengarkan berita yang jadi perghibahan). Oh tidak bisa saya menyebutnya
poligami...
Maaaaf
banget..maaf banget, oknum-oknum seperti anda ini yang sudah membuat citra
poligami menjadi tercoreng, menjadi dibenci banyak kalangan, padahal poligami
itu baik jika dengan syarat dan ketentuan yang berlaku :D bukan main ambil laki
orang terus disebut poligami, atau kenalan ama cewe ngajak nikah terus dibilang
poligami padahal udah punya istri. Duh yak kok pengen nangis T_T.. Pantes,
baginda Nabi selalu di hujat kalau sudah ada yang bahas poligami. Ternyata orang-orang
kayak gini yang berbuat nakal.
Sudah
tentu bukan poligaminya yang salah, tapi orangnyalah yang salah. Akhir kata,
jangan sebut poligami jika anda menikahi anak orang diawali dengan pedekate
sendirian tanpa bantuan orang ketiga. Gue pengen ngomong kayak gini sih ke
suami, tapi laki-laki selalu punya argument yang lain soal poligami. Jadi lebih
baik gue tulis ajalah :D mungkin dengan tulisan gue banyak yang kemudian
berfikir ulang jika melakukan poligami yang salah.
Tengkyuu
sudah membaca, komenlah dengan bijak, sarkas nggak apa-apa paling gue buang
hohoho..
Setuju bukan poligaminya yang salah tetap orangnya yang nakal plus dungu sih, pendapat pribadi saya sebenernya saya tidak setuju dengan poligami, mengapa harus? sedih rasanya menyakiti pasangan atau istri sendiri. apalagi perempuan adalah ibu bagi saya yang harus terus dibahagiakan, dijaga, dihargai. :D
ReplyDeleteAda laki2 yg ditakdirkan punya istri lbh dari satu, ada jg yg setia. Semua perempuan memang pengennya ditakdirkan punya suami ga kemana2 emang tapo ya gimana, namanya kehidupan bukan kita yg ngatur 😂😂😂😂
DeleteHahahahahah, sabaaaar mandaaa 😄🤗. Tapi memang yaaa topik poligami iu paling maleeees dibicarain. Apalagi kalo cara melakukannya dari awal ga bener. Trus cewe yg dinikahin juga bukan janda tua membutuhkan, tapi malah gadis perawan muda cantik aduhai 🤣. Kan bikin julid jadinya. Aku juga ga akan setuju kok yg begitu. Malah menghancurkan makna poligami yg dilakukan nabi 😮💨.
ReplyDeleteUntungnya suami juga tipe yg ga setuju kok Ama poligami gini. Dan aku percaya, dia menentang. Lah 1 istri aja kebutuhan udah banyak, apalagi 2 🤣🤣. Mana bisa adil begitu
Ini pas dengan artis musisi yang selingkuh nih, lagu cintanya dipertanyakan atau memang relate dengan lagu² cintanya ...
ReplyDeleteLebih baik, satu dan tidak dibagi-bagi. Semua kalau jadi pembenaran ya semua benar, lebih baik satu lawan satu, itu lebih baik, hidup setia sampai hayat.
ReplyDelete