Thursday, 9 March 2023

Poligami Itu Tidak Diawali Dengan Selingkuh

 


Disclaimer : Jika ada kesamaan cerita dengan apa yang gue ceritakan pada kehidupan anda, mungkin itu hanya kebetulan, dari banyaknya populasi di dunia ini, satu manusia dengan manusia yang lain bisa saja mengalami kisah hidup yang sama. Jadi kalau memang suami anda sama dengan yang dicerita ini, tolong deh jangan tanya-tanya ke gue, mungkin itu cerita suami orang 😂 😂

Dan tolong banget jangan cocokologi dengan kisah hidup lo jika sama persis dengan apa yang gue ceritain, dengan mencari-cari siapa gue, suami gue, iya klo elo yang gue ceritain, kalo bukan.. Ih kepedean udah geer ngerasa diceritain 😅😅 secara disini gue nggak nyebut nama pelaku, lokasi kejadian, pekerjaan dan suku ya, jadi jika pun ada yang merasa sama, lo nggak bisa menuntut atas cerita ini..

 

Di suatu sore yang mendung suami gue tiba-tiba ngajak ngobrol,

"Bu.. Ibu.. Abah mau cerita tapi ibu jangan marah ya"

"Perempuan ya?" gue sih sudah bisa menebak, kalau soal perempuan gue pasti agak emosi kalau diceritain wkwk.. Ya, gue rasa juga ibu-ibu lain pun demikian.

"Iya, tapi ini nggak ada hubungannya sama abah"

"Oke gimana.."

 

Jadi tersebutlah kisah, suami gue ini memiliki seorang klien yang sekarang menjadi akrab karena keterlibatan kerjaan mereka. Dan di hari kesekian, temannya ini tiba-tiba cerita masalah pribadinya. Bahwa dia minta dicarikan seorang ulama untuk minta dinikahkan, antara dia dengan teman perempuannya. Menikah sirilah intinya. Tapi si perempuan pengen menikah dan diakui secara hukum. Si ibu dan kakaknya sudah sangat setuju jika si perempuan menikah dengan si laki-laki. Si cewe juga tau kalau temen laki gue ini udah punya istri dan anak.

 

"Temen abah ini kerjaanya apa?"

"Dia mah pengusaha, bla.. Bla..bla" menceritakan secara detail apa saja pekerjaannya.

"Hmm gtu. ." gue aga sensitif sih denger cerita beginian jadi gue berusaha acuh. Tapi diam-diam gue mengamati.

"Tapi ada kisah yang sedih bu" bahwa si perempuan ini sudah pernah menikah dengan pria yang sangat tampan, suaminya ini memutuskan untuk menjadi mualaf, hingga suatu hari si laki-laki seperti mempermainkan agamanya, dan kembali ke agama semula. Dalam pernikahan beda agama ini, si suami bukannya semakin baik, dia malah menunjukkan sifat aslinya, dimana dia semakin gemar mabuk-mabukkan dan main perempuan. Puncaknya dia membawa perempuan kerumah dan dengan kurang ajarnya dia bersetubuh di samping istrinya. Gue sih denger ceritanya takut, mungkin Allah melindungi gue dari laki-laki bangsat kayak gitu, tapi nggak habis piker aja, bisa-bisanya ada suami yang tega seperti gitu.

Suami gue juga bingung siapa ustad yang bisa mengawini keduanya, "Poligami emang nggak dilarang sih bro, tapi gue nggak ngerti siapa yang bisa ngawinin lo, kalo mintanya kayak gitu" sampe sini gue masih mencerna. Bingung mau ngomong apaan.

 

 

"Yaa niat dia sih baik bu, mau nolong si perempuan ini. Dia bahkan nunjukin foto si cewe dan mantan suaminya, tolong banget, ganteng banget bu"

"Gitu doang ceritanya? Bukan urusan aku, masa bodo" pura-pura masa bodo tapi kepikiran juga.

 

Kemudian gue mandi, dalam mandi itu gue berfikir, kok ada yang aneh ya, niat si cowo itu pengen nolong, kayaknya gue harus nanya lagi, tapi kan tadi udah bilang masa bodo yang artinya gue udah nggak peduli 🤣🤣 gue masih penasaran ini motifnya gimana.

 

Maka setelah mandi gue pancing-pancinglah laki gue untuk bercerita lagi

 

"Tadi abah ketemu siapa aja di kantor" maksudnya kliennya dia ya.

"Si anu..si anu..si anu"

"Jadi yang terakhir abah ngobrol ama si temen yang minta dikawinin itu? Si cewe kerjaannya apa?"

"Dia mah konsultan"

"HAHHH.. Konsultan? Berdikari dong dia, sama-sama kayalah, kalo bisa berdiri sendiri ngapain merusak kebahagiaan orang. Itu namanya ngambil suami orang. Kalo nggak, kenapa nggak cari laki-laki yang jomblo gitu misal, kenapa harus suami orang?" kan tolol.

"Tuh kan ibu mah gitu. Katanya diskusi, abah mah sudah menduga pasti ujung-ujungnya ribut, makannya abah mah takut ngomong kayak gini"

"Ngapain takutlah, kalo takut abah melakukan juga pasti"

"Nah kan..nah kan.." seru banget kan, jadi ribut antar suami istri wkwk..

"Enggak, maksudnya gini loh. Dia kan niat nolong, kata abah 'bagus sih niat dia bagus pengen nolong' nolongnya dimana? Aku pikir dia tu janda.."

"Ya kan emang janda"

"Engga maksudnya janda miskin yang nggak punya apa-apa, itu niat nolongnya dimana? (mungkin pembaca mikirnya juga demikian ya sebelum sampe pada part ini) Secara cewenya aja konsultan. Yang harus ditolong apanya?" hatinya? Atau apanya?

"Ya nggak taulah, dia mungkin mau nolong buat nyelametin trauma masa lalu dia"

"Ya tapi kan nggak harus sama suami orang, itu kalo istrinya tau, habis tu suaminya"

"Ya biarin aja itu urusannya dia. Nggak asik ah ibu mah, abah tau ujung-ujungnya pasti ribut  . Bu poligami mah nggak dilarang"

"Siapa yang bilang ngelarang, ini tuh ibu hanya mengeluarkan opini ibu aja. Poligami emang nggak dilarang, siapa yang ngelarang. Tapi ya kenapa nggak sama janda miskin atau yang nggak mampu kalo emang mau nolong"

"Nggak ngertilah, namanya cinta"

"Emang cinta kadang bikin buta hhhh" ini yang harusnya berfikir logis kan laki gue ya, tapi kenapa kebalik.

Bagi gue silahkan poligami, tapi jangan diawali dengan perzinahan.

Poligami ya poligami, tapi belakangan kenapa banyak orang yang menyelewengkan arti poligami, dengan awal yang salah ujung-ujungnya menikah, lantas dia sebut poligami? Cuh.. Sumpah emosi gue, mereka seolah-olah membenarkan yang salah.

 

Opini gue, orang yang mengawali poligami dengan pacaran itu bukan poligami namanya, tapi selingkuh. Konsep poligami itu nggak kayak gitu, gue emang enggak ngerti-ngerti banget agama ya, tapi setahu gue agama memperbolehkan poligami dengan syariat bukan dengan maksiat. Bagaimana ngana pe opini, setuju tidak deng beta pung opini?

Kalo emang niat poligami, ya dengan udzur tertentu, misal istri (maaf) sulit punya keturunan, atau tidak bisa menahan syahwat sedang istri tak kuat, atau ingin memperbanyak generasi-generasi shalih-shalihah. Mungkin poligami akan menyakiti istri, siapa sih istri yang ingin dimadu, tapi mungkin jika caranya bener, istri bisa mempertimbangkan walaupun berat, itu pun harus dilakukan dengan akal yang sehat bukan syahwat. Dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa melakukan poligami seperti ini, dengan kekuatan iman dan islam misal. Kalau caranya dengan (tiba-tiba) kenalan ama cewe terus lanjut chat, lama-lama suka, dan tiba-tiba ingin menikahi lantas karena kasihan apa bisa disebut poligami. Kok, nalar gue nggak nyampe banget ya, maaf.. Apalagi si cewe tau si bapak ini punya istri dan anak, duh ya jadi perempuan kok jahat banget mbak, memang sih si embak posisinya dalam keadaan tersakiti, tapi kalo posisinya dibalik, mbak yang jadi istri terus disakiti tiba-tiba ketahuan suami punya istri dengan cara yang salah bagaimana? Apakah tersakiti harus dengan mengambil suami orang lalu membuat perempuan lain jadi sakit juga. Blunder banget woooy!

Sekali lagi itu bukan poligami, tapi itu menyelewengkan arti poligami, dan membenarkan kemaksiatan agar bisa disebut poligami. Duh pedes banget gue ngomongnya ya, tapi ya emang yang gini-gini harus diluruskan ya bapak ibu sekalian. Jangan mentang-mentang anda laki-laki bebas menikahi ratusan perempuan dengan alasan agama anda menyebutnya poligami, padahal diawali dengan zina. Btw zina itu bukan hanya kelamin ketemu kelamin, melakukan sesuatu yang dilarang Allah aja itu sudah zina, misal zina tangan (mencuri) zina mata (melihat hal-hal pornografi, menikmati seseorang sampai mengkhayalkannya), zina kuping (mendengarkan berita yang jadi perghibahan). Oh tidak bisa saya menyebutnya poligami...

 

Maaaaf banget..maaf banget, oknum-oknum seperti anda ini yang sudah membuat citra poligami menjadi tercoreng, menjadi dibenci banyak kalangan, padahal poligami itu baik jika dengan syarat dan ketentuan yang berlaku :D bukan main ambil laki orang terus disebut poligami, atau kenalan ama cewe ngajak nikah terus dibilang poligami padahal udah punya istri. Duh yak kok pengen nangis T_T.. Pantes, baginda Nabi selalu di hujat kalau sudah ada yang bahas poligami. Ternyata orang-orang kayak gini yang berbuat nakal.

Sudah tentu bukan poligaminya yang salah, tapi orangnyalah yang salah. Akhir kata, jangan sebut poligami jika anda menikahi anak orang diawali dengan pedekate sendirian tanpa bantuan orang ketiga. Gue pengen ngomong kayak gini sih ke suami, tapi laki-laki selalu punya argument yang lain soal poligami. Jadi lebih baik gue tulis ajalah :D mungkin dengan tulisan gue banyak yang kemudian berfikir ulang jika melakukan poligami yang salah.

Tengkyuu sudah membaca, komenlah dengan bijak, sarkas nggak apa-apa paling gue buang hohoho..

5 comments :

  1. Setuju bukan poligaminya yang salah tetap orangnya yang nakal plus dungu sih, pendapat pribadi saya sebenernya saya tidak setuju dengan poligami, mengapa harus? sedih rasanya menyakiti pasangan atau istri sendiri. apalagi perempuan adalah ibu bagi saya yang harus terus dibahagiakan, dijaga, dihargai. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada laki2 yg ditakdirkan punya istri lbh dari satu, ada jg yg setia. Semua perempuan memang pengennya ditakdirkan punya suami ga kemana2 emang tapo ya gimana, namanya kehidupan bukan kita yg ngatur 😂😂😂😂

      Delete
  2. Hahahahahah, sabaaaar mandaaa 😄🤗. Tapi memang yaaa topik poligami iu paling maleeees dibicarain. Apalagi kalo cara melakukannya dari awal ga bener. Trus cewe yg dinikahin juga bukan janda tua membutuhkan, tapi malah gadis perawan muda cantik aduhai 🤣. Kan bikin julid jadinya. Aku juga ga akan setuju kok yg begitu. Malah menghancurkan makna poligami yg dilakukan nabi 😮‍💨.

    Untungnya suami juga tipe yg ga setuju kok Ama poligami gini. Dan aku percaya, dia menentang. Lah 1 istri aja kebutuhan udah banyak, apalagi 2 🤣🤣. Mana bisa adil begitu

    ReplyDelete
  3. Ini pas dengan artis musisi yang selingkuh nih, lagu cintanya dipertanyakan atau memang relate dengan lagu² cintanya ...

    ReplyDelete
  4. Lebih baik, satu dan tidak dibagi-bagi. Semua kalau jadi pembenaran ya semua benar, lebih baik satu lawan satu, itu lebih baik, hidup setia sampai hayat.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)