Banyak dari kita para ibu-ibu yang menunggu dengan tidak sabar proses penyapihan ini, banyak yang kepingin cepat-cepat selesai, dengan alasan ingin bebas dari rasa sakit sebab menyusui. Ada lagi yang tidak tahan dengan proses mengASIhi, karena menyusui itu membuang waktu, bagaimana tidak, menyusui kan sambil rebahan dan nggak bisa melakukan apa-apa. Loh ya, padahal jaman sekarang ini kita sudah dikasih fasilitas enak sama zaman, masak iya sih, ngerasa nggak bisa melakukan apa-apa pas bayi lagi nenen, ibu-ibu kan bisa baca, belajar bikin kue sambil nonton youtube, menambah ilmu nggak harus datang ke pusat ilmu kan? Selain itu bisa bikin konten, mendengarkan musik, silaturahmi dll. (Tapi dengan catatan, melakukan ini semua saat bayi anda dipastikan sudah tertidur lelap ya, kalau belum tidur plisslah jangan sambal main hape. Nikmati aja momentnya)
Coba
bayangkan ibu-ibu jaman dulu yang tidur nggak punya gadget, mereka mau
melakukan apa coba? Ya udah, kaku aja gitu kayak kanebo kering wakakak..
Nah,ada
lagi yang bosan menyusui, karena menyusui anak jadi nggak mandiri, maunya
nempel terus sama ibunya. Ya kan emang lagi masanya bu anak itu nempel terus
ama ibunya, ntar klo dah remaja anak udah nggak mau nempel lagi eh emaknya
malah pengen deket-deket. Bonding kan dibangun dari sejak dini bu, mana ada
bonding terjadi kalau tanpa pendekatan.. Ah pokoknya banyak deh alasan-alasan
klasik tentang drama penyapihan sebelum 2 tahun, males dengernya aku :D,
bawaannya jadi pengen menghujat T_T. Kalau alasannya ASI sudah tidak keluar,
nah itu baru bisa dimaklumi, tapi kalau masih keluar dan anak masih membutuhkan
ASI lalu disetop, ih itu tega sih kubilang. Kalau ibu-ibu yang ilmunya
berlandaskan Al-Qur'an pasti akan mengupayakan anak untuk terus di kasih ASI
sampai 2 tahun. Ga tau deh kalau yang pakai ilmu sendiri. Hehe...
Lain
halnya dengan aku, aku tuh termasuk ibu yang nggak kepingin menyapih
cepat-cepat :D. Nggak tau ya kenapa ya, menyusui itu sebuah hal yang sangat
menyenangkan. Bagaimana sebagian zat makanan yang kita makan tersalurkan dalam
tubuh si kecil. Itu tuh arrrggghhh.. Proses yang sangat mengharukan sekali
nggak sih. Apa kalian nggak merasakan proses ini duhai ibu-ibu yang enggan
menyusui bayinya hanya karena mengASIhi proses yang menyakitkan. Padahal,
banyak ibu yang nggak bisa menyusui, bisa karena ASInya nggak keluar (sedihnya,
mereka sudah mengupayakan sedemikian rupa). Ada pula ibu yang nggak bisa
mengASIhi secara langsung karena tuntutan pekerjaan, tapi mereka rela pumping
di sela-sela kerja, simpen ASI di freezer kantor demi bisa memberikan ASInya
pada si buah hati. Lah, lalu kenapa ada sebagian ibu-ibu yang nggak mau nenenin
bayinya, hanya karena akan membuat bagian tubuh menjadi tidak menarik lagi,
misal payudara jadi kendor dan tidak terlihat menarik lagi. Iya sih menyenangkan
suami emang pahala, tapi payudara bukan satu-satunya penentu kebahagiaan
pasangan. Ah payah sekali suami kamu kalau menuntut payudara harus bagus, ntar
kalau sudah tua sedikit gimana saat lihat payudara perempuan-perempuan yang
masih ranum heuheu.. Pengen dicaplok nggak tuh pak wkwkwk.. Kalau payudara
indah hanya jadi salah satu alasan kebahagiaan, berapa banyak perempuan bertete
indah yang banyak diselingkuhi, hanya karena suaminya tertarik dengan tete
perempuan lain?
Maka
sebab itu proses menyusui ini aku nikmati betul, tak perduli dengan bentuk
payudara yang terlihat kendur, toh suamiku tetap menyukainya hehe.. Maka,
sebagaimana seorang anak yang membutuhkan ibunya, bayi-bayiku akan
berteriak-teriak menginginkan ASI, ah rasanya betul-betul seperti fans yang
mencari idolanya.
MengASIhi juga adalah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah. Salah satunya
adalah konsep rezeki, bagaimana seorang manusia yang tidak bisa apa-apa, tapi
rezekinya masih dijamin oleh Allah, dia tinggal nangis, maka Air susu datang
menghampiri. Sebagaimana konsep rezeki adalah sesuatu yang harus diupayakan,
berusaha, maka seorang anak akan berusaha nangis untuk menjadi kenyang, kalian
pernah berfikir sampai sana nggak sih ya Allah… menyusui itu indah sekali T_T
Aku menyapih Naqib diusia 3 tahun, tanpa drama, cuma dikasih tau gini,
"Qib, kan Naqib dah gede dah ga nenen lagi ya. Naqib mau ibu beliin apa
biar ga nenen lagi?"
"Naqib mau lego sama playdough" kalau nggak salah sih itu mintanya,
yang keinget playdoughnya doang soalnya wkwkwk
Ya
udah selesai dibeliin itu pada hari yang sama dia nggak mau nenen. Emang sih
ada pada salah satu hari dia berteriak-teriak ingin nenen, cuma nggak ku
perdulikan, dan itu hanya terjadi sekitar 10 menit, nggak lama. Dan akhirnya
dia benar-benar lepas nenen. Dramanya itu doang loh, serius!. Nggak perlu
dikasih antowali eh apa sih namanya yang pahit-pahit itu? Nggak perlu drama
gendong-gendong, dibujuk-bujuk, tangisan drama dan derai air mata lainnya yang
menurutku makin membuat ibu nggak tega.
Kalau
menyapih adiknya lebih lama lagi, kalo ini sih aku yang drama. Karena
menganggap aku nggak akan punya anak lagi jadi menyapih si ade agak lama. Yah
gimana, sedih juga nggak bisa nenenin lagi, secara ini adalah moment terakhir,
nggak tau kalau Allah berkehendak lain ngasih anak lagi ye kan. Tau nggak sih
kalau kita menikmati mengASIhi itu waktu terasa cepat banget, dari semenjak
lahir sampe ade sekarang usianya 3,5 tahun setiap hari kurasakan waktu jangan
dulu berlalu. Bagaimana melihat indahnya mulut bayiku mengisap saripati makanan
yang kumakan, lalu dia kekenyangan, gumoh, tidur nyenyak, diulang lagi, indah
sekali. Bahkan saat nenen dia memelukku, kami berpandangan, aku menatap
wajahnya yang mungil, mata-matanya yang tak berdosa. Kadang kami saling
menyentuh muka, memainkan hidung, menyentuh mata, dan kita tertawa bersama.
Moment ini nggak akan bisa diulang 20 tahun lagi, ya karena aku udah Sepuh woy,
hanya istri nabi Zakaria yang bisa hamil diusia senja dan menikmati moment ini
di usia tuanya. Aku? Nggak tau kalau Allah berkehendak. Makannya menyapih ade
ini agak lama, walaupun aku dihujat orang-orang karena belum menyapih ade, tapi
kayaknya kita nggak perduli. Ya sebab mereka kan nggak bisa menciptakan moment
kayak gini sama aku, mereka bisanya menghujat saja tanpa tau perasaan aku
wkwkk.. Jadi karena kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan ya, peduli
amat bacotan orang, yang penting aku bahagia.
Biasa
sih pertanyaan-pertanyaan orang itu dari yang wajar sampai yang mengkhawatirkan
aku, padahal kan hidup aku yang menjalani yah, kok bisa-bisanya orang lain yang
bingung, ngasih makan aja enggak :D
"Ih ade masih nenen yaaa.. Udah gede kok masih nenen" tapi si ade nggak tantrum juga orang-orang berkata
demikian, yah mungkin karena dia nggak ngerti kalau lagi diledek, jadi masuk
kuping kanan keluar kuping kiri. Lah kalo emaknya dibully kan udah bisa mikir.
"Kenapa
sih kok nggak mau nyapih Nawa?"
"Anaknya
dah gede ih nggak mau disapih"
"Ntar
makin susah loh disapihnya.. " yang perih-perih nggak usahlah ditulis ya,
cukup aku yang tau 😊
Faktanya
siapa bilang menyapih Nawa susah, pakai drama, tangis-tangisan, konflik, perang
teluk. Bahkan loh ya, yang aku baca, anak disapih ada yang sampai demam
berhari-hari. Percaya deh, kalau anak sudah bisa banget disounding, akan sangat
mudah untuk disapih. Terbukti si Nawa nggak panas, nggak tantrum, nggak drama
sama sekali. Cukup dibilang, "Dek, nenen ibu sakit banget, udah ya
nenennya, bengkak nih",
"Kalau
pegang-pegang boleh bu?"
"Iya
boleh"
Ya
akhirnya sekarang dia tidur sambil pegang-pegang nenen dan sungguh, tidurnya
cepat
tak ada drama.
Yah
sesimpel itu menyapih Nawa, hehe… tapi.. ibu akan merindukan moment ini dek T_T
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)