Thursday, 16 May 2024

3,5 Tahun Akhirnya Lepas ASI

 



 

Banyak dari kita para ibu-ibu yang menunggu dengan tidak sabar proses penyapihan ini, banyak yang kepingin cepat-cepat selesai, dengan alasan ingin bebas dari rasa sakit sebab menyusui. Ada lagi yang tidak tahan dengan proses mengASIhi, karena menyusui itu membuang waktu, bagaimana tidak, menyusui kan sambil rebahan dan nggak bisa melakukan apa-apa. Loh ya, padahal jaman sekarang ini kita sudah dikasih fasilitas enak sama zaman, masak iya sih, ngerasa nggak bisa melakukan apa-apa pas bayi lagi nenen, ibu-ibu kan bisa baca, belajar bikin kue sambil nonton youtube, menambah ilmu nggak harus datang ke pusat ilmu kan? Selain itu bisa bikin konten, mendengarkan musik, silaturahmi dll. (Tapi dengan catatan, melakukan ini semua saat bayi anda dipastikan sudah tertidur lelap ya, kalau belum tidur plisslah jangan sambal main hape. Nikmati aja momentnya)

Coba bayangkan ibu-ibu jaman dulu yang tidur nggak punya gadget, mereka mau melakukan apa coba? Ya udah, kaku aja gitu kayak kanebo kering wakakak..

Nah,ada lagi yang bosan menyusui, karena menyusui anak jadi nggak mandiri, maunya nempel terus sama ibunya. Ya kan emang lagi masanya bu anak itu nempel terus ama ibunya, ntar klo dah remaja anak udah nggak mau nempel lagi eh emaknya malah pengen deket-deket. Bonding kan dibangun dari sejak dini bu, mana ada bonding terjadi kalau tanpa pendekatan.. Ah pokoknya banyak deh alasan-alasan klasik tentang drama penyapihan sebelum 2 tahun, males dengernya aku :D, bawaannya jadi pengen menghujat T_T. Kalau alasannya ASI sudah tidak keluar, nah itu baru bisa dimaklumi, tapi kalau masih keluar dan anak masih membutuhkan ASI lalu disetop, ih itu tega sih kubilang. Kalau ibu-ibu yang ilmunya berlandaskan Al-Qur'an pasti akan mengupayakan anak untuk terus di kasih ASI sampai 2 tahun. Ga tau deh kalau yang pakai ilmu sendiri. Hehe...

Lain halnya dengan aku, aku tuh termasuk ibu yang nggak kepingin menyapih cepat-cepat :D. Nggak tau ya kenapa ya, menyusui itu sebuah hal yang sangat menyenangkan. Bagaimana sebagian zat makanan yang kita makan tersalurkan dalam tubuh si kecil. Itu tuh arrrggghhh.. Proses yang sangat mengharukan sekali nggak sih. Apa kalian nggak merasakan proses ini duhai ibu-ibu yang enggan menyusui bayinya hanya karena mengASIhi proses yang menyakitkan. Padahal, banyak ibu yang nggak bisa menyusui, bisa karena ASInya nggak keluar (sedihnya, mereka sudah mengupayakan sedemikian rupa). Ada pula ibu yang nggak bisa mengASIhi secara langsung karena tuntutan pekerjaan, tapi mereka rela pumping di sela-sela kerja, simpen ASI di freezer kantor demi bisa memberikan ASInya pada si buah hati. Lah, lalu kenapa ada sebagian ibu-ibu yang nggak mau nenenin bayinya, hanya karena akan membuat bagian tubuh menjadi tidak menarik lagi, misal payudara jadi kendor dan tidak terlihat menarik lagi. Iya sih menyenangkan suami emang pahala, tapi payudara bukan satu-satunya penentu kebahagiaan pasangan. Ah payah sekali suami kamu kalau menuntut payudara harus bagus, ntar kalau sudah tua sedikit gimana saat lihat payudara perempuan-perempuan yang masih ranum heuheu.. Pengen dicaplok nggak tuh pak wkwkwk.. Kalau payudara indah hanya jadi salah satu alasan kebahagiaan, berapa banyak perempuan bertete indah yang banyak diselingkuhi, hanya karena suaminya tertarik dengan tete perempuan lain?

Maka sebab itu proses menyusui ini aku nikmati betul, tak perduli dengan bentuk payudara yang terlihat kendur, toh suamiku tetap menyukainya hehe.. Maka, sebagaimana seorang anak yang membutuhkan ibunya, bayi-bayiku akan berteriak-teriak menginginkan ASI, ah rasanya betul-betul seperti fans yang mencari idolanya.
MengASIhi juga adalah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah. Salah satunya adalah konsep rezeki, bagaimana seorang manusia yang tidak bisa apa-apa, tapi rezekinya masih dijamin oleh Allah, dia tinggal nangis, maka Air susu datang menghampiri. Sebagaimana konsep rezeki adalah sesuatu yang harus diupayakan, berusaha, maka seorang anak akan berusaha nangis untuk menjadi kenyang, kalian pernah berfikir sampai sana nggak sih ya Allah… menyusui itu indah sekali T_T


Aku menyapih Naqib diusia 3 tahun, tanpa drama, cuma dikasih tau gini, "Qib, kan Naqib dah gede dah ga nenen lagi ya. Naqib mau ibu beliin apa biar ga nenen lagi?"
"Naqib mau lego sama playdough" kalau nggak salah sih itu mintanya, yang keinget playdoughnya doang soalnya wkwkwk

Ya udah selesai dibeliin itu pada hari yang sama dia nggak mau nenen. Emang sih ada pada salah satu hari dia berteriak-teriak ingin nenen, cuma nggak ku perdulikan, dan itu hanya terjadi sekitar 10 menit, nggak lama. Dan akhirnya dia benar-benar lepas nenen. Dramanya itu doang loh, serius!. Nggak perlu dikasih antowali eh apa sih namanya yang pahit-pahit itu? Nggak perlu drama gendong-gendong, dibujuk-bujuk, tangisan drama dan derai air mata lainnya yang menurutku makin membuat ibu nggak tega.

Kalau menyapih adiknya lebih lama lagi, kalo ini sih aku yang drama. Karena menganggap aku nggak akan punya anak lagi jadi menyapih si ade agak lama. Yah gimana, sedih juga nggak bisa nenenin lagi, secara ini adalah moment terakhir, nggak tau kalau Allah berkehendak lain ngasih anak lagi ye kan. Tau nggak sih kalau kita menikmati mengASIhi itu waktu terasa cepat banget, dari semenjak lahir sampe ade sekarang usianya 3,5 tahun setiap hari kurasakan waktu jangan dulu berlalu. Bagaimana melihat indahnya mulut bayiku mengisap saripati makanan yang kumakan, lalu dia kekenyangan, gumoh, tidur nyenyak, diulang lagi, indah sekali. Bahkan saat nenen dia memelukku, kami berpandangan, aku menatap wajahnya yang mungil, mata-matanya yang tak berdosa. Kadang kami saling menyentuh muka, memainkan hidung, menyentuh mata, dan kita tertawa bersama. Moment ini nggak akan bisa diulang 20 tahun lagi, ya karena aku udah Sepuh woy, hanya istri nabi Zakaria yang bisa hamil diusia senja dan menikmati moment ini di usia tuanya. Aku? Nggak tau kalau Allah berkehendak. Makannya menyapih ade ini agak lama, walaupun aku dihujat orang-orang karena belum menyapih ade, tapi kayaknya kita nggak perduli. Ya sebab mereka kan nggak bisa menciptakan moment kayak gini sama aku, mereka bisanya menghujat saja tanpa tau perasaan aku wkwkk.. Jadi karena kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan ya, peduli amat bacotan orang, yang penting aku bahagia.

Biasa sih pertanyaan-pertanyaan orang itu dari yang wajar sampai yang mengkhawatirkan aku, padahal kan hidup aku yang menjalani yah, kok bisa-bisanya orang lain yang bingung, ngasih makan aja enggak :D


"Ih ade masih nenen yaaa.. Udah gede kok masih nenen" tapi si ade  nggak tantrum juga orang-orang berkata demikian, yah mungkin karena dia nggak ngerti kalau lagi diledek, jadi masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Lah kalo emaknya dibully kan udah bisa mikir.

"Kenapa sih kok nggak mau nyapih Nawa?"

"Anaknya dah gede ih nggak mau disapih"

"Ntar makin susah loh disapihnya.. " yang perih-perih nggak usahlah ditulis ya, cukup aku yang tau 😊

Faktanya siapa bilang menyapih Nawa susah, pakai drama, tangis-tangisan, konflik, perang teluk. Bahkan loh ya, yang aku baca, anak disapih ada yang sampai demam berhari-hari. Percaya deh, kalau anak sudah bisa banget disounding, akan sangat mudah untuk disapih. Terbukti si Nawa nggak panas, nggak tantrum, nggak drama sama sekali. Cukup dibilang, "Dek, nenen ibu sakit banget, udah ya nenennya, bengkak nih",

"Kalau pegang-pegang boleh bu?"

"Iya boleh"

Ya akhirnya sekarang dia tidur sambil pegang-pegang nenen dan sungguh, tidurnya

cepat tak ada drama.

Yah sesimpel itu menyapih Nawa, hehe… tapi.. ibu akan merindukan moment ini dek T_T




Post a Comment

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)