Udah baca blog aku yang ini kan? Hah.. Orang-orang Indonesia pada takut nikah? Kalo belum mending baca itu dulu biar nyambung baca tulisan ini. Kalau males baca aku simpulkan, jadi rata-rata orang Indonesia itu males nikah karena trauma liat pernikahan orang, pingin kesetaraan gender, sandwich generation, mahar tinggi, dll yang jelas baca aja dulu daripada penasaran dan biar nyambung ama tulisan yang ini.
Yang ajaibnya,
orang-orang yang katanya takut nikah ini nggak disangka, ternyata ada yang menganut
faham Living together lebih baik daripada menikah. Iya Living Together Bahasa kerennya
alias tinggal bersama alias kumpul kebo. Aduh nggak enak banget ya nyebutnya
wkwk.. Iya pada takut nikah tapi tinggal bersama. Kalau dipikir-pikir, living
together kan tinggal bersama juga ya, mending nikah aja nggak sih lebih halal? kalian
masuk nggak sih logika aku :D
Dulu.. Duluu sekali waktu aku jaman SMA, punya temen yang saudaranya LT (kita
singkat saja ya dari Living Together, kalau mau nyebut kumpul kebo kan nggak
enak juga bacanya) nah mereka ini sudah lama tinggal bersama, tapi
ujung-ujungnya menikah juga, kalau dipikir-pikir kenapa juga nggak dari dulu
nikah kan, padahal sudah sama-sama mapan. Dan bohong banget kalau ada rasa tapi
nggak ngapa-ngapain, misal yang cowo bobok diluar gitu, pasti ada dong ketersinggungan
untuk melakukan tindakan asusila. Lah wong temen aku ini kan nanya ya sama
sepupunya, "Mas emang tinggal bersama nggak ngapa-ngapain" dan si
masnya cuma ngekak, ya namanya ngomong sama anak SMA mana bisa jujur ye kan,
"Nggak kok cuma pegang-pegang doang, haha.. Pegang-pegang katanya. Saya
yang saat itu masih SMA berfikir, rasanya aneh banget tinggal bersama tapi
mereka tidak menikah, toh ketika masuk rumahnya kehidupan mereka ya layaknya
pasutri biasa, masak, bayar ini bayar itu, beberes, kan kayak buang waktu
banget nggak sih, kalau kehidupan sama aja kayak orang yang sudah menikah,
kenapa lebih milih dosa
Setelah ditanya-tanya kenapa orang memutuskan untuk living together daripada
menikah karena:
1. Tidak adanya keterikatan
yang artinya kalau mau come
and go ya nggak ada yang boleh marah, kan nggak ada keterikatan, jadi
si cowo atau cewenya ya bebas-bebas aja melanglang buana kemanapun. Ngeri
banget ih, habis ewita sama orang lain, trus pulang kerumah dan ewita lagi sama
pasangannya. Jijik nggak sih kayak binatang.
2. Males dan ribet berhubungan dengan
administrasi.
Jadi kalau menikah itu
pasti akan ada administrasinya kan dan orang-orang yang LT ini males mengurus
ini. Apalagi kalau misalnya nggak cocok dan memilih cerai, perceraian ini
tentunya menghabiskan banyak energi, tenaga, dan uang kalo misalnya Living together
kan, misalnya nggak cocok mereka tinggal udahan. Kayak kucing banget nggak sih,
kucing mah masih mending lucu, hewan lagi, lah kita ini manusia dikasih akal,
pikiran dan perasaan, kira-kira kalau nggak cocok terus pergi gitu aja, siapa
yang paling dirugikan? Kayak nggak punya perasaan banget T_T
3. Punya pengalaman
masa lalu yang buruk
Misal orangtuanya
pernah selingkuh, jadi dia merasa takut dikhianati, padahal kalau living
together pengkhianatan apa nggak punya celah lebih besar? Kan nggak ada ikatan,
pasangannya bisa menclok sana sini tanpa merasa bersalah, apakah itu bukan
pengkhianatan namanya? Atau dengan menikah takut di KDRT, loh yang tinggal
serumah itu memangnya patung? Orang yang menikah aja bisa di KDRT, nah
bagaimana dengan orang yang belum menikah, bisa jadi tanpa belas kasihan bisa saja
menghajar kita juga. Ada pula mereka yang LT ini hasil perceraian/absent
father. Kalo ditanya kenapa mereka males komit karena takut gagal kaya
orangtua mereka. Ada juga yang bilang karena emang mereka ga bisa monogamous
(alias bersama dalam jangka waktu yang panjang kira-kira begitu). Jadi ya
definisi kumpul kebo. Bisa ganti-ganti pasangan kalo bosen. Gitu terus sampe
modar. Yang jelas mereka anti menikah.
4. Drama mertua,
menantu, ipar
Banyak orang yang nggak
suka dengan kehadiran orang baru di keluarganya, apalagi ikut campur. Apakah
kalian tidak sadar, kita yang baru menikah itu juga orang baru yang tiba-tiba
hadir di sebuah keluarga. Kalau nggak cocok, ada ketersinggungan itu wajar banget
namanya beda kepala, beda suku, beda adat, dan itu ujian banget. Kadang mau
cerai karena sudah tidak ada lagi kecocokan misal karena hidup berasa berjuang
sendirian tapi dipaksa harus stay sebab suaminya nggak mau bercerai. Mau cari
pasangan lagi, secara legal masih jadi suami/istri orang. Dengan Living
Together memungkinkan orang tidak perlu merasa tidak enak kalau tiba-tiba harus
pergi dan memilih yang lain yang lebih nyaman.
Tapi banyak banget mudharat dari Living Together ini
1. Misalnya salah
satunya bosan, mereka akan pergi begitu saja. Bohong banget kalau salah satu
diantara keduanya nggak ada yang bucin, yang pacaran dan nggak tinggal bersama
aja bucinnya kayak apa tau nah apalagi yang tinggal bersama. Akan berasa sakit
banget ditinggal gitu aja, apalagi bagi perempuan yang sudah ewita alias
berhubungan intim, tentu saja akan meninggalkan jejak. Kalau cowo kan mau
berhubungan ama siapa aja juga nggak akan ada tandanya.
2. Misalnya ada anak tercipta dari hubungan keduanya, si anak nggak akan bisa
dapat hak waris (misalnya mereka muslim) si anak juga nggak ada jalur nasab,
bapak dari si anak juga tidak bisa menikahkan putrinya (misalnya yang lahir
perempuan). Kehidupan ini nggak akan muda terus, kamu akan beranjak tua, mau
sampai kapan kamu begini terus hey anak muda?
3. Bahaya ancaman
penyakit kelamin. Ya bayangin aja, kalau esek-esek tanpa ikatan pernikahan apa
tidak memungkinkan untuk terkena penyakit kelamin yang dibawa dari orang lain.
Orang-orang yang menganut living together hidupnya cenderung bebas dan menclok
sana sini, walaupun ada yang setia tapi seks tanpa pernikahan tentu saja
beresiko sangat tinggi, selain dosa zina tentunya
4. Dalam pernikahan ada
tanggung jawab. LT ini merugikan di keduanya. Kenapa spend time untuk
hal yang ga memberi rasa aman dan legal? Pernikahan meski kadang rumit tapi
melindungi keduanya dari fitnah. Dan secara hukum negara dan agama aman, kalau
misalnya kita di KDRT, kita bisa menuntut secara undang-undang, misal anak
kenapa-kenapa ada perlindungan anak. Kalau anak dr LT negara bingung, "Loh
ini anak siapa? Orangtuanya aja nggak ada secara hukum, bagaimana bisa mendapat
perlindungan" nggak juga bisa dititipin ke keluarga, sangat merugikan
banget pokoknya. Dan pastinya yang sangat-sangat dirugikan adalah perempuan.
Dia harus bertanggung jawab penuh terhadap anaknya. Iya kalo si laki-laki mau
berkorban. Lah kalo menganggap kita kayak kucing yang bisa ditinggal gitu aja
bagaimana? Tenang kok ada KB, kamu bisa berkata demikian, tapi kuasa Tuhan
siapa yang bisa menebak. Terus kalau bayinya lahir mau dikemanain? Masukin panti
asuhan, ih bikin beban sosial aja, atau dibuang? Hina banget kalian
membuang-buang anak, ketika masih banyak orang yang berjuang ratusan juta untuk
mendapatkan anak.
Ayolah nikah aja..
Udah mapan kok, udah
cukup umur juga kan? udah bisa bertanggung jawab kenapa kalian tidak menikah
saja daripada harus tinggal bersama. Kalau memang sudah sayang, toh nantinya
setelah menikah kan orang yang tinggal denganmu juga orang yang sama ketika
Living Together, masak iya langsung ganti kostum. Apa nggak cape begini terus
sampai tua? Ingat kita nggak selamanya muda, akan ada kehidupan setelah muda,
fase tua dan sangat tua, kalau kita terus ingin living together, akan ada fase
dimana kita akan sangat menyesal, menyesal karena sudah menghabiskan waktu yang
sia-sia bersama orang yang tidak halal, menyesal karena tidak ingin punya anak,
menyesal karena tidak punya keluarga sebab ketakutan-ketakutan kita terhadap
mertua, ipar dan saudara-saudara yang lain, living together adalah celah setan
untuk membuat diri ini merasa tidak percaya lagi pertolongan Tuhan. Bahwa misal
kita trauma, sebenarnya kita bisa usaha untuk menyembuhkanya dengan cara
berobat ke psikiater atau psikolog bukan dengan cara makin menumpuk masalah
dengan Living together. Bagiku living together hanya salah satu pelarian yang
tidak bertanggung jawab yang hanya akan memberikan efek negatif dalam jangka
waktu yang sangat panjang.
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)