Wednesday, 19 February 2025

Aneh Sih Takut Nikah Tapi Living Together

 



Udah baca blog aku yang ini kan? Hah.. Orang-orang Indonesia pada takut nikah? Kalo belum mending baca itu dulu biar nyambung baca tulisan ini. Kalau males baca aku simpulkan, jadi rata-rata orang Indonesia itu males nikah karena trauma liat pernikahan orang, pingin kesetaraan gender, sandwich generation, mahar tinggi, dll yang jelas baca aja dulu daripada penasaran dan biar nyambung ama tulisan yang ini.

Yang ajaibnya, orang-orang yang katanya takut nikah ini nggak disangka, ternyata ada yang menganut faham Living together lebih baik daripada menikah. Iya Living Together Bahasa kerennya alias tinggal bersama alias kumpul kebo. Aduh nggak enak banget ya nyebutnya wkwk.. Iya pada takut nikah tapi tinggal bersama. Kalau dipikir-pikir, living together kan tinggal bersama juga ya, mending nikah aja nggak sih lebih halal? kalian masuk nggak sih logika aku :D


Dulu.. Duluu sekali waktu aku jaman SMA, punya temen yang saudaranya LT (kita singkat saja ya dari Living Together, kalau mau nyebut kumpul kebo kan nggak enak juga bacanya) nah mereka ini sudah lama tinggal bersama, tapi ujung-ujungnya menikah juga, kalau dipikir-pikir kenapa juga nggak dari dulu nikah kan, padahal sudah sama-sama mapan. Dan bohong banget kalau ada rasa tapi nggak ngapa-ngapain, misal yang cowo bobok diluar gitu, pasti ada dong ketersinggungan untuk melakukan tindakan asusila. Lah wong temen aku ini kan nanya ya sama sepupunya, "Mas emang tinggal bersama nggak ngapa-ngapain" dan si masnya cuma ngekak, ya namanya ngomong sama anak SMA mana bisa jujur ye kan, "Nggak kok cuma pegang-pegang doang, haha.. Pegang-pegang katanya. Saya yang saat itu masih SMA berfikir, rasanya aneh banget tinggal bersama tapi mereka tidak menikah, toh ketika masuk rumahnya kehidupan mereka ya layaknya pasutri biasa, masak, bayar ini bayar itu, beberes, kan kayak buang waktu banget nggak sih, kalau kehidupan sama aja kayak orang yang sudah menikah, kenapa lebih milih dosa


Setelah ditanya-tanya kenapa orang memutuskan untuk living together daripada menikah karena:

1.      Tidak adanya keterikatan

yang artinya kalau mau come and go ya nggak ada yang boleh marah, kan nggak ada keterikatan,  jadi si cowo atau cewenya ya bebas-bebas aja melanglang buana kemanapun. Ngeri banget ih, habis ewita sama orang lain, trus pulang kerumah dan ewita lagi sama pasangannya. Jijik nggak sih kayak binatang.

2.      Males dan ribet berhubungan dengan administrasi.

Jadi kalau menikah itu pasti akan ada administrasinya kan dan orang-orang yang LT ini males mengurus ini. Apalagi kalau misalnya nggak cocok dan memilih cerai, perceraian ini tentunya menghabiskan banyak energi, tenaga, dan uang kalo misalnya Living together kan, misalnya nggak cocok mereka tinggal udahan. Kayak kucing banget nggak sih, kucing mah masih mending lucu, hewan lagi, lah kita ini manusia dikasih akal, pikiran dan perasaan, kira-kira kalau nggak cocok terus pergi gitu aja, siapa yang paling dirugikan? Kayak nggak punya perasaan banget T_T

 

3. Punya pengalaman masa lalu yang buruk

Misal orangtuanya pernah selingkuh, jadi dia merasa takut dikhianati,  padahal kalau living together pengkhianatan apa nggak punya celah lebih besar? Kan nggak ada ikatan, pasangannya bisa menclok sana sini tanpa merasa bersalah,  apakah itu bukan pengkhianatan namanya? Atau dengan menikah takut di KDRT, loh yang tinggal serumah itu memangnya patung? Orang yang menikah aja bisa di KDRT, nah bagaimana dengan orang yang belum menikah, bisa jadi tanpa belas kasihan bisa saja menghajar kita juga. Ada pula mereka yang LT ini hasil perceraian/absent father. Kalo ditanya kenapa mereka males komit karena takut gagal kaya orangtua mereka. Ada juga yang bilang karena emang mereka ga bisa monogamous (alias bersama dalam jangka waktu yang panjang kira-kira begitu). Jadi ya definisi kumpul kebo. Bisa ganti-ganti pasangan kalo bosen. Gitu terus sampe modar. Yang jelas mereka anti menikah.

 

4. Drama mertua, menantu, ipar

Banyak orang yang nggak suka dengan kehadiran orang baru di keluarganya, apalagi ikut campur. Apakah kalian tidak sadar, kita yang baru menikah itu juga orang baru yang tiba-tiba hadir di sebuah keluarga. Kalau nggak cocok, ada ketersinggungan itu wajar banget namanya beda kepala, beda suku, beda adat, dan itu ujian banget. Kadang mau cerai karena sudah tidak ada lagi kecocokan misal karena hidup berasa berjuang sendirian tapi dipaksa harus stay sebab suaminya nggak mau bercerai. Mau cari pasangan lagi, secara legal masih jadi suami/istri orang. Dengan Living Together memungkinkan orang tidak perlu merasa tidak enak kalau tiba-tiba harus pergi dan memilih yang lain yang lebih nyaman.



Tapi banyak banget mudharat dari Living Together ini

1. Misalnya salah satunya bosan, mereka akan pergi begitu saja. Bohong banget kalau salah satu diantara keduanya nggak ada yang bucin, yang pacaran dan nggak tinggal bersama aja bucinnya kayak apa tau nah apalagi yang tinggal bersama. Akan berasa sakit banget ditinggal gitu aja, apalagi bagi perempuan yang sudah ewita alias berhubungan intim, tentu saja akan meninggalkan jejak. Kalau cowo kan mau berhubungan ama siapa aja juga nggak akan ada tandanya.
2. Misalnya ada anak tercipta dari hubungan keduanya, si anak nggak akan bisa dapat hak waris (misalnya mereka muslim) si anak juga nggak ada jalur nasab, bapak dari si anak juga tidak bisa menikahkan putrinya (misalnya yang lahir perempuan). Kehidupan ini nggak akan muda terus, kamu akan beranjak tua, mau sampai kapan kamu begini terus hey anak muda?

3. Bahaya ancaman penyakit kelamin. Ya bayangin aja, kalau esek-esek tanpa ikatan pernikahan apa tidak memungkinkan untuk terkena penyakit kelamin yang dibawa dari orang lain. Orang-orang yang menganut living together hidupnya cenderung bebas dan menclok sana sini, walaupun ada yang setia tapi seks tanpa pernikahan tentu saja beresiko sangat tinggi, selain dosa zina tentunya

4. Dalam pernikahan ada tanggung jawab. LT ini merugikan di keduanya. Kenapa spend time untuk hal yang ga memberi rasa aman dan legal? Pernikahan meski kadang rumit tapi melindungi keduanya dari fitnah. Dan secara hukum negara dan agama aman, kalau misalnya kita di KDRT, kita bisa menuntut secara undang-undang, misal anak kenapa-kenapa ada perlindungan anak. Kalau anak dr LT negara bingung, "Loh ini anak siapa? Orangtuanya aja nggak ada secara hukum, bagaimana bisa mendapat perlindungan" nggak juga bisa dititipin ke keluarga, sangat merugikan banget pokoknya. Dan pastinya yang sangat-sangat dirugikan adalah perempuan. Dia harus bertanggung jawab penuh terhadap anaknya. Iya kalo si laki-laki mau berkorban. Lah kalo menganggap kita kayak kucing yang bisa ditinggal gitu aja bagaimana? Tenang kok ada KB, kamu bisa berkata demikian, tapi kuasa Tuhan siapa yang bisa menebak. Terus kalau bayinya lahir mau dikemanain? Masukin panti asuhan, ih bikin beban sosial aja, atau dibuang? Hina banget kalian membuang-buang anak, ketika masih banyak orang yang berjuang ratusan juta untuk mendapatkan anak.


Ayolah nikah aja..

Udah mapan kok, udah cukup umur juga kan? udah bisa bertanggung jawab kenapa kalian tidak menikah saja daripada harus tinggal bersama. Kalau memang sudah sayang, toh nantinya setelah menikah kan orang yang tinggal denganmu juga orang yang sama ketika Living Together, masak iya langsung ganti kostum. Apa nggak cape begini terus sampai tua? Ingat kita nggak selamanya muda, akan ada kehidupan setelah muda, fase tua dan sangat tua, kalau kita terus ingin living together, akan ada fase dimana kita akan sangat menyesal, menyesal karena sudah menghabiskan waktu yang sia-sia bersama orang yang tidak halal, menyesal karena tidak ingin punya anak, menyesal karena tidak punya keluarga sebab ketakutan-ketakutan kita terhadap mertua, ipar dan saudara-saudara yang lain, living together adalah celah setan untuk membuat diri ini merasa tidak percaya lagi pertolongan Tuhan. Bahwa misal kita trauma, sebenarnya kita bisa usaha untuk menyembuhkanya dengan cara berobat ke psikiater atau psikolog bukan dengan cara makin menumpuk masalah dengan Living together. Bagiku living together hanya salah satu pelarian yang tidak bertanggung jawab yang hanya akan memberikan efek negatif dalam jangka waktu yang sangat panjang.

 

Post a Comment

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)