Kalian inget nggak, kapan pertama kali media sosial nongol? Kalo seinget aku
pas tahun 2006, kayaknya tahun itu deh pertama kali muncul media sosial bernama
Friendster. Di jaman ini mulailah kita bisa cari orang-orang yang dulu
menghilang, temen TK, SD, SMP sampe SMA dan Friendster menjadi hype
dijamannya karena seseru itu, bisa dihias senorak mungkin, bales-balesan chat
sampai cari pacar wkwkwk.. Nah kemudian nongol Mig33 aplikasi chat di ponsel, Yahoo
Messenger, My space, Vine dll beberapa diantaranya aku pake, karena memang
aku orangnya suka nyari teman. Bahkan dari beberapa aplikasi itu akhirnya aku dapat
teman di media sosial sampai kemudian kopi darat dan bersahabat sampai sekarang.
Seseru itu berteman di media sosial pada saat itu.
Kemudian seiring berjalannya waktu muncullah banyak aplikasi sosial media
seperti Twitter, Facebook, Tinder, Instagram, Whats App dll, kalau
Twitter lebih banyak share cerita kehidupan, Facebook lebih banyak mencari
teman lama seperti halnya Friendster, Instagram lebih banyak sharing foto-foto,
kalau dulu sih IG lebih banyak diisi foto-foto pribadi sekarang isinya mulai
beragam, sudah bisa share video bahkan, intinya IG seperti jurnal kehidupan.
Nggak lama setelahnya nongol tiktok. Dan aku merasa, Tiktok ini bencana besar
media sosial. Dari awal munculnya saja, Tiktok sudah sangat meresahkan, karena
tiktok identik tentang user yang hanya joget-joget saja, nggak ada faedah sama
sekali isinya (maaf ya user Tiktok, walaupun nggak semua tapi sebagian isinya
seperti itu). Mungkin karena takut ditinggal penggunanya, Tiktok membuat sebuah
inovasi, yakni pemberian sistem reward untuk user yang kontennya paling
menarik, Tiktok mulai berubah haluan, isinya mulai beragam nggak melulu tentang
joget-joget nggak jelas, tapi tetap menurutku masih banyak konten yang tidak
menariknya sih :D
![]() |
udah ada korbannya, kamu mau kayak gini? |
Joget-joget di Tiktok mulai menurun belakangan ini, banyak tips menarik seputar review hotel, makanan, jalan-jalan, dll, tidak sedikit akun-akun dakwah bermunculan, tips ini itu yang bikin orang betah lama-lama scroll di beranda. Tapi, nggak sedikit kemudian pengguna Tiktok yang melakukan ide-ide ngawur biar kontennya dilirik banyak orang, mungkin karena mereka ingin mengejar target menjadi FYP (For your page) alias pertama kali dilihat orang biar bisa mendapatkan reward yang digadang-gadang tadi, konten-konten Tiktok mulai tidak memperhatikan norma, misal, konten mengumbar aib rumah tangga, menyakiti pasangan, mengumbar hubungan ranjang, dll bahkan nggak sedikit bermunculan konten-konten yang sifatnya validasi atau standarisasi bahkan mengejek-ejek agama orang juga ada dan konten yang melulu tentang istri ini yang sangat meresahkan.
Bagaimana tidak meresahkan?
Ada sebuah konten yang
menceritakan, perempuan jangan mau dijadikan pembantu, mesin pembuat anak, atau
pemuas nafsu sedangkan perasaannya tidak pernah diperhatikan. Kira-kira kalau
kita ada di posisi si perempuan yang saat itu beneran diperlakukan demikian
tercuci nggak otaknya? Ada lagi konten yang menceritakan, bahwa rumah tangga
ideal itu yang gaji suaminya 15juta, karena kebutuhan makin naik. Ada lagi yang
menceritakan, bahagianya dilamar dengan mahar tinggi, bahagianya punya rumah
tangga yang semuanya diperlakukan seperti ratu, senangnya boleh jajan apa saja
tanpa mikir duit bulanan. Yang semua konten-konten sampah ini akhirnya membuat
banyak perempuan-perempuan tercuci otaknya, kalau kehidupannya tidak demikian
tandanya tidak bahagia.
Tidak sedikit pula yang
mengumbar kemesraanya di media sosial, sehingga menganggap kalau pasangannya
tidak romantis artinya nggak sayang, padahal bahasa cinta pasangan itu
beda-beda bentuknya, nggak mesti semuanya harus dengan surprais atau
benda-benda mahal, belum lagi konten-konten independen women yang menyudutkan
laki-laki, baru-baru ini ada konten yang dibuat, kurang kebih isinya begini,
minimal perempuan itu harus dapat yang setara, atau lebih kalau mau bahagia dan
bisa memuaskan ego laki-laki, jadi kalau kamu S2, carilah pasangan yang S3,
kalau gajimu satu digit, carilah pasangan yang mampu meberi dua digit dan
diakhir kontennya dia menjelaskan, karena laki-laki yang terluka akan :
berselingkuh, melakukan kekerasan fisik, menghajar mentalmu, melakukan
kekerasan verbal. Lalu apabila ada adek-adek kita yang jomblo membaca ini,
bisa-bisa mindsetnya berubah, yang tadinya siap nikah jadi nggak kepingin nikah
karena belum dapat yang setara. Padahal syarat setara menurut Islam adalah dia
yang ngajinya baik, agamanya baik dan bertanggung jawab, bisa jadi karena
kemakan standar tiktok, ada laki-laki baik, shaleh, yang datang tapi dibawah
standarnya, siap-siap ditolak hanya karena dia lulusan SMA aja tapi si
perempuan S1, meresahkan tidak? Ya pasti meresahkan
Nggak hanya itu, kemudian bermunculan konten-konten nggak jelas bersifat
flexing seperti jalan-jalan keluar negri, makan makanan mewah, membeli barang
branded dan banyak hal yang akhirnya bikin banyak manusia nggak bersyukur ama
hidupnya, kayaknya uang bisa banget bikin kebahagiaan, padahal kan kebahagiaan
nggak hanya uang. Atau konten-konten fomo, misal ada yang lagi hype,
manusia-manusia Indonesia pengen banget jadi yang pertama nyoba biar bisa
dipamerin ke medsos, nggak ngertilah gunanya apa menjadi orang nomer satu bisa
pamer ke medsos. Seperti labubu, heran banget padahal boneka jelek gitu dan
sangat mahal bisa bikin orang ngantri berjam-jam buat dapetinnya, hanya gara-gara
tiktok byuh.. Coba liat lagi deh, dimana menariknya? Cuma gara-gara dipake
anggota blackpink lalu kalian tergila-gila, sungguh aneh. Ada lagi konten yang
sifatnya menghina, menghina fisik orang, menghina agama orang, menghina harta
orang, kedudukan, pasangan dan banyak lainnya, ini yang dijadikan candaan hanya
karena ingin dihujat orang, ramai orang bikin konten demikian. Aku nggak ngerti
bagusnya dimana konten kayak gini. Bisa-bisanya ada orang kepingin terkenal
lewatjalur hujatan.. T_T
Merusak mental orang lain
Kalian tau nggak sih
efek jangka panjang dari konten-konten sampah yang kalian bikin itu bisa
berefek pada orang lain? Misalnya konten yang menghina agama orang, nantinya
akan menimbulkan kesenjangan sosial beragama. Ada nih ya konten begini, tau
nggak lagu yang, "Saat kau ragu arah tuju, di situlah kau mulai terbawa
arus.. " ada cewe pakai hijab, kontennya begini "Coba-coba ah masuk
gereja" dengan pakai hijabnya dia, lalu triiing tiba-tiba dia beneran jadi
agama lain. Coba kalo jadi netizen apa komennya? Kan jadi perang agama. Lu
ngapain sih bikin konten kayak gini bocaaaah?? Lu klo mo murtad ya murtad aja,
itu urusan agama lo ngapain lo umbar-umbar, kan pikiran orang beda-beda ya kan?
Ada yang masa bodo ada yang beneran diseriusin, nah yang diseriusin ini bahaya
banget mereka jatuhnya jadi menghujat. Lu hebat banget bocahhh sudah bikin kita
jadi perang agama.. Padahal setelah ditelusuri ternyata emang mbaknya aja yang
kristen trus coba-coba bikin konten kayak gitu, maksudnya biar apa sih gitu ya?
Mau dia dikenal pun akhirnya terkenal lewat jalur hujatan.
Bahkan ada konten-konten lain yang bikin standar masing-masing yang sebetulnya
nggak perlu banget jadi kayak semacam perlu. Seperti misalnya, kalo bukan pake
Iphone adalah rakyat jelata, lalu kalo misalnya pake hape yang harganya diatas
Iphone tetap rakyat jelata? Ada lagi standar, bapak-bapak yang nggak mau
ambilin raport, ga mau gabung di grup sekolah anak adalah ciri Fatherless.. Deh
sungguh stress banget kalau buka Tiktok. Gara-gara keresahan konten-konten tiktok ini pun di beberapa negara sudah mulai memblokir aplikasi ini agar tidak bisa dipakai di negaranya. Nggak ngerti aku, kenapa di Indonesia masih aman-aman aja.
Untung aku nggak pernah punya akun
Tiktok. Saran aku kalian kalau mau waras uninstal aja itu tiktok ye.. sebenernya
masih banyak sih uneg-uneg soal aplikasi ini yang banyak mudharatnya disbanding
manfaatnya. Tapi ya sudahlah, semoga Allah memberikan hidayah penggunanya..
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)